Pada akhirnya, cepat atau lambat yang namanya kebohongan akan terungkap. Cara terungkapnya inilah yang terkadang tidak kita duga. Ada yang malu-malu mengakui, ngeles sana ngeles sini dan akhirnya malah terungkap dengan sendirinya. Ada yang terungkap melalui jejak digital ataupun barang bukti yang tercecer, ada juga yang dengan sadar takut dosa, ingin kembali ke jalan yang benar akhirnya memilih mengakui perbuatannya sendiri.
Maka jangan coba-coba untuk berbohong apalagi di hadapan polisi. Karena hanya akan merugikan diri sendiri. Secara psikologis, dari raut mukanya, orang yang berbohong akan terlihat jelas. Polisi akan dengan sangat mudah mengetahuinya. Dari cara bicara kita yang aak..uuk..aak..uuk dan tatapan mata kita saja seorang penyidik bahkan sudah bisa mengambil kesimpulan. Itulah hebatnya polisi…
Memang tidak semua orang punya bakat berbohong. Ada yang sangat berbakat, ngomongnya pinter banget plintat plintut ngalor ngidul lancar mengalir kayak aer. Lha kalau saya, pernah coba bohong tetapi pas di interogasi aak..uuk..aak..uuk tidak pandai berkelit, akhirnya ketahuan juga. Ha..ha.. Meskipun tidak ada sekolahnya, tipu-tipu membutuhkan keahlian khusus..
Misteri skandal video mesum mantan mahasiswi salah satu universitas terkenal di Depok akhirnya terkuak… Mbak Hanna Anisa akhirnya mengakui dia dan mantan kekasihnya adalah pemeran utama dalam video panas yang sempat memuncaki klasemen sementara daftar kata pencarian di Google itu.
Tidak semua orang mau jujur dan terbuka dengan kasus “aib” semacam ini. Artis Luna Maya pun hingga sekarang belum pernah secara terbuka mengakui keterlibatan dirinya dalam kasus pornografi beberapa tahun yang lalu, Meskipun hasil pemeriksaan membuktikan memang dialah pemeran dalam adegan panas tersebut. Inilah mengapa kita harus menghargai kejujuran mbak Anisa ini meskipun agak sedikit telat.
Pengakuan memang bukan merupakan alat bukti. Maka diperlukanlah pemeriksaan laboratorium forensik. Lha kalau sudah terbukti sampai pada tahap pemeriksaan forensik ini, tidak perlu lagi lah mengelak dan berbelit-belit, segera saja siapkan pengacara yang bagus untuk berusaha mendapatkan keringanan hukuman. Dengan demikian proses persidangan akan cepat selesai.
Kemajuan teknologi dalam mengungkap sebuah kejahatan digital akhirnya menjawab teka-teki silang berhadiah siapa pemeran video mesum yang sempat viral di media sosial Oktober lalu. Sebenarnya pada saat video mesum mbak Hanna Anisa itu tayang perdana, saya sudah menduga kasus ini akan segera terungkap. Mengapa? Karena polisi kita hebat-hebat.
Dan benar saja, meski sempat besikukuh dirinya bukan perempuan yang ada dalam video itu. Namun, setelah pihak kepolisian menunjukkan bukti otentik, akhirnya mbak Hanna Anisa tak bisa mengelak lagi.
Lha rekaman kamera cctv yang burem dan resolusinya rendah kayak rekaman kasus Jessica Kumala Wongso saja bisa dengan mudah diperiksa, apalagi rekaman dengan menggunakan smartphone kekinian yang sudah sangat canggih dan sangat terlihat jelas wajahnya. Ya pastilah terungkap. Ngomong-ngomong sudah lihat videonya belum? Yang mau inbox yah!..ha..ha
Keputusan mbak Hanna Anisa yang mengakui perbuatannya ini merupakan langkah yang tepat dan jitu menurut saya. Mengapa? Karena semakin dia mengelak hanya akan semakin memperberat hukuman yang akan diterimanya karena dianggap tidak kooperatif, mempersulit dan menghalang-halangi proses penyidikan. Selain itu, tidak mengakui perbuatan juga hanya akan membuat proses hukum panjang dan berlarut-larut yang membuat pikiran terbebani dan hati tidak tenang karena merasa bersalah.
Langkah serupa juga pernah dilakukan oleh artis Cut Tari yang terlibat skandal video mesum dengan Ariel vokalis Peterpan. Berbelit-belit bicara di media mengelak bahwa itu bukanlah video dirinya, namun atas saran pengacara kondang Hotman Paris Hutapea akhirnya mengakui juga. Dan hasilnya, dia tidak dikenai hukuman karena hanya sebagai korban.
Belajar dari “cobaan” yang tengah dihadapi mbak Hanna Anisa dan artis Cut Tari ini sebaiknya semua pemeran video mesum yang sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi segera saja mengakui perbuatannya agar proses hukum berjalan lancar. Tidak usah berbelit-belit karena pasti ketahuan sama polisi apalagi polisi yang brilian dan cerdas seperti pak Tito Karnavian.
Bersikaplah ksatria dan berani bertanggung jawab dengan perbuatan yang sudah dilakukan. Contohlah Ahok yang berani menghadapi persidangan. Jika memang tidak bersalah, hadapi saja! Hadirkan saksi, Sampaikan fakta-fakta persidangan, ngapain takut? untuk apa kabur? Polisi kita itu pintar-pintar terutama pak Tito Karnavian itu..eh udah disebut tadi ya?
Serapat apapun kita menyembunyikan sesuatu, cepat atau lambat akan terungkap juga. Jika sudah menetapkan seseorang menjadi tersangka itu artinya sudah ada dua alat bukti yang cukup sebagai syarat sahnya penetapan tersangka seseorang.
Dari kasus mbak Hanna Anisa ini kita belajar tiga hal. Pertama, jangan pernah menyembunyikan kebohongan apalagi memelihara tipu-tipu, karena cepat atau lambat pasti akan terungkap dan akan merugikan diri sendiri. Segera akui, minta maaf, dan yang tidak kalah penting memohon ampun kepada Allah supaya hati tenang dan kembali ke jalan yang benar.
Kedua, taatilah proses hukum karena negara kita adalah negara hukum. Jadikan hukum sebagai panglima. Benar atau salah pasti akan terbukti di pengadilan kok…
Ketiga, cobalah untuk setia kepada pasangan. Jangan berhubungan sex dengan orang yang belum sah menjadi pasangan kita. Jangan menuruti hawa nafsu karena jika sudah terjerat, apalagi terjerat di kandang kambing, akan sulit untuk melepaskannya. Mbekkk….Ha.ha..
Jika mbak Hanna Anisa sudah berani jujur mengakui perbuatannya, terus yang satu lagi kapan??
Bravo, polisi Tito Karnavian!
Selamat mengakui perbuatan!!