Semoga saja sebuah skenario cantik ini tidak terbukti dan hanya sebuah kekhawatiran saya saja. Tetapi kalau ternyata ini benar, maka saya tentu tidak akan terkejut. Karena semua seperti sudah diskenariokan dan semua sudah disiapkan dengan baik. Semua hanya bisa digagalkan salah satunya dengan meramaikan skenario ini.
Kalau mau jujur, sebenarnya meramaikan pasangan JR Saragih dan Mumtaz Rais adalah salah satu bentuk keberhasilan juga. Karena sudah ramai, kini PAN jadi kadung tuh bergabung dengan Demokrat. Tetapi kalau mereka berani masih mau koalisi dengan JR Saragih (dan kemungkinan besar koalisi), maka mereka siap-siap kena serangan balik.
Lalu ada yang bilang. Sudahlah tidak usah dibuat ramai lagi, kita damai-damai saja. Ada yang juga bilang, bukankah kita tidak boleh dendam?? Hehehe.. Itu mah cara-cara kuno lari dari tanggung jawab melawan para penjahat yang adalah tanggung jawab kita bersama. Ini bukan masalah damai atau dendam, ini soal kita menegakkan kebenaran dan NKRI. Tidak ada yang lain.
Dan cobalah lihat kemana orang-orang yang dulu membela Ahok. Membuat buku Ahok dan jualan tentang Ahok. Adakah mereka terus melanjutkan perjuangan?? Apa mereka protes Buni Yani cuman dapat 1,5 tahun vonis?? Bagi yang benar-benar dukung Ahok pasti protes keras. Tetapi yang lain, kini kayaknya lagi sibuk jualan buku dan seminar dimana-mana. Mungkin saatnya menuai sekarang, demo sudah tidak ada lagi.
Padahal, kalau mau jujur, bebasnya Buni Yani adalah sebuah petaka bagi negeri ini. Dan kalau Buni Yani bebas ini adalah sebuah bukti sahih bahwa hukum sedang dipegang oleh kubu mereka. Masih teringat jelas saat hakim tidak sependapat dengan Jaksa Penuntut Umum dan memberikan hukuman berat kepada Ahok.
Dan menariknya, 3 dari mereka saat itu mendapatkan promosi. Ingatkah kita salah satunya promosi dan mutasi kemana?? Ya, seorang Hakim, bukan yang jelas-jelas pernah share Felix Siauw, dipromosikan dan dimutasikan ke daerah bandung. Namanya adalah Hakim Jupriyadi. Dia kini menjabat Kepala Pengadilan Negeri Bandung.
Sebuah skenario cantik sudah ditunjukkan dengan sebuah vonis ringan plus tidak ditahan. Ini sama saja artinya Buni Yani bebas. Dan skenario ini dipercantik lagi dengan Buni Yani mengajukan banding. Kalau semua berjalan dengan mulus, bisa dikatakan, Buni Yani ini sama saja dengan bebas. Status terdakwa, tetapi kemana-mana masih bebas. Dan terakhir saat semua senyap, kasuspun ditutup begitu saja oleh Ketua PN.
Lalu apakah yang begini ini kita biarkan saja?? Tahukah kita bahwa karena Buni Yani semua jadi begini?? Jakarta kehilangan seorang Gubernur pekerja dan diganti Gubernur retorika?? Warga terpecah belah sampai saat ini. Bahkan terbaru ada anak TK tidak mau masuk Mall karena katanya itu punya kafir. Kemudian orang yang salah satunya menjadi penyebab dibiarkan bebas dan kembali jualan agama??
Miris kalau kita melihat apa yang terjadi pada dunia kehakiman kita. Hukum tajam kepada orang-orang seperti Ahok, tetapi tumpul kepada orang-orang seperti Buni Yani. Bahkan sampai sekarang Rizieq Shihab terus dalam pelarian tanpa bisa dihukum. Kasusnya pun kita hilang entah kemana. Belum lagi laporan penistaan Eggy yang tidak jelas juntrungannya sampai sekarang.
Dan yang paling lantang bersuara dulunya kini sudah tidak ada lagi. Perkara Buni Yani yang dulu ramai, kini senyap dan sepertinya kompak disenyapkan. Padahal, dia adalah salah satu komplotan perongrong negeri ini. Lihat saja yang datang pada saat persidangannya. Semua adalah segerombolan mereka.
Kalau yang ini pion depan dan sering tampil di jalanan, maka jangan berpikir tidak ada orang-orang di belakang mereka. Dan jujur saja, semua punya kaitan. Apa itu?? Islam Radikal. Dan yakinlah kalau tulisan ini saya boost, mereka pasti hadir dan merecoki halaman Indovoices di Facebook. Nah, siapa orang-orang di belakang mereka??
Siapa lagi kalau yang paling heboh mengklarifikasi ke media asing dan pihak asing kalau kemenangan Anies-Sandi bukan karena SARA, dan yang sekarang teriak-teriak kalau Masjid tidak boleh jadi ajang kampanye, dll, padahal saat Pilkada Jakarta diam dan nyengir-nyengir saja.
Kenapa mereka seperti tidak pernah takut melanggar hukum dan disidang dalam pengadilan?? Sebuah pertanyaan besar yang harus terus kita suarakan dan kawal. Kalau Buni Yani bebas seperti ini, lama-lama akan lahir Buni Yani baru yang akan melakukan provokasi buat pecah belah dan ujung-ujungnya bebas.
Ini bukan soal Buni Yani dan ini juga bukan soal Ahok semata. Tetapi ini soal negara ini mau tetap NKRI atau berganti ideologi. Karena itu, seperti perintah Presiden, Kita Gebuk dan Tendang. Mari terus kawal Buni Yani!
Salam Kawal.