Tidak ada manusia bisa berubah hanya dalam hitungan hari atau sekejap. Manusia dibentuk karakternya dalam waktu yang lama dan biasanya susah diubah jika sudah memasuki usia 40 tahun ke atas. Karena itulah tidak pernah ada kepemimpinan yang bisa diharapkan berubah dari seorang yang berusia 40 tahun ke atas kalau dari dasarnya sudah begitu.
Itulah mengapa tidak akan pernah ada seorang pemimpin yang benar-benar bisa tampil bersih dan berintegritas kalau memang dari awal kemunculannya tidak tampil bersih dan berintegritas. Dan tidak ada juga namanya seorang pemimpin besar yang dilahirkan, tetapi yang dibentuk dalam kehidupan.
Karena itu menjadi sangat aneh kalau ada seorang yang berubah-ubah prinsip hidup dan pendapatnya bisa menjadi seorang yang bisa dipegang kata-katanya. Dan tidak mungkin juga ada seorang yang kerjaannya tipu menipu langsung bisa dipercaya dalam setiap perkataannya.
Hal yang bodoh dan terlalu muluk-muluk menurut saya yang dilakukan oleh warga Jakarta ketika memilih seorang pemimpin yang punya rekam jejak buruk tetapi berharap dia akan memimpin dengan memegang janji-janjinya. Dan pada akhirnya semua kini tinggal menerima nasib karena percaya kepada orang yang tidak bisa dipercaya.
Gubernur Anies jelas adalah orang yang tidak bisa dipegang kata-katanya. Kemarin ada di kubu satu, lalu ada di kubu yang lain. Pakar mempermainkan kata-kata adalah gelarnya Gubernur Anies. Keahliannya ini sudah saya amati sejak tampil di konvensi partai demokrat menjadi capres. Dan saya termasuk orang yang tidak terkejut dengan apa yang terjadi di Jakarta saat ini, dan di Kemendiknas saat dia pimpin.
Sandiaga lebih parah lagi. Namanya ada di Panama Papers, lalu ikut tax amnesty. Kita langsung saja percaya dengan perkataannya. Siapa tidak kenal permaianan Sandiaga di dunia bisnis dan juga dunia per-Alexis-an. Kata sumber Indovoices, Sandiaga ini adalah seorang pemuda nakal. Benar tidaknya, biarlah Sandiaga yang merenunginya. Hehehe..
Kini, semua kena batunya memilih pemimpin yang tidak bisa dipercaya. Buruh yang sudah melakukan kajian selama 3 bulan dan sudah disepakati bersama merasakan sakitnya dikhianati. Mereka yang dengan percaya diri akan mendapatkan UMP 3,9 juta harus makan janji palsu dan kini harus meradang karena merasa tertipu.
Padahal awalnya mereka percaya bahwa pasangan ini akan meresmikan UMP sesuai kesepakatan dan akan berpihak kepada buruh. Mungkin buruh ini lupa kalau Sandiaga adalah seorang pengusaha dan tidak akan mengubah apapun walau dia menjadi seorang Wakil Gubernur. Sandiaga tetaplah sahabatan dengan para pengusaha, bukan para buruh.
Buruh wajar kesal karena sebenarnya mereka sudah begitu yakin dengan kajian yang dilakukan. Padahal, apapun kajiannya, tetap saja yang terpenting adalah kepentingan dan keberpihakan. Itulah mengapa kajian yang dilakukan tidak berguna, yang ada malah buruh yang kena “kajian (kacian) deh loe” kena tipu. Buruh pun kecewa dan merasa dirinya hanya jadi komoditas politik.
Itu baru buruh, bagaimana dengan warga lain?? Berharap dapat rumah tapak, malah dapat rumah lapis?? Bagaimana tidak sakit. Masih enak rumah susun, jelas susunannya. Lah ini, lapisannya tidak jelas. Katanya sih disesuaikan dengan luasan rumah sebelum dibongkar. Terbayang bagaimana jadinya lapisan-lapisan tersebut?? Daripada bingung membayangkannya, tertawa sajalah. Hehehe..
Kini, pasangan ini akan terus melakukan kajian-kajian setiap ditanya bagaimana menyelesaikan problem yang terjadi di Jakarta. Kalau ditanya benarkah dikaji?? Saya sangat meragukannya. Kalau pun benar-benar dikaji. pada akhirnya tetap juga yang ada adalah kepentingan dan keberpihakan. Lihat saja contohnya Tanah Abanag. Kajiannya malah menyalahkan para pejalan kaki.
Lah, trotoar dibuat untuk pejalan kaki, lalu digunakan pejalan kaki, eh pejalan kakinya yang kena marah karena menjadi penyebab kesemrawutan Tanah Abang. PKL malah dibenarkan ada di atas trotoar. Itu kajian atau kajian deh loe pejalan kaki?? Ini mah namanya sudah tidak rebes lagi. Belepotan dah..
Buruh sudah kecewa. pejalan kaki juga sudah jadi tersangka kesemrawutan Tanah Abang. Bentar lagi patung tani pun diminta turunkan senjatanya dan serahkan kepada pihak kepolisian. Hahahaha.. Memang benar-benar pemimpin aneh bin nyata. Lalu siapa dan apalagi kekecewaan yang akan terjadi?? Tunggu saja.
Kami sendiri Indovoices sudah membuat lomba terkait #100harikepemimpinanAniesSandi untuk terus mengawal perubahan Jakarta dan akan membuat sebuah buku. Mudah-mudahan nanti akan menjadi buku yang serius dan bukan buku penuh lelucon “kepala negara” now. Siap-siaplah untuk membelinya yah, karena nanti akan dipakai untuk operasional IV. Maklum IV tidak punya modal besar dan hanya mampu pakai WordPress yang modalnya kecil.
Jadi, siap-siap kecewa dan tertawa.
Salam IV.