Selamat kepada gubernur Anies yang sudah membuat Hotel Alexis menjadi ilegal, karena salah satu persyaratan perijinannya tidak diperpanjang oleh PTSP DKI. Akhirnya ijin TDUP hotel alexis tidak diperpanjang oleh pemprov DKI. Sekali lagi selamat kepada warga DKI karena gubernur terpilih telah memenuhi satu janji kampanye, bahkan oleh Sandi dianggap pecah telur. Semoga keberhasilan ini tidak menjadi awal kegagalan Anies Sandi di ruang meja hijau
Wah, ternyata kita salah topik, culun nya Sandi kalau tidak mau disebut gagal paham tentang KHL yang akan menjadi bahasan opini kita kali ini
Seperti yang Sandi kemukan : (terpaksa di copas, supaya tidak salah interpretasi)
https://news.detik.com/berita/d-3706233/sandi-sebut-hasil-survei-khl-2017-di-bawah-um
“Saya nggak bicara nilai di sini. Tapi KHLnya ada di bawah ekspektasi semua pihak,” kata Sandi di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (30/10/2017).
Menurut hasil survei, Sandi menyebut, KHL saat ini berada di bawah UMP tahun 2017. Hal itu menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi di Jakarta tengah melemah.
“Gini aja, KHL-nya ada di bawah nilai UMP tahun lalu atau tahun ini ya. Tahun ini. Jadi ini suatu hal yang menunjukkan bahwa, pertama apa yang terjadi di lapangan menunjukkan kegiatan ekonomi yang melandai,” tutur Sandi.
Sandi mengungkapkan, hasil survei tersebut cukup mengejutkannya. Ia mengaku, selama ini belum pernah terjadi hasil survei KHL berada di bawah UMP.
“Ini suatu hal yang cukup mengejutkan kita juga. Karena ternyata hasil survei KHL itu ada di bawah ekspektasi kita. Ini menunjukkan adanya penurunan daya beli yang luar biasa di masyarakat yang menurut kami sebuah refleksi bahwa ekonomi sekarang berada dalam status yang mungkin softening agak melemah. Karena belum pernah terjadi dalam sejarah bahwa ekspektasi yang di atas, sementara hasil survei di bawah,” tutur Sandi.
Saya tak habis pikir seorang, master business jebolan Universitas top katanya, tidak paham KHL dan UMP yang begitu sederhana, perhatikan ucapan Sandi, diatas.
pertama, “KHL ada dibawah nilai UMP tahun lalu atau tahun ini ya”. Barangkali Sandi ingin mengatakan hasil survey KHL tahun ini dibawah tahun yang sudah sudah? sehingga menurut logika Sandi KHL yang tidak meningkat, adalah suatu kegagalan. Sungguh suatu pemahaman yang naif dari seorang master dibidang keuangan, kalau tidak mau disebut kebodohan. Kalau survey KHL tidak meningkat itu benar adanya , selayaknya Sandi bersyukur, karena dengan pendapatan yang sama saja, masyarakat akan dapat hidup dengan layak , apalagi dengan kenaikan pendapatan berikutnya akan menjadi saving. meningkatnya saving berarti kesejahtraan masyarakat akan lebih baik, karena saving akan berujung pada investasi yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
kedua, “KHL dibawah nilai UMP tahun lalu, menunjukkan kegiatan ekonomi yang melandai”, ini sungguh kesalahan berpikir yang fatal, alias asbun. Bagaimana korelasinya suatu KHL {yang pasti akan selalu dibawah angka UMP; karena UMP adalah KHL x (pertumbuhan ekonomi nasional +inflasi nasional)}. Bagaimana cara menjelaskan korelasi KHL yang tidak naik atau stabil, disebabkan ekonomi yang melandai? kesimpulan yang ngawur. Justru harus disyukuri kalau KHL tidak naik, bearti pemerintah berhasil menstabilkan harga harga yang menjadi komponen dalam survey KHL.
ketiga, Sandi gagal memahami apa itu KHL!! Apa yang sandi maksud KHL dibawah ekspektasi semua pihak?? Apakah yang dimaksud Sandi makin tinggi suatu KHL makin bagus untuk masyarakat? Sungguh gagal paham yang luar biasa, kebodohan macam apa pula ini? Karena kenaikan KHL ( basic living cost) pastilah akan mengurangi tingkat kesejahtraan masyarakat, apalagi kalau tidak diikuti dengan peningkatan pendapatan yang equivalen. Seharusnya Sandi bersyukur semakin stabil suatu angka KHL dari tahun ke tahun berarti ada suatu ketahanan ekonomi dalam masyarakat. Apakah kestabilan ini datang dengan sendirinya? Tentu tidak!! Karena semua itu tidak lepas dari upaya Ahok yang mati2an menstabilisasi harga2 yang tergolong dalam komponen dasar KHL, disitulah kepahlawanan Ahok yang berusaha menjaga KHL agar UMP jakarta tidak melejit tinggi. Bagi Ahok lebih baik pendapatan kecil, tetapi masyarakat masih bisa saving, daripada pendapatan besar tapi pada akhirnya habis oleh expense. Disitulah kita lihat kenegarawan Ahok, walau dia action untuk Jakarta, tetapi Indonesia lah yang ada di benak dia.
keempat, “Ini menunjukkan adanya penurunan daya beli yang luar biasa di masyarakat yang menurut kami sebuah refleksi bahwa ekonomi sekarang berada dalam status yang mungkin softening agak melemah” tutur Sandi. Sandi barangkali ingin mengatakan kepemimpinan tahun terakhir era Ahok djarot, atau lebih luas lagi era Jokowi gagal, daya beli menurun, ekonomi melambat. Sandi berusaha mencari perhatian publik dengan memblame penurunan daya beli yang menyebabkan ekonomi melambat dikarenakan KHL yang tidak meningkat? Gagal paham yang sungguh luar biasa!!
Sandi, kali ini anda keterlaluan culun nya atau anda punya agenda lain dalam perpolitikan nasional? Sungguh anda lugu binti culas!! Rasanya tidak mungkin anda tidak memahami konsep KHL yang sederhana ini dikaitkan dengan UMP, terkecuali anda punya maksud maksud tertentu, menggoreng isu KHL dan UMP untuk menyenangkan konstituen anda. Beda sekali dengan Ahok berusaha mati matian menstabilkan harga dengan harapan KHL tetap stabil, sehingga setiap kali kenaikkan UMP merupakan bonus yang bisa dijadikan saving, sementara anda berusaha menggoreng isu KHL yang stabil lah yang menjadi penyebab tertahannya laju kenaikkan UMP untuk kepentingan dan maksud tertentu??
Ingatlah Sandi dampak dari UMP jakarta akan menjadi barometer kota kota lain secara nasional, kesalahan sekecil apapun yang anda buat di jakarta akan berakibat secara nasional. Atau ini juga bagian dari Gusti ora sare?. Tuhan Yang Maha Esa sedang menelanjangi siapa anda sebenarnya, dan seberapa culun nya seorang Sandi yang katanya number uno itu?? Semoga Indonesia baru yang kita cita2kan bersama tidak dirusak oleh ulah mu yang culun Sandi.
Sandi jangan rusak mimpi betterthangood (indonesia) kami!!