Sisir Anggaran Pemprov DKI akhirnya direalisasikan juga sama Kader PSI di DPRD Jakarta – Saudara William Aditya Sarana. Thank you Bro, You’re the Man! Anggaran Lem Aibon dalam sekejap langsung dihapus.
DETIK langsung saja keluar berita “Anggaran Lem Aibon Rp 82 M yang disebut Salah Ketik hilang dari Web APBD DKI”. Ini adalah berita klarifikasi setelah Saudara William menemukan “Kelainan” data rencana pembelian Lem Aibon pada APBD DKI 2020 pada komponen BELANJA BARANG DAN JASA 5.2.2.01.01 pada item Lem Aibon Kg 37500 Orang x 12 bulan 184.000 jumlahnya Rp 82.800.000.000,-. Ini yang miris karena untuk apa membeli Lem Aibon segitu banyak ? Untuk jumlah sebanyak itu berarti satu Anak sekolah diberikan 2 Kaleng besar Lem Aibon kah? Apakah Gubernur DKI akan melakukan propaganda Ngelemisasi?
Ini yang miris, Jika di DKI Jakarta, Pemprov DKI merencanakan pembelian Lem Aibon besar besaran entah memang akan mengelem Bersama ataukah akal akalan untuk mengambil dana anggaran untuk “Korupsi berjamaah” tanpa ketahuan, Lem Aibon menjadi Faktor yang sedang difokuskan di Babel.
Kenapa? Karena satu dari 4 korban kecanduan Lem Aibon, AS bocah berusia 11 tahun, akan direhabilitasi di Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Rehabilitasi Sosial Dharma Wahyu Insani Babel atas izin orang tua AS. AS Bersama tiga rekannya diamankan Satpol PP dan Polsek Sungaiselan karena asyik ngelem, ternyata mereka sudah kecanduan menghisap Lem Aibon dua kaleng per hari.
Setelah habis Skandal Lem Aibon di anggaran APBD DKI dikuliti William, muncul lagi cacat baru dalam Anggaran APBD DKI 2020, yaitu Bolpen.
Anggaran Bolpen Rp 123 M lebih? Disepuh emas kah sampai harus semahal ini? Keanehan diperparah karena pada sisi Kolom SATUAN UNIT, disebutkan ada kebutuhan 98.322, 86 orang x 12 bulan untuk unit satuan Pcs. Angka decimal pada satuan unit? Really? Bahkan anak TK pun akan menganggap ini suatu lelucon paling Tolol jika ada angka decimal pada satuan bolpen bahkan terlalu goblok untuk dipergunakan dalam satuan Orang pun. Bolpen dan Orang adalah satuan FIXED, yang tidak mungkin ada penggunaan angka decimal.
Sekretaris Daerah Saefullah di Balai Kota DKI pernah menegaskan pada 24 Oktober 2019 yang lalu bahwa Sekda akan menyisir sejumlah anggaran yang bisa diefisiensi, seperti anggaran untuk membeli alat tulis kantor (ATK) hingga konsumsi rapat. Apakah Sekda Saefullah yang dulu era Ahok terkenal cukup tegas, sekarang mulai ketularan bicara manis? Hanya Wacana saja yang digelontorkan ke Warga dan Publik tapi hasil Nol besar. Jika PSI tidak jeli, mungkin sudah masuk ini barang ke APBD DKI 2020.
Nampaknya memang Warga harus jeli memperhatikan tingkah laku Penyamun di Balai Kota Pemprov DKI sekarang ini, Skandal Lem Aibon dan Bolpen harus menjadi catatan tersendiri untuk KPK era Pemimpin dan orang orang baru karena Orang orang lama dari KPK akan cenderung melindungi kelompok Gubernur Anies karena diduga satu gerbong. Mendagri baru Tito Karnavian harus benar benar menyisir anggaran yang sudah sangat transparan ngaconya di Pemprov DKI tentunya harus didukung dan dibantu juga oleh orang orang seperti Bro William ini di DPRD dan kita para Netizen dan pemerhati.
Kita melakukan ini bukan karena benci sama Gubernur Anies, tapi kita tidak mau membayar Pajak Daerah untuk diembat sama kelompok mereka, mengemplang Pajak yang dibayarkan Warga DKI Jakarta tetapi digunakan untuk hal tidak jelas atas nama anggaran yang tidak make sense seperti kasus Lem Aibon dan Bolpen ini.