Kalau orang otaknya benar dan wataknya waras, sebenarnya ketika orang yang sudah sepuh dan termasuk dalam kalangan orang bijak menegur, maka sudah sepetutnya kita turut. Tetapi dasar otaknya tidak benar dan wataknya tidak waras, maka kalimat bijak dan teguran keras dari orang sepuh malah dianggap penghinaan dan pencemaran nama baik.
Itulah yang terjadi saat Eggy melakukan pelaporan pencemaran nama baik kepada Franz Magnis-Suseno, seorang Romo yang mendapat penghargaan Bintang Mahaputra Utama dari Presiden Joko Widodo. Penghargaan itu merupakan bentuk pengakuan pemerintah atas kontribusi Romo Magnis di bidang kebudayaan.
Eggy sebenarnya sudah salah langkah melaporkan Romo Magnis. Bukan apa-apa, Romo Magnis ini sudah dianggap sepuh di kalangan kaum intelektual, filsafat, dan juga budayawan. Orang sudah menganggap Romo Magnis salah satu orang bijak yang harus dihormati. Bicaranya tidak asal-asalan dan berdasarkan penilaian yang menyeluruh.
Jadi, saat Romo Magnis mengatakan bahwa Eddy Sudjana melakukan dua kebodohan besar atas pernyataannya dan menjelaskan dengan gamblang mengapa Eggy disebut bodoh, maka sudah pasti argumentasinya kuat. Eggy jelas sekali sudah mempromosikan kebodohannya dengan menggugat Perppu Ormas dan mengaitkannya dengan Sila satu Pancasila.
Tidak perlulah sebenarnya seorang Romo dan budayawan sekelas Romo Magnis memberikan komentar terhadap pernyataan Eggy. Saya yang rakyat jelata ini saja bisa paham kok kebodohan Eggy. Kebodohan yang usianya menurut saya sama dengan lahirnya Pancasila sebagai dasar negara ini.
Bagaimana bodohnya tidak sama dengan usia Pancasila, lah yang digugatnya adalah keberadaan agama-agama lain yang sebenarnya dilindungi keberadaannya dengan Sila pertama tersebut. Kalau memang agama-agama tersebut bertentangan dengan sila pertama, tidak perlu ada Perppu Ormas dan dibubarkan agama-agama selain Islam. Lalu mengapa sekarang masih ada?? Karena memang tidak bertentangan.
Jadi, kalau Romo Magnis sebut Eggy melakukan kebodohan besar itu sudah sangat sopan. Seharusnya, Eggy itu disebut dungu, bego, tolol, oon, dan bahkan kalau mau lebih keras sinting. Negara ini sudah 72 tahun berdiri, lah kok bisa gara-gara Perppu Ormas agama-agama selain Islam terkena dampak akan dibubarkan karena tidak sesuai Pancasila??
Eggy apa otaknya sudah bergeser dan logikanya sudah terdistorsi kemana-mana?? Atau perlu dikalibrasi biar kembali normal dan bisa berpikir dengan sehat dan waras?? Itu sudah jelas-jelas salah dan tidak ada ilmu yang bisa membenarkannya, selain ilmu yang diajarkan di kalangan bumi datar. Kalau agama-agama tersebut dibubarkan, maka Pancasilanya pun bubar. Karena Pancasila itu adalah jaminan agama-agama tersebut.
Dan yang lebih bodohnya lagi, Eggy tidak sadar bahwa dia sudah kena jebakan betmen. Dia tidak sadar bahwa yang dipersoalkan oleh pelapor bukanlah pernyataannya saat sidang di MK, melainkan saat melakukan wawancara dengan media. Karena jelas, yang bisa dilaporkan bukanlah pernyataan dalam sidang, melainkan yang terekam dan disebar luaskan. Dalam hal ini Eggy tidak bisa lepas. Buktinya dia kalap dan melaporkan balik semua pelapornya.
Logikanya, kalau dia menilai hal itu bukan masalah, maka tidak perlu dia melakukan pelaporan balik. Orang yang melakukan pelaporan balik, biasanya adalah orang yang takut dan merasa bersalah. Dalam istilah kerennya itu adalah mekanisme pertahanan. Jadi, dia akan melakukan serangan balik untuk menutupi kesalahan-kesalahannya. Pembelaan membabibuta pun dilakukan.
Jadi, Eggy jelas semakin menunjukkan kebodohannya. Orang bodoh kalau sudah kalap malah semakin terlihat bodoh. Bukannya tenang dan minta pendapat orang bijak, malah mengumpulkan orang-orang bodoh dan melakukan kebodohan bersama. Kalau bisa dibilang ini bodohnya level Terabyte, bukan Gigabyte lagi. Hehehe..
Dan Romo Magnis sudah tepat untuk tidak menarik ucapannya dan menghadapi Eggy dalam persidangan. Saya dukung Romo Magnis untuk buktikan siapa yang bodoh. Apakah kaum bumi bulat atau kaum bumi datar. Bukti empirisnya sih sudah ada, tetapi ini bukti dalam diskusi di persidangan. Mudah-mudahan saja hakimnya bumi bulat, kalau tidak berarti sama aja bodohnya. Hehehe..
Mari saksikan seorang bijak dan sepuh, Romo Magnis, menentang seorang bodoh dan tidak tahu sopan melawan sepuh, Eggy Sudjana. Hasilnya sudah pastilah Romo Magnis menang, lah Eggy dari sudut ilmu apapun pernyataannya itu dinilai bodoh. Eggy ini kalau orang batak bilang, sudah bodoh jugul lagi. Maup Ma..
Salam Bodoh.