Kepemimpinan pertama-tama adalah tentang sikap, baru kemudian tentang keterampilan. Oleh karena itu, dasar dari kepemimpinan adalah kualitas individu, seperti : integritas, kejujuran, kerendahan hati, keberanian, komitmen, ketulusan, kearifan, kepekaan, rasa percaya diri, dan lain-lain. Dengan demikian, tidak heran kalau banyak orang akan lebih menghargai pemimpin yang bisa dipercaya daripada keahlian yang mereka miliki.
Kepemimpinan bukanlah menunjukkan kepada kita “cara menyuruh orang” atau “cara memerintah mereka dengan ancaman dan janji”, melainkan tentang cara memandang orang, lingkungan, dan keadaan. Dwigth Eisenhower, sebagaimana di kutip oleh Dale Carnegie dalam bukunya Leadership Mastery, mengatakan: “Anda tidak bisa memimpin rakyat dengan memukuli mereka. Itu namanya penyerangan, bukan kepemimpinan. Saya lebih suka membujuk (dalam arti positif) seseorang untuk memberi dukungan, karena begitu dia mengambil keputusan, dia takkan berubah pikiran. Jika saya membuatnya takut, dia tetap akan mendukung selama ia masih merasa ketakutan”.
Dengan perjalanan dan problematikan demokrasi Jakarta saat memilih pemimpinnya, kini saatnya untuk mengerjakan amanah yang telah diberikan masyarakat. Setiap pemimpin yang terpilih adalah pemimpin yang telah diamanahkan rakyat untuk mencapai harapan-harapan perubahan di kota Jakarta. Mengawal dan melihat kinerja dalam 100 hari kerja merupakan hak masyarakat Jakarta.
Masyarakat berharap adanya perubahan dan kemajuan sebagai kota teladan di Indoensia. Dari kedua pemimpin sebelumnya Jokowi dan Ahok telah membawa kota Jakarta sebagai kota yang bersih, ramah dan kota yang indah serta bebas dari korupsi. Membuat kota Jakarta menjadi kota yang layak huni dan peningkatan pembangunan manusia. Harapan besar kepada pemimpin baru juga demikian.
Masyarakat menantikan janji-janji yang telah dinyatakan dan jangan sesekali menghianati rakyat. Masyarakat butuh bukti bukan janji. Masyarakat sudah bosan dengan janji manis, rindu dengan bukti nyata. Masyarakat Jakarta telah mengalami banyak penderitaan, masyarakat Jakarta ingin keluar dari penderitaan dan ingin menjadi kota yang bahagia.
Beberapa janji politik telah diberikan dan dinyatakan harapannya, janji itu di penuhi, kalau janji itu di penuhi maka masyarakat akan suka dan setia kepada pemimpinnya. Jikalau tidak di penuhi, maka akan timbul kekecewaan dan pemberontakan.
Kita yakin dengan pengalaman dan ilmu yang dimiliki Gubernur dan wakil gubernur yang terpilih bisa melakukannya. Gubernur dan wakil gubernur memiliki kapasitas dan kredibilitas dalam memimpin kota Jakarta. Masyarakat Jakarta ingin perubahan besar terjadi di Jakarta, dengan ekspektasi harapan yang besar kepada pemimpin baru sebagai kota “Oke Oce”.
Melihat program-program Anies-Sandi mengingatkan saya kepada jargon teman-teman waktu mahasiswa “Sotanggung” artinya omongan besar dan janji yang besar. Dengan demikian perlu pembuktian kepada masyarakat agar masyarakat percaya dengan konsep dan program yang telah di janjikan.
Saya menyadari bahwa, tulisan ini akan mendapatkan banyak cibiran dan komentar mengenai kepemimpinan Anies-Sandi, karena merasa bahwa tulisan ini tidak fair, tetapi perlu disadari bahwa masyarakat berhak mengawal seluruh program yang akan dikerjakan oleh Anies- Sandi. Masyarakat perlu tahu apa yang dikerjakan oleh pemimpinnya karena mengeluarkan pendapat diatur dalam undang-undang.
Anies-Sandi akan selalu dibandingkan dengan Ahok. Meski kadang tidak fair, tapi itu hak warga yang memang merasakan perbedaannya. Pilihan Anies-Sandi Cuma satu: menjadi lebih baik dari pendahulunya. Jangan sampai hanya om do (omongan doang) jangan sampai yang simpatik kepada Anies- Sandi merasa gelisah dan kecewa.
Jangan sampai karena pihak-pihak yang berkepentingan dan para mafia demokrasi pemimpin Jakarta lari dari amanah yang diberikan masyarakat. Jangan sampai kota Jakarta masuk ke lobang masalah yang sama. Apa yang telah baik dilakukan oleh pemimpin sebelumnya ditingkatkan dan segala perencanaan yang akan dilakukan, biarlah itu semata-mata untuk kesejahteraan masyarakat.
Kepada Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih, amanah rakyat lima tahun ke depan ada di pundakmu. Rakyat ingin Jakarta menjadi kota yang aman, bersih, dan menjadi kota yang ramah. Memimpin Kota Jakarta bukan sekedar janji manis berbalut kesalehan tetapi pembuktian janji menjadi yang utama. Bekerja dengan sungguh-sungguh dan menepati janji.
Pemimpin yang bijkasana adalah pemimpin yang mengerti apa yang dikerjakannya, berkarakter baik, memahami keluhan dan jeritan rakyatnya serta melayani seluruh rakyatnya. Pemimpin yang baik menjadi teladan dan tidak mencuri uang rakyat. Pemimpin Jakarta bukan sekedar mengenal konsep pembangunan tetapi realisasi dari konsep pembangunan Jakarta harus di realisasikan dengan benar dan tepat.
Jakarta telah lama merindukan pemimpin yang bisa mengatasi masalah Jakarta. Semoga pemimpin yang baru akan membuktikan janji dan konsep pembangunan Jakarta lima tahun ke depan. Menjadi lebih baik dari Ahok, menjadi pilihan dari Anies-Sandi agar kepercayaan masyarakat bisa diyakinkan.