Tidak akan pernah berhenti sepertinya Nahdlatul Ulama (NU) akan digoyang dan diserang oleh Hoaks. Sebagai penggerak utama dibuatnya Perppu Ormas dan bahkan mengawal sampai Perrpu tersebut menjadi Undang-undang, NU tentu saja tidak disukai oleh kubu yang dibubarkan dan terancam karena Perppu Ormas tersebut.
Karena itu, tidak heran kalau pendukung partai yang menolak UU Ormas tersebut menjadi salah satu pendorong hoaks bermunculan di Media Sosial terkait NU. Baru-baru ini, NU kembali diserang berita hoaks terkait permintaan bantuan beras untuk acara pelantikan PAC sekabupaten Bnadung Barat dan sosialisasi anti narkoba.
Surat hoaks tersebut dibuat dengan kebodohan tingkat tinggi sampai hari dan tanggalnya pun salah dibuat. Dalam surat hoaks tersebut, dibuat bahwa acara akan diadakan tanggal 20 Desember hari minggu. Padahal jelas sekali bahwa tanggal 20 Desember itu bukanlah hari minggu melainkan hari Rabu.
Dan kalau melihat dua akun di atas maka kita hanya akan geleng-geleng kepala saja melihatnya. Dua akun ini adalah akun pendukung PKS dan Gerindra. Dan mereka ini memang suka sekali menyebarkan hoaks. Bukan hanya kepada NU, tetapi juga kepada pemerintahan Jokowi. Mereka sepertinya sudah dapat pesanan untuk melakukan hoaks-hoaks seperti ini.
Yang lucunya, mereka ini yang buat surat hoaks, mereka juga yang membuat klarifikasinya. Mereka membuat surat klarifikasi bahwa surat hoaks yang mereka buat ditarik karena ada sentimen publik di media sosial. Mreka pun membatalkan program permintaan beras tersebut.
Inilah yang namanya hoaks maksimal. Buat surat hoaksnya, lalu disebarkan, kemudian sudah ramai buat surat klarifikasi dan membatalkan programnya. Orang kalau sudah bodoh dan menggadaikan kemanusiaannya jadinya yah seperti ini. Buat surat hoaks tanggal dan harinya salah, lalu membuat surat klarifikasi dan membatalkan program yang mereka hoakskan.
Untuk menyelesaikan semua polemik yang ada, akhirnya Pimpinan Cabang Fatayat NU Kabupaten Bandung Barat pun mengeluarkan surat klarifikasi resmi. Dan kalau melihat surat klarifikasinya, maka kita akan tahu mana yang asli dan mana yang palsu.
Secara sekilas langsung tampak perbedaannya. Kop surat, nomor surat dan tentu saja tanda tangan pimpinannya. Meski yang ketua berhasil mereka buat sebagus mungkin, tetapi tanda tangan sekretarisnya tidak. Dan ukuran stempelnya juga berbeda karena mereka memang membuat semuanya sendiri hanya untuk membuat hoaks.
Hebat dan sudah sangat diniatkan bukan?? Beginilah cara kerja mereka kaum saracen dan muslim cyber army. Melakukan hoaks berjemaah. Ada yang buat, ada yang sebar, dan kemudian ada yang buat klarifikasi lagi. Kerjaan orang bodoh sebodoh menghitung jumlah peserta 212 yang 7,5 juta itu. Beginilah kalau kebodohan dipelihara dan mereka bahkan sedang mengembangbiakkannya.
Semoga saja NU bertindak mengusut kasus ini, khususnya akun penyebar berita hoaks pendukung PKS dan Gerindra ini. Supaya akunnya dimatikan dan tidak lagi dipakai menyebarkan berita hoaks.
Silahkan ramaikan dan buat mereka bungkam.
Salam Anti Hoaks.