Indovoices.com –Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut pembiayaan utang pada 2021 turun sebesar Rp30 triliun atau menjadi Rp1.614 triliun dibandingkan tahun ini.
Pembiayaan utang tersebut akan dilakukan melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) baik domestik maupun global. Untuk SBN domestik bakal mengutamakan mekanisme pasar dengan memperhatikan kemampuan penyerapan (absorbsi).
“Dengan defisit ini berarti total target per dua minggu yang kita tetapkan jadi relatif besar. Walau dibandingkan tahun ini tidak banyak berbeda,” katanya dalam rapat dengan Komisi XI DPR di Jakarta.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) tetap bisa berpartisipasi dalam setiap penerbitan SBN oleh pemerintah. Ini dilakukan baik melalui private placement ataupun green shoe option apabila tidak terserap oleh pasar.
“Pembiayaan utang dalam valas selalu oportunistik dalam melihat market. Beberapa tren terakhir suku bunga cukup rendah di pasar internasional, namun kami tetap menjaga komposisi dari utang valas versus rupiah supaya kita tetap bisa jaga risiko dari excess rate,” ungkapnya.
Di sisi lain, penerbitan SBN valas juga akan dilakukan dengan memperhatikan kondisi pasar dunia. Termasuk penarikan dana dengan bunga yang relatif murah.
“Kalau seandainya favorable, sentimen bagus dan kita rating relatif tidak turun, kita akan bisa mendapatkan sumber pembiayaan yang relatif murah dan ini juga bisa menghilangkan potensi tekanan crowding out kalau kami terbitkan SBN rupiah yang terlalu besar di domestik,” pungkasnya. (msn)