Benar apa yang dikatakan pepatah, Surga ada dibawah kaki Ibu, bahkan bisa juga diekuivalenkan dengan Usia sebelum menjadi ibu atau Usia setelah menjadi Ibunya ibu. Jika kita memuliakan Wanita, maka Nasib akan memuliakan kita, tetapi sebaliknya, jika kita menjadikan wanita sebagai pelampiasan Nafsu Birahi Politisasi dan Pelecehan Politik, maka Nasib juga yang akan mempermainkan kita.
Adapun 3 Wanita Lintas Usia yang dijadikan “Soft Toys” Politik Paslon Nomor 02, mereka adalah Ratna Sarumpaet, Vincentia Tiffany dan Nenek Irah NTB.
Pertama, Kasus Ratna Sarumpaet, dalam kasus ini, Saksi mengatakan sebuah pernyataan mengejutkan. Nama Fadli dan Dahnil Anzar Simanjuntak disebut saat hakim bertanya ke saksi mengenai awal mula mengetahui munculnya kabar penganiayaan Ratna Sarumpaet. Saksi dari penyidik Polda Metro Jaya, Niko Purba, mengaku mengetahui berseliwerannya foto wajah Ratna Sarumpaet yang tampak seperti lebam dan bengkak. Niko juga mengaku membaca berita media online.Fadli menjelaskan dirinya memang menerima laporan soal penganiayaan itu dari Ratna secara langsung. Namun, lanjut Fadli, dirinya saat itu tidak mengetahui soal kebohongan Ratna. “Itu kan laporan dari seseorang ya, kita nggak tahu apakah laporan itu adalah kebohongan,” ujar Fadli. Entahlah apa namanya, tapi dengan disebutkan kedua nama itu dan dua duanya berasal dari Timses Paslon Nomor 02, itu sudah merupakan Badai Politik yang membuat Para pendukungnya semakin gila meneriakkan SOS.
Kedua, Dimana seperti yang dilansir oleh tempo.co (27/3/2019), Vincentia Tiffani, mahasiswi di Yogyakarta, mengaku bahwa pernyataannya tersebut bukan atas keinginannya sendiri. Melainkan karena memang diarahkan oleh panitia acara. “Saya diundang sebagai model, dan akhirnya dimintai tolong oleh panitia untuk bertanya bagaimana jika saya jadi istri kedua Bapak Sandiaga Uno.”Tiffani juga mengakui dalam video klarifikasinya bahwa kehadirannya dalam acara yang itu karena diudang salah satu pengusaha kecil dan menengah (UMKM) yang didukung oleh Sandiaga. Lanjut juga menyatakan bahwa beredarnya berita dan video soal permintaannya menjadi istri kedua Sandiaga, cukup mengganggu dan merugikannya. Sehingga akhirnya ia memberikan pernyataan klarifikasi tersebut pada hari ini (27/3/). Tapi oleh BPN Prabowo-Sandi, justru menyatakan bahwa ini bukanlah sandiwara. Tapi sebagai upaya proses kreatif dari tim panitia penyelenggara pada saat kampanye tersebut di Cengkir Heritage Resto and Coffee di Ngaglik, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu, 23 Maret 2019, pada saat acara dialog dan pameran produk Usaha Kecil dan Menengah. Dimana awalnya Vincentia Tiffani, 20 tahun, diberi kesempatan bertanya di sesi tanya jawab. Awalnya ia bertanya soal mengelola UKM jamu. Namun yang mengejutkan adalah pertanyaan kedua tentang bolehkah ia menjadi istri kedua Sandi? Tentu saja Klarifikasi Tiffany lebih bisa dipercaya bahwa semuanya hanya dibayar dan permintaan pihak EO yang membayar Tiffany untuk melakukan Sandiwara “Istri kedua Sandiaga Uno”, yang akhirnya terbongkar sendiri.
Ketiga, dimana seperti yang dilansir oleh merdeka.com (27/3/2019), bahwa si nenek Inaq tersebut menceritakan bagaimana kisahnya bertemu dengan Prabowo. Awalnya dia berangkat ke Lapangan Karang Pule untuk melihat kampanye Prabowo. Lalu berhasil naik ke panggung. Di situlah pertemuan dengan Prabowo diabadikan hingga viral di media sosial.
Tapi sontak pengakuannya kepada salah satu mungkin kerabatnya sang nenek, bernama Irpan, membuat vlog bagaimana ia mengatakan bahwa ia telah dibayar untuk melakukan aksinya tersebut sebanyak Rp.500 ribu rupiah. Akhirnya ia minta maaf sambil menangis atas video tersebut dan berharap supaya segera video tersebut dihapus. “sekarang saya minta mohon maaf jangan diperpanjang lagi, lebih baik, apa namanya itu, video itu dihapus, biar enggak jadi panjang. Kasihan saya nanti jadi bagaimana-bagaimana, saya takut dibilangnya,” sambil terisak.Kembali lagi menegaskan bahwa karena ia memang sering bercanda dengan sosok Irpan, sang tukang parkir tersebut, yang jelas menyatakan bahwa dirinya adalah pendukung 01, Jokowi-Maruf. Dimana Irpan sempat mau menggoda si nenek supaya milih Jokowi, Jawaban sang nenek bisa dibilang sudah mantap betul. Dengan menyebut, “Jokowi tidak ada apa-apanya,” lanjut beliau menjelaskan. Bahkan oleh BPN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, menyatakan bahwa meskipun itu, yakni pemberian uang sebesar Rp.500 ribu kepada si nenek, benar, tentu itu merupakan sebuah apresiasi yang pas bagi beliau. Karena memang kenekatannya untuk menembus barisan orang yang sedang ramai dan himpit-himpitan beliau bisa tembus. Tapi pertanyaannya jika sudah berdesak-desakan, apakah mungkin seorang nenek renta mau bersaing dan berdesak-desakan menembus barisan orang yang padat hanya supaya ketemu dengan Prabowo? Mungkinkah tanpa adanya bantuan atau arahan dari pihak BPN sendiri untuk bisa memberikan jalan yang lempang baginya?
Ketiga Srikandi yang membentuk sandiwara Pencitraan ini tentu saja menggerus Reputasi 02. Jadi jelas bahwa kubu 2 sengaja memanfaatkan ibu-ibu atau emak-emak, memanfaatkan sisi emosional mereka dengan cara membangkitkan amarahnya, menyulutnya terus menerus, dan pada akhirnya tanpa diminta sekalipun akan melakukan kampanye secara sukarela bahkan dengan cara-cara salah seperti membuat dan menyebarkan hoax, meski harus menanggung resiko meringkuk dipenjara. Sadar maupun tidak sadar, mereka sudah menjebol Elektabilitas dan Reputasi dari 02 yang notabene adalah pemodalnya sendiri, terlepas diakui atau tidak oleh Timsesnya. Seperti kata pepatah, Surga ada dibawah kaki ibu, jika kau memainkan surga untuk Nafsu birahi politikmu, maka Surga itu akan luluh lantah dan berubah jadi Neraka, yang mereka sekarang coba untuk hidari, tetapi nampaknya kejadian itu sudah lengket seperti Permen Karet, jadi walaupun sudah direkayasa agar dilupakan, Rakyat tetap terkenang 3 Figure wanita diatas.