Ingat ungkapan fenomenal (Alm) Sutan Batoegana, “masuk juga itu barang”? Akhirnya masuk juga laporan ke Polda Metro Jaya hari ini, Senin,12 Maret 2018. Dua orang warga negara Indonesia (yang baik dan bertanggung jawab) melaporkan ‘Duet Maut’ wakil ketua DPR, Fahri Hamzah dan Fadli Zon, atas dugaan melanggar Pasal 28 ayat 2 Undang-Undang ITE, MENYEBARKAN HOAKS di Twitter (kumparanNEWS, Senin, 12 Maret 2018).
Tampaknya, Fahri, Fadli, dan Twitter, bak satu kesatuan, sebagai sarana dan pengguna yang salah satunya bermasalah. Bukan media sosialnya yang salah, tapi penggunanya yang kerap memanfaatkan tekhnologi canggih ini untuk melakukan hal-hal yang mudharat. Dituding sebagai penyebar hoaks, jelas duo F ini bakal mengelak. Siapa juga yang mau dituduh sebagai pembuat onar yang bakal terancam masuk penjara. Tidak ada.
Tapi, bukan hanya dugaan sebagai pelaku penyebar hoaks semata, duo F ini oleh banyak netizen juga dianggap penghasut yang sering memainkan politik identitas, membentur-benturkan pemerintah dengan umat Islam, seolah-olah semua muslim di Indonesia sama, seragam, seiya-sekata dengan bahasa mereka.
Aneh saja rasanya, sebagai intelektual muda, sarjana lulusan universitas negeri paling ngetop di Indonesia, kalau lebih dikenal sebagai penyebar hoaks ketimbang anggota dewan perwakilan yang memperjuangkan kepentingan rakyat. Kalau sekedar bicara asal bunyi, tidak ada sulitnya, tidak perlu jadi sarjana, apalagi sampai susah payah masuk pintu Senayan, anak-anak SMA ranking seratus dua belas juga bisa. Tapi, memang begitulah Fadli dan Fahri, dua kamerad yang berani tampil beda.
Berharap saja, mudah-mudahan laporan ini berlanjut sampai kepengadilan, biar jelas duduk perkaranya. Ingat, hoaks bukan lagi sekedar chatting-chattingan, tapi sudah masuk kedalam kategori fitnah, dan semua orang tahu, fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. Akibat yang ditimbulkan jangan juga dianggap sepele.
Tengok saja situasi sejak Pilkada DKI tahun kemarin, yang terasa bukan hanya semakin runcingnya persaingan politik, tapi panasnya sudah merambat ke kehidupan sosial masyarakat awam, bahkan sampai bergeser lebih jauh lagi, kerumah-rumah ibadah. Masjid, tempat dimana orang bermunajat kepada Tuhan, dimanfaatkan juga untuk berbagi hoaks. Tempat suci yang seharusnya jadi penyejuk jiwa ini, dialihkan fungsinya jadi panggung orasi politik. Benar-benar tidak cantik.
Tiga kata ;
Lawan Fadli
Lawan Fahri
Lawan Hoaks