Orang yang sering melakukan tindakan anarkis dan juga arogan biasanya adalah orang yang tidak bisa mengerem sikap anarkis dan arogannya. Tidak sadar bahwa apa yang diucapkannya akan bisa berakibat tidak baik bagi orang lain. Hal ini, sering terjadi kepada orang yang sikap anarkis dan arogannya tidak dihambat atau diperingati.
Itulah mengapa orang-orang semodel gerombolan FPI yang kini sudah beranak pinak dengan bermunculan nama lain seperti FUI dan kini muncul alumni 212. Semuanya satu tipe. Kalau ceramah suka teriak-teriak kayak sedang orasi demo. Ditambah lagi beberapa ucapan sangat tendensius dan terdapat ujaran kebencian.
Karena sikap begini gampang sekali menular, maka tanpa sadar, seorang kepala daerah yang menurut telusuran seseorang adalah alumni 212, berpidato dengan arogan dan tendensius sedang mengadu domba NU. Bupati Lampung Selatan Zainudin Hasan menyebut bahwa Ketua Umum PB NU Said Aqil Siradj mencacimaki pendiri NU karena memakai sorban dan jenggot.
Tidak berhenti disitu, Zainudin juga memprovokasi supaya Said Aqil diganti sebagai Ketua Umum. Pernyataan Zainudin yang viral di media massa ini sontak saja membangkitkan amara kader muda NU yang kemudian melakukan demo ke kantornya. Bahkan kini, Zainudin juga sudah dilaporkan Tim Hukum PCNU Lampung Selatan ke Polda Lampung.
Dalam pembelaannya kepada media, Zainudin mengaku tidak bermaksud menghina dan melecehkan. Dia hanya ingat mengingatkan saja supaya umat Islam di Indonesia tidak saling menjelekkan dan mau bersatu. Apalagi katanya, kalau saat itu tidak diterima, para kyai dan santri yang hadir dalam acara tersebut akan melakukan protes.
Sayangnya, apa yang dilakukan oleh Zainudin tersebut sangat jelas adalah tindakan yang tidak terpuji. Kalau kita melihat videonya, jelas sekali bahwa Zainudin sedang melecehkan dan menurut saya malah sedang berupaya mengadu domba. Bayangkan saja, Said Aqil jelas mengarahkan kritiknya kepada kaum panjang jenggot yang memang kelakuannya anarkis, malah dikaitkan dengan pendiri NU.
Zainudin pikir orang tidak bisa paham maksud dan tujuan pidatonya?? Kalau pada akhirnya Zainudin dilaporkan, maka sudah pasti orang menilai dia telah melakukan kesalahan dan bisa dipidanankan. Mau membela apapun tidak ada guna kalau nantinya sudah masuk dalam proses penyelidikan dan persidangan.
Tidak perlu menunggu lama, ternyata Zainudin menyakan permintaan maafnya atas pidato yang disampaikannya di peringatan hari santri tersebut. Awalnya merasa tidak bermaksud, lah kini mengapa meminta maaf?? Ini sudah jelas bahwa Zainudin mengaku apa yang disampaikannya.
Kini semua dikembalikan kepada Tim Hukum PCNU Lampun Selatan apakah mau melanjutkan atau menghentikannya. Kalau saran saya sih permintaan maaf tetap diterima, tetapi proses hukum tetap dijalankan. Mengapa?? Karena ini akan memberikan efek jera yang besar kepada orang-orang seperti Zainudin.
Bukan apa-apa, kalau tindakan-tindakan seperti ini tidak ditindak tegas, maka jangan harap tidak akan ada lagi tindakan seperti ini. Ditindak tegas saja kadang masih ada saja yang ngeyel, apalagilah kalau tidak tegas ditindak. Hal ini sepertinya juga banyak didukung oleh netizen.
Kelakuan Zainudin ini memang ada-ada saja. Berani koar-koar tetapi giliran dilaporkan langsung minta maaf. Sama saja kelakuan dengan junjungan besar FPI yang setelah dilaporkan malah kabur ke Arab Saudi dan tidak kembali sampai sekarang. Tetapi kayaknya Zainudin tidak mungkin lari.
Simak video beliau dan silahkan nilai apakah dia melakukan provokasi dan menghina Ketua Umum PBNU atau tidak..
Pidato Bupati Lampung Selatan ini melecehkan warga NU. Sungguh berani & tak punya malu cc : @ZUL_Hasan @TolakBigotRI @sahaL_AS pic.twitter.com/UE3yAurDnC
— Ibnu Hibban (@hibbanjenderal) October 23, 2017
Inilah surat permohonan maafnya..
Padahal kalau melihat aksinya di 212, Zainudin kelihatannya sangat pemberani. Ini dia foto aksinya kemarin..
Saya berharap NU bisa terus melanjutkan laporan kepada Bupati Lampung Selatan, Zainudin ini. Tidak usah takut dan gentar meski dia ini adalah sepupunya Ketua MPR, Zulkifli Hasan, yang juga Ketua Umum PAN. Melaporkan tindakan-tindakan seperti ini tidak membuat NU menjadi lari dari marwahnya, melainkan menjadi sebuah sikap yang tidak mentolerir ujaran melecehkan dan memprovokasi.
Jangan biarkan mereka dengan mudahnya memprovokasi dan menghasut, dan hanya dengan minta maaf saja semua sikap arogansi terselesaikan. Padahal sudah sangat jelas, dia memang merendahkan dan melecehkan Ketua Umum NU dan bahkan memprovokasi untuk mengganti Said Aqil.
Kalau berbuat bertanggung jawablah. Minta maaf tetap diterima, tetapi hukuman harus tetap diproses. Setuju??
Salam NU.