Sebenarnya kalaulah matang dalam hal berpolitik, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Fahri Hamzah, Tidak perlu kejang-kejang dan panik saat namanya disebut oleh Nazaruddin melakukan korupsi. Karena kepanikan Fahri malah menjadi sebuah pertanyaan bagi kita yang melihatnya. Karena ada pepatah mengatakan, kalau benar tidak usah takut.
Nazaruddin sendiri baru mengatakan akan memberikan bukti korupsi kepada KPK. Tetapi Fahri sudah panjang lebar menceritakan mengenai kongkalikong Nazaruddin dan KPK tanpa pernah melaporkannya. Dalam akun twittwernya, Fahri bahkan meretweet ulang apa yang pernah disampaikannya. Tetapi kalau tidak dilaporkan, apa gunanya??
Dan hal itu juga berlaku kepada Nazaruddin. Apa yang disampaikannya tidak akan berefek apa-apa selain sebuah isu. Karena itu, Fahri seharusnya bersabar saja menunggu aksi yang dilakukan oleh Nazar. Kalau sudah dilaporkan barulah dalam persidangan sampaikan pembelaan.
“Nazaruddin jangan dijawab, tapi diserang saja, sebab dia bawa pesan orang lain. Kalau saya ada kasus, kenapa 2018? Saya akan bongkar terus persekongkolan mereka,” ucap Fahri.
“Oleh karena itu, saya ingin menyimpulkan bahwa persekongkolan Nazaruddin dengan KPK ini telah menjadi problem keamanan nasional,” kata Fahri.
Aneh memang Fahri ini. Kalaulah memang ada persengkongkolan dan akhirnya terbukti memang ada korupsi yang dilakukan Fahri, maka menurut saya tidak ada salahnya. Bukankah memang Nazar adalah justice collaborator KPK?? Wajar saja harus bersengkongkol. Yang penting harus ada bukti yang jelas.
Kepanikan Fahri ini membuat kita akhirnya punya pemahaman bahwa Fahri memang ada masalah korupsi. Berusaha menyerang KPK dan Nazar dengan data-data yang dimilikinya, tetapi tidak melaporkannya. Padahal menurut saya, Fahri tinggal laporkan saja kalau ada persengkongkolan melawan hukum dan UU KPK itu sendiri. Tetapi kenyataannya nihil.
Fahri sepertinya sudah semakin kesulitan menghadapi serangan-serangan yang ada. PKS tidak lagi mau menggandengnya, Setya Novanto sudah meninggalkannya, Fadli Zon mana peduli sama Fahri kalau tidak ada untungnya. Kini, dalam kesendiriannya, Fahri seperti macan ompong yang tinggal menunggu matinya.
Dan saya yakin, kalaupun ada persengkongkolan dan yang dimasukkan penjara adalah Fahri, maka sebagian besar rakyat Indonesia akan senang. Bukan begitu?? Hehehe..
Salam Sengkongkol.