“INTERESTING” begitu kira kira kata kata dari Alexandro Agag dan Alberto Longo, para pemimpin tertinggi di Formula-E yang juga legenda dunia balap Mobil listrik. Perasaan Anies Baswedan, sang Gubernur in Trainee mendadak seperti Salesman Junior yang baru mendapatkan Penjualan pertamanya. Memang dari sisi Perasaan tidak salah, tidak masalah sang Gubernur in trainee ini kemudian memamerkan kata kata ketertarikan para pemimpin Formula E di medsosnya dan gembar gembor bilang bahwa ini adalah klaim kesuksesan pertamanya, persis ketika Agen asuransi sukses menjual Polis pertamanya ke client atau penjual MLM menjual barang dagangannya pertama kali ke konsumennya. Itu perasaan natural, tetapi ketika itu diklaim sebagai kesuksesan ini yang membuat gagal paham dan berbahaya, karena ketertarikan belum tentu berarti orang membelinya.
Seperti tersurat dalam akun instagramnya, @aniesbaswedan pada hari minggu 14-7-2019 menuliskan sebuah post.
“”Alhamdulillah, berhasil! Jakarta akan menjadi salah satu tuan rumah balap mobil bergengsi Formula E di pertengahan tahun 2020,Di ujungnya kita bersepakat, Jakarta lebih dari layak dipilih menjadi tuan rumah,”
Ini ibarat ketika seorang calon klien untuk Polis asuransi atau konsumen sebuah produk consumer goods berkomentar
“Produk/Polis saudara/I ini sangat menarik karena memberikan ketertarikan bagi yang mendengar karena cukup memberikan banyak keuntungan. Mestinya ini menjadi produk yang sangat bagus”.
Apakah ini hal bagus? Ya bagus, ini prospek tetapi bukan sebuah kesuksesan suatu transaksi karena kesuksesan suatu transaksi ditentukan oleh suatu komitmen Bersama, jika dalam bisnis, ini biasanya ditandai dengan Kontrak MOU Kerjasama, Invoice Down Payment atau tanda jadi atau bisa juga dengan Sales/Service agreement dan sejenisnya.
Tetapi hal ini menjadi lucu ketika berita sudah diviralkan begitu massif, bahkan oleh beberapa stasiun TV, tetapi pihak penyelanggara sendiri menyatakan hal yang berbeda.
“Kami masih harus melakukan pertemuan lanjutan untuk menuntaskan rencana tersebut. Sebab itu kami belum bisa memberikan keputusan soal Formula E Jakarta,” ujar juru bicara Formula E.
Saat ini ada dua agenda kosong untuk pergelaran Formula E musim balap 2019/2020. Namun belum diputuskan kota yang bakal mengisi jadwal tersebut.
Jadwal pertama adalah 14 Desember 2019, dan inilah yang diincar Anies sebagai Formula E Jakarta. Namun yang meragukan adalah kesiapan Jakarta untuk menyiapkan infrastruktur balapan, mengingat waktu yang sangat mepet.
Kemungkinan besar slot 14 Desember 2019 akan menjadi milik Marrakech, Maroko. Kota ini jauh lebih siap dibandingkan Jakarta, karena sudah menjadi penyelenggara balap Formula E sejak musim balap 2016-2017.
Dari komentar diatas, tentu saja Pihak penyelenggara Formula E terlihat lebih memilih Marrakech, Maroko ketimbang Jakarta karena Maroko sudah siap lebih lama dari Jakarta. Jadi ini merupakan blunder paling besar, jika sampai Gubernur in Trainees membuat isu seolah olah Jakarta pasti sudah menjadi Tuan Rumah Formula E championship di tahun 2020, ini merupakan blunder paling menggelikan.
Hal yang paling bikin kepala penulis menjadi geleng geleng tidak keruan dan menahan tawa adalah ketika bahkan Media Massa berani menginformasikan Lokasi tempat Formula E yang mana pihak penyelenggara Formula E belum memutuskan apa apa.
Seperti dilansir Liputan6, Kadishub DKI Syafrin Liputo mengungkapkan, sudah ada dua usulan. Rencana pertama ialah di sekitaran kawasan Gambir dan Monas.
Dia menjelaskan, nantinya Pit Stop akan berada di Monas, di belakang Stasiun Gambir. Dari Monas, lintasan akan memasuki Jalan Ridwan Rais lalu berputar menuju Monumen Tugu Tani.
“Berputar di Tugu Tani, kembali masuk ke Ridwan Rais, kemudian belok kiri di Merdeka Selatan, kemudian berputar di Wisma Antara ya di ujung, berputar. Setelah itu kembali melintas di depan kedubes AS, ke kiri depannya gerbang monas, kemudian masuk lagi ke Ridwan Rais berputar seperti itu,” kata Syafrin seperti dilansir kanal Peristiwa Liputan6.com.
Sementara opsi kedua berada di bagian dalam Monas. Nantinya lintasan akan dimulai dari Silang Monas Tenggara- MI Ridwan Rais-Tugu Tani-MI Ridwan Rais-Merdeka Selatan-Wisma Antara-Berputar ke Kedubes AS-Monas-Ridwan Rais.
Adapun opsi lainnya untuk lintasan sirkuit di tengah kota ialah dari Silang Monas Selatan-belakang Gambir-Ridwan Rais-Merdeka Selatan-bundaran air mancur-Silang Monas Selatan.
Sampai berita ini diturunkan, Penulis masih bengong untuk berkomentar, rasanya ini lebih lucu lagi dari Rencana Kota Depok untuk membuat iringan lagu suara Pak Walikota Depok di setiap Lampu merah di Depok, apalagi mengingat sekarang saja, Pemprov DKI berantakan dalam mengatur Tanah Abang, bahkan di jalan Protokol di Ibukota masih saja sering macet, apalagi jika sampai ini acara berlangsung, jangan jangan bisnis di Jakarta berhenti mendadak hanya karena ego pak Gubernur memuaskan hasrat Libidonya untuk membuat acara ini sukses supaya dia terlihat punya prestasi, padahal lokasi dari ide gila dia saja sama sekali tidak mendukung.
Dan jangan lupa, ini masih belum pasti ya karena Pihak Penyelenggara saja speechless dan akhirnya berkomentar seperti berikut.
Kepastian Jakarta akan menjadi tuan rumah balap Formula E 2020 ternyata masih digodok oleh Federasi Otomotif Internasional (FIA) Formula E.
Juru bicara FIA Formula E mengatakan soal Jakarta akan menjadi tuan rumah balap internasional itu masih dalam pembahasan. Dikutip dari motorsport.com, juru bicara itu menyebut penyelenggara Formula E belum membuat keputusan apapun ihwal lokasi balap tahun depan.
“Kami dalam tahap diskusi tapi belum dapat membuat pengumuman apapun,” kata juru bicara FIA yang tak disebut namanya itu seperti dikutip motorsport.com.