• Beranda
  • Tentang IndoVoices
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Menjadi Penulis
  • Advertising
  • Hubungi Kami
Sunday, 5 February 2023
  • Login
  • Register
Indovoices
  • Redaksi
    • Editorial
    • Analisis
    • Liputan Khusus
    • Event
      • Sumpah Pemuda
      • 100HariAniesSandi
  • Umum
  • Internasional
  • Politik
    • Kaleidoskop Pemerintahan Jokowi
    • Pilkada 2018
  • Ekonomi
  • Hukum
    • Kriminal
    • Laporan
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Anti Hoax
  • Lifestyle
    • Entertainment
      • Fiksi
      • Cerpen
      • Puisi
        • Humor
    • Kesehatan
    • Life & Love
    • Traveling
    • Sex Education
No Result
View All Result
  • Redaksi
    • Editorial
    • Analisis
    • Liputan Khusus
    • Event
      • Sumpah Pemuda
      • 100HariAniesSandi
  • Umum
  • Internasional
  • Politik
    • Kaleidoskop Pemerintahan Jokowi
    • Pilkada 2018
  • Ekonomi
  • Hukum
    • Kriminal
    • Laporan
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Anti Hoax
  • Lifestyle
    • Entertainment
      • Fiksi
      • Cerpen
      • Puisi
        • Humor
    • Kesehatan
    • Life & Love
    • Traveling
    • Sex Education
No Result
View All Result
Indovoices
No Result
View All Result
Home Analisis

Sandiaga Uno yang Mempermalukan Emak-emak

kocakbykocak
September 12, 2018
inAnalisis, Anti Hoax, Politik
Reading Time: 4 mins read
23 2
AA
2
Sandiaga Uno yang Mempermalukan Emak-emak
58
SHARES
245
VIEWS

Sandiaga Uno sering menyebut emak-emak, tapi tujuannya untuk mempermalukan. Sandi kebiasaan, mengutip nama seorang emak, dari sana sini, tapi informasi yang diucapkan, tidak akurat, bahkan membuat malu.

Sebut saja Sandi mengutip seorang emak dengan menyebutkan kalau uang 100 ribu untuk belanjaan hanya dapat bawang dan cabe. Ucapan Sandi ini sama saja dengan mempermalukan kalangan emak se-Indonesia.

Emak-emak adalah kalangan yang sangat tahu belanjaan, bahkan harga satuannya. Saya sering ikut istri belajar baik ke warung dan ke pasar. Kalau lihat emak-emak nawar, rada “mengerikan”. Belanja yang sedikit-sedikit bisa ditawar dua ribu, seribu bahkan 500 pun dipertahankan.

Saya lihat ada kepuasan di kalangan emak-emak apabila berhasil menaklukkan pedagang dengan tawaran harganya. Ini soal prestasi dan prestise (kebanggaan).

Jadi Sandi, kalau hanya mau dapat bawang dan cabe, tak perlu dengan uang 100 ribu, dengan uang 1000 pun emak-emak akan dapat itu!

Soal uang 1000 dapat berapa butir bawang dan beberapa pucuk cabe itu soal lain, tapi pastilah bisa didapat. 100 ribu kalau cuma mau beli bawang dan cabe juga bisa, tapi ini bukan buat masak, mungkin buat luluran Sandi ?

Tengoklah, dengan segala tehnik dan strategi, bagaimana emak-emak mulai dari merayu dan menaklukkan pedagang, mulai berdebat hingga menyuguhkan argumentasi, yang khas emak-emak.

Emak-emak datang ke pedagang agak siang.

“Wah uda laku ya, pada habis nih dagangan, untung banyak nih,” kata emak-emak.

Si pedagang tidak ada pilihan akan jawab “Alhamdulillah Mak, rizki nih”

Tapi jawaban pedagang masuk perangkap, Emak-emak akan bilang.

“Ya uda deh, bawang cabe serebu aja, yang sisa-sisa, buat mepes, buat si bontot”.

Pedagang gak bisa ngeles. Kalau coba-coba dia ngeles, dengan kasih alasan.

“Wah cabe, bawang mulai mahal Mak, ini mulai musim hujan,”

Si Emak akan balas, “Mana ada hujan, di sini gak pernah hujan” —di sini dengan di tempat pertanian cabe dan bawang? Emak buru-buru koreksi argumen–“Aku liat di tv, di Jawa belum hujan tuh, banyak yang kekeringan, di Sumatera Kalimantan malah banyak kebakaran hutan, gara-gara hujan kagak turun-turun,”

Pedagang gak bisa ngeles. Mau ngeles lagi, Emak akan siap dengan jurus pamungkas: ancaman.

“Ya kalau serebu kagak bisa dapat bawang dan cabe, aku minta tetangga si Siti aja, lagian cuma serebu perak!”

Pedagang kalau sudah diginiin sama emak-emak ibarat petinju yang KO, sudah kena upper cut, kolornya melorot. Emak-emak menang TKO! Biasanya pedagang gak akan sampe ke babak ini, ini sama saja mengobarkan perang ke emak-emak langganannya. Bisa ditinggal pelanggar benar dia.

Inilah tehnik emak-emak menaklukan pedagang, mulai strategi merayu, berdebat hingga ancaman.

Dulu saya juga sering menemani emak saya belanja, dan diajari tehnik menawar dan menaklukkan pedagang.

Kata emak saya, kalau belanja di pasar yang kita gelap soal harganya harus membandingkan tiap kios untuk tahu patokan harga. Tidak bisa hanya ke satu kios terus beli. Cara ini memang makan waktu, dan bagi yang tidak tahu, sering ngeluh, “emak-emak belanjanya lama!” Padahal emak-emak sering “thawaf” di pasar hanya untuk membandingkan harga.

Kemudian, kata emak saya, kalau nawar jangan tanggung-tanggung, tawar sampe separoh harga. “Ya, emak saya memang “tega” kalau soal tawar harga” ? pasti pedagang akan nurunin harganya, kita naikin dikit-dikit, inilah proses tawar menawar, mulai dari tehnik merayu, sampai berdebat. Intinya sabar dan pelan-pelan naikin harga, kata Emak saya.

Jurus pamungkas dari emak saya, kalau sudah lama tawar menawar masih deadlock, “pura-pura pamit pergi” ? kalau pedagang memanggil, dia kena jebakan. Kalau tidak dipanggil lagi, cari di kios lain, inilah yang bikin emak-emak kalau belanja lama. Kalau sudah ke kios-kios lain tawar menawar ternyata harga di kios pertama tetap lebih murah, dengan modal senyum kita kembali lagi dan ambil barangnya. ?

Cerita di atas saya cuma mau kasi tahu, bagaimana emak-emak sangat detail dalam melihat barang dan harganya, 500 perak aja dipertahanin! Banyak pedagang yang menyerah, tidak mau lihat emak-emak marah sebagai langganannya dan ngeloyor pergi ke pedagang lain. Hati-hati ngadepin emak-emak.

Belum lagi selesai soal 100 ribu hanya dapat bawang dan cabe, kini Sandi bicara tempe yang setipis ATM. Emak-emak lagi yang dibawa-bawa. Astagaaaaaa!

Seirit-iritnya emak-emak gak akan tega mengiris tempe goreng setipis ATM! Kalau benar tempe setipis ATM sudah ada revolusi emak-emak!

Sebagai usul, Semoga Sandi mau “blusukan” ke pasar-pasar, benar-benar bertemu emak-emak, bukan nama emak-emak fiktif yang ia selalu bawa-bawa. Apakah Sandi masih menemani istrinya belanja? Apakah dia masih melihat wujud tempe sebelum digoreng? Melihat hamparan tempe di lapak-lapak pedagang. Atau dia sudah tinggal makan saja yang tersedia di meja.

Tapi begitulah Sandi, yang katanya mengutip emak-emak bukan menyampaikan aspirasi mereka, bukan membanggakan mereka bagaimana mengatur uang belanja, tapi malah mempermalukan dengan membuatnya bahan tertawaan.

Semoga Sandi, sadar akan hal ini.

Mohamad Guntur Romli.

#ThePowerOfEmakEmak

Previous Post

Kuliah Umum di Hankuk University, Presiden Jokowi Ceritakan Aksi Akrobatik di Asian Games 2018

Next Post

Mantan Maling Jadi Satpam Dan Kemiskinan Di Negeri Ini

kocak

kocak

Next Post
Mantan Maling Jadi Satpam Dan Kemiskinan Di Negeri Ini

Mantan Maling Jadi Satpam Dan Kemiskinan Di Negeri Ini

Kartu Kredit Pemerintah, Model Baru Pengelolaan Keuangan Negara

Kartu Kredit Pemerintah, Model Baru Pengelolaan Keuangan Negara

Comments 2

  1. Pingback: Info Hoax : Sandiaga Uno yang Mempermalukan Emak-emak – Indovoices - Sekolah Gempita
  2. Pingback: Info Hoax : Sandiaga Uno yang Mempermalukan Emak-emak - Sekolah Gempita

Leave a ReplyCancel reply

Indovoices Apps

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Indovoices.com melalui email

Join 1,250 other subscribers
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Patriot Bela Bangsa Kritik Keputusan Menteri Perdagangan Impor Kedelai 350 Ribu Ton

Patriot Bela Bangsa Kritik Keputusan Menteri Perdagangan Impor Kedelai 350 Ribu Ton

November 3, 2022

Selecting an International Partner

October 14, 2022

How to get a Latino Bride

October 10, 2022

The main advantages of Jointly Useful Relationships – Older Men Dating Sites For Searching for Younger Females

September 28, 2022

Keeping an Oriental Woman Happy

September 22, 2022

The way to get Foreign Women of all ages For Marital life Online

September 18, 2022

Discover Me a Sugardaddy Usa

September 12, 2022

Tentang

IndoVoices adalah sebuah media opini yang memberi ruang kepada para penulis untuk menuangkan ide dan pemikiran, cerita dan pengalaman secara lebih mendalam dan sistematis.

Menjadi Penulis

Indovoices.com membuka kesempatan kepada siapapun dengan latar belakang apapun untuk bergabung menjadi kontributor. Indovoices memberikan kontribusi sebesar Rp 3/view.

Bagi yang ingin bergabung menulis, kirimkan contoh artikelnya ke email [email protected]

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi halaman berikut ini.

Kanal

  • 100HariAniesSandi
  • Analisis
  • Anti Hoax
  • Budaya
  • Cerpen
  • Editorial
  • Ekonomi
  • English
  • Enterpeneurship
  • Entertainment
  • Event
  • Fiksi
  • Finansial
  • Hukum
  • Humor
  • Inovasi & Teknologi
  • Internasional
  • Kaleidoskop Pemerintahan Jokowi
  • Kebangsaan
  • Kesehatan
  • Kriminal
  • Kuliner
  • Laporan
  • Life & Love
  • Lifestyle
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
  • Marketing
  • Olahraga
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Photography/Infografis
  • Pilkada 2018
  • Politik
  • Puisi
  • Redaksi
  • Sastra
  • Sejarah
  • Startup
  • Sumpah Pemuda
  • Traveling
  • UKM
  • Umum
  • Video
  • Beranda
  • Tentang IndoVoices
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Menjadi Penulis
  • Advertising
  • Hubungi Kami

© 2018 Indovoices.com

No Result
View All Result
  • Redaksi
    • Editorial
    • Analisis
    • Liputan Khusus
    • Event
      • Sumpah Pemuda
      • 100HariAniesSandi
  • Umum
  • Internasional
  • Politik
    • Kaleidoskop Pemerintahan Jokowi
    • Pilkada 2018
  • Ekonomi
  • Hukum
    • Kriminal
    • Laporan
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Anti Hoax
  • Lifestyle
    • Entertainment
      • Fiksi
      • Cerpen
      • Puisi
    • Kesehatan
    • Life & Love
    • Traveling
    • Sex Education
  • Login
  • Sign Up
  • Cart

© 2018 Indovoices.com

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?