• Beranda
  • Tentang IndoVoices
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Menjadi Penulis
  • Advertising
  • Hubungi Kami
Wednesday, 27 January 2021
  • Login
  • Register
Indovoices
  • Redaksi
    • Editorial
    • Analisis
    • Liputan Khusus
    • Event
      • Sumpah Pemuda
      • 100HariAniesSandi
  • Umum
  • Internasional
  • Politik
    • Kaleidoskop Pemerintahan Jokowi
    • Pilkada 2018
  • Ekonomi
  • Hukum
    • Kriminal
    • Laporan
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Anti Hoax
  • Lifestyle
    • Entertainment
      • Fiksi
      • Cerpen
      • Puisi
        • Humor
    • Kesehatan
    • Life & Love
    • Traveling
No Result
View All Result
  • Redaksi
    • Editorial
    • Analisis
    • Liputan Khusus
    • Event
      • Sumpah Pemuda
      • 100HariAniesSandi
  • Umum
  • Internasional
  • Politik
    • Kaleidoskop Pemerintahan Jokowi
    • Pilkada 2018
  • Ekonomi
  • Hukum
    • Kriminal
    • Laporan
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Anti Hoax
  • Lifestyle
    • Entertainment
      • Fiksi
      • Cerpen
      • Puisi
        • Humor
    • Kesehatan
    • Life & Love
    • Traveling
No Result
View All Result
Indovoices
No Result
View All Result
Home Analisis

Meskipun Kawanan Hyena Minum Dari Sumber Air Yang Sama, Tak Berarti Mereka Berteman

RobinbyRobin
09/09/2018
inAnalisis
Reading Time: 4min read
31 2
AA
2
Meskipun Kawanan Hyena Minum Dari Sumber Air Yang Sama, Tak Berarti Mereka Berteman
155
SHARES
325
VIEWS

Saya pernah menonton di salah satu channel televisi mengenai satwa liar yang hidup di alam bebas. Saat itu diceritakan kehidupan kawanan Hyena. Dikatakan bahwa Hyena itu adalah hewan yang pengecut, walaupun karnivora, mereka hanya berani mencuri makanan-makanan sisa yang ditinggalkan oleh satwa karnivora lainnya.

Namun mereka tidak ragu memburu hewan hidup lainnya bila tidak menemukan makanan sisa, tentu saja dengan keroyokan. Berbeda dengan hewan lain yang hidup dalam kelompok, hyena walaupun hidup berkelompok, ternyata sering berkelahi di antara sesama mereka sendiri.

Tidak beda jauhnya dengan kondisi perpolitikan saat ini, khususnya di Ibu Kota DKI Jakarta. Sepeninggal Sandiaga Uno, posisi wagub yang kosong tersebut menjadi rebutan antara PKS dan Gerindra.

Perselisihan antara Gerindra dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) soal jabatan wakil gubernur DKI bahkan makin meninggi. Kedua partai tersebut saling mengklaim berhak mendudukkan kadernya di kursi yang ditinggalkan Sandiaga Uno itu.

Ketua DPD DKI Jakarta Gerindra Muhammad Taufik pun merasa dipaksa dan diintimidasi untuk menandatangani surat kesepakatan. Isinya adalah dua nama dari PKS sebagai calon wakil gubernur. Surat kesepakatan itu disebut sebagai pengganti setelah PKS gagal dapat jabatan cawapres.

Pernyataan sepihak itu jelas membuat PKS geram. Direktur Pencapresan PKS Suhud Alyuddin menantang balik Taufik untuk membuktikan pernyataannya tersebut.

Melihat berbagai kekisruhan tersebut, hanya semakin memperlihatkan wujud asli Gerindra dan PKS yang sesungguhnya. Padahal kita tahu, dulunya saat ingin menjatuhkan Ahok, mereka sangat kompak menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Setelah tujuan tercapai, topeng kekompakan yang palsu itu pun perlahan tapi pasti mulai tersingkap.

Rasa haus akan kekuasaan tidak mampu disembunyikan berlama-lama. Cadar kepura-puraan dan kemunafikan pun tersingkap memperlihatkan nafsu iblis yang tersembunyi di baliknya.

Sama seperti kawanan Hyena yang kompak bekerja sama untuk menjatuhkan mangsanya. Setelah berhasil, saling terkam dan saling gigit untuk mendapatkan jatah makanan paling banyak pun terjadi diantara mereka.

Kehormatan dan harga diri sudah tidak dimiliki oleh partai-partai tersebut. Demi uang 500 miliar dalam kardus, prinsip pun dikorbankan. Itjima Ulama hanya menjadi dagelan yang dilempar ke tong sampah.

Apa jadinya bila bangsa dan negara ini dipercayakan kepada kelompok atau partai-partai seperti itu? Sedangkan kalau kita lihat, ada HTI di pihak mereka yang siap menunggangi setiap aksi politik yang dilakukan oleh partai-partai tersebut. Bahkan beberapa waktu yang lalu beredar video kesepakatan antara PKS dan HTI yang ingin mengubah sistem, mengganti Pancasila dan UUD 45, apabila berhasil menang di pilpres 2019 nanti.

Bila para parpol tersebut diibaratkan gerombolan Hyena, maka HTI itu adalah serigalanya, dia siap mengintai dan mencaplok manakala para hyena tersebut sudah lelah berkelahi dan cakar-cakaran sesama mereka sendiri.

Apakah akan kita biarkan itu semua terjadi? Terlalu besar harga yang kita pertaruhkan bila menjawab Iya. Mulai dari HTI yang bangkit dari kubur, karena organisasinya yang semula dibekukan kemudian dihidupkan kembali. Sudah menjadi rahasia umum bila para simpatisannya sudah menyusup ke berbagai instansi pendidikan dan pemerintahan. Mereka hanya menunggu waktu yang tepat sebelum mengambil alih kekuasaan dengan cara kekerasan disaat para elite politik semacam Gerindra, PAN, Demokrat dan PKS sibuk membagi-bagi kursi.

Belum lagi terhentinya berbagai pekerjaan, pembangunan dan infrastruktur yang digagas oleh Jokowi serta menjadi target pencoretan dari APBN dan terancam terbengkalai. Lagi-lagi DKI Jakarta dapat dijadikan contoh dalam kasus ini, dimana berbagai program yang sudah disusun Ahok, pembangunan rusun untuk kalangan bawah warga Jakarta dicoret dari anggaran.

Akhirnya siapa yang jadi korban? Ya warga Jakarta itu sendiri. Karena uang anggaran yang seharusnya bisa dipergunakan untuk masyarakat banyak, dialihkan untuk hal-hal tak bermanfaat seperti membentuk dan membiayai tim-tim yang tidak jelas hasil kerjanya.

Jadi bila ingin membayangkan apa jadinya Indonesia bila Jokowi kalah, lihat saja Jakarta, namun dengan skala yang jauh lebih besar dan jauh lebih buruk mencakup Sabang sampai Merauke, Miangas hingga Pulau Rote plus ancaman kelompok radikal HTI yang ingin mengganti Pancasila dan UUD 45.

Kerusakannya? Jangan ditanya, bisa berkali-kali lipat dari DKI Jakarta saat ini, apalagi kelompok radikal tersebut berniat mensuriahkan Indonesia. Perpecahan antar masyarakat sudah pasti terjadi.

Keputusan untuk mendukung Jokowi bukan lagi sekedar menginginkan Jokowi menyelesaikan pekerjaannya yang belum selesai, membela Jokowi bukan lagi hanya menginginkan Jokowi membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.

Memilih Jokowi karena hanya dirinya putra terbaik bangsa yang kita miliki saat ini, memperjuangkan Jokowi berarti menghindari negara kita jatuh dalam perpecahan dan kehancuran akibat ulah politikus busuk yang ditunggangi oleh kaum radikal brengsek bertopengkan agama semacam HTI.

Join Indovoices Telegram Group
Previous Post

Over Confidence Membuat Orang Lupa Diri

Next Post

PLTMH Resmi Beroperasi, Listrik Kini Terangi Masyarakat Sarolangun dan Merangin

Robin

Robin

Next Post
PLTMH Resmi Beroperasi, Listrik Kini Terangi Masyarakat Sarolangun dan Merangin

PLTMH Resmi Beroperasi, Listrik Kini Terangi Masyarakat Sarolangun dan Merangin

Dua Tahun Berjalan, Mahasiswa PSDKU Unpad Torehkan Sejumlah Prestasi

Dua Tahun Berjalan, Mahasiswa PSDKU Unpad Torehkan Sejumlah Prestasi

Comments 2

  1. Avatar Robin says:
    2 years ago

    Terima kasih Mas RJ..

    Reply
  2. Avatar Rohadi Sutisna says:
    2 years ago

    Analogi hyena pas banget.

    Ever Onward No Retreat. GOD Bless Om ROBIN

    Reply

Leave a ReplyCancel reply

Indovoices Apps

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Indovoices.com melalui email

Join 1,248 other subscribers

Stay Connected

  • 15.7k Fans
  • 100 Followers
  • 202 Followers
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Sintong Panjaitan Mencegah Prabowo

Sintong Panjaitan Mencegah Prabowo

15/02/2019
Bunga Lotus Dalam Kehidupan: MAKNA BUNGA LOTUS UNGU

Bunga Lotus Dalam Kehidupan: MAKNA BUNGA LOTUS UNGU

29/05/2018
Join Telegram group https://t.me/indovoicesdotcom

Join Telegram group https://t.me/indovoicesdotcom

15/12/2019
Teori Domino: Penyebaran Paham Komunis di Asia dan Perang Vietnam

Teori Domino: Penyebaran Paham Komunis di Asia dan Perang Vietnam

08/06/2019
Riwayat Singkat Empu Supo (Raden Joko Supo)

Riwayat Singkat Empu Supo (Raden Joko Supo)

05/09/2018
Mengenal Srikandi Asian Games 2018 Indonesia: Nabila Evandestiera

Mengenal Srikandi Asian Games 2018 Indonesia: Nabila Evandestiera

31/07/2018
Tanya Jawab: Terorisme Dan Bagaimana Kita Menyikapinya?

Tanya Jawab: Terorisme Dan Bagaimana Kita Menyikapinya?

14/05/2018
Inilah Tampang Pria Penyebab Kebakaran 18 Rumah di Jalan KH Ahmad Dahlan, Begini Pengakuannya

Inilah Tampang Pria Penyebab Kebakaran 18 Rumah di Jalan KH Ahmad Dahlan, Begini Pengakuannya

27/01/2021
dr Reisa: Jangan Tolak Pemakaman Jenazah Pasien COVID-19, Bisa Dipidana

Jubir Satgas Ajak Masyarakat Manfaatkan Kesempatan Divaksin

27/01/2021
KPK Tetap Proses Pengaduan Korupsi Sesuai Prosedur

Keterangan Saksi Diharap Bantu Bongkar Korupsi Bansos

27/01/2021
Kasus Rizieq Dihentikan, Benarkah Tidak Ada Unsur Pidana?

Polri Diminta Telusuri Motif Dana Asing ke FPI

27/01/2021
Menkes: Usahakan Tetap Tinggal di Rumah Selama Liburan

Dua Langkah Menkes Tekan Laju Penyebaran Pandemi

27/01/2021
Menlu Retno: G42 Sediakan 10 Juta Dosis Vaksin Corona untuk Indonesia

Sepanjang 2020, 692 ABK Alami Permasalahan di Kapal China

26/01/2021
Eks HTI Dilarang Ikut Pemilu, Ini Penjelasan Komisi II DPR

Eks HTI Dilarang Ikut Pemilu, Ini Penjelasan Komisi II DPR

26/01/2021

Tentang

IndoVoices adalah sebuah media opini yang memberi ruang kepada para penulis untuk menuangkan ide dan pemikiran, cerita dan pengalaman secara lebih mendalam dan sistematis.

Menjadi Penulis

Indovoices.com membuka kesempatan kepada siapapun dengan latar belakang apapun untuk bergabung menjadi kontributor. Indovoices memberikan kontribusi sebesar Rp 3/view.

Bagi yang ingin bergabung menulis, kirimkan contoh artikelnya ke email [email protected]

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi halaman berikut ini.

Kanal

  • 100HariAniesSandi
  • Analisis
  • Anti Hoax
  • Budaya
  • Cerpen
  • Editorial
  • Ekonomi
  • English
  • Entertainment
  • Event
  • Fiksi
  • Hukum
  • Humor
  • Inovasi & Teknologi
  • Internasional
  • Kaleidoskop Pemerintahan Jokowi
  • Kebangsaan
  • Kesehatan
  • Kriminal
  • Kuliner
  • Laporan
  • Life & Love
  • Lifestyle
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
  • Olahraga
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Photography/Infografis
  • Pilkada 2018
  • Politik
  • Puisi
  • Redaksi
  • Sastra
  • Sejarah
  • Sumpah Pemuda
  • Traveling
  • Umum
  • Beranda
  • Tentang IndoVoices
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Menjadi Penulis
  • Advertising
  • Hubungi Kami

© 2018 Indovoices.com

No Result
View All Result
  • Redaksi
    • Editorial
    • Analisis
    • Liputan Khusus
    • Event
      • Sumpah Pemuda
      • 100HariAniesSandi
  • Umum
  • Internasional
  • Politik
    • Kaleidoskop Pemerintahan Jokowi
    • Pilkada 2018
  • Ekonomi
  • Hukum
    • Kriminal
    • Laporan
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Anti Hoax
  • Lifestyle
    • Entertainment
      • Fiksi
      • Cerpen
      • Puisi
    • Kesehatan
    • Life & Love
    • Traveling
  • Login
  • Sign Up

© 2018 Indovoices.com

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In