• Beranda
  • Tentang IndoVoices
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Menjadi Penulis
  • Advertising
  • Hubungi Kami
Friday, 12 August 2022
  • Login
  • Register
Indovoices
  • Redaksi
    • Editorial
    • Analisis
    • Liputan Khusus
    • Event
      • Sumpah Pemuda
      • 100HariAniesSandi
  • Umum
  • Internasional
  • Politik
    • Kaleidoskop Pemerintahan Jokowi
    • Pilkada 2018
  • Ekonomi
  • Hukum
    • Kriminal
    • Laporan
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Anti Hoax
  • Lifestyle
    • Entertainment
      • Fiksi
      • Cerpen
      • Puisi
        • Humor
    • Kesehatan
    • Life & Love
    • Traveling
    • Sex Education
No Result
View All Result
  • Redaksi
    • Editorial
    • Analisis
    • Liputan Khusus
    • Event
      • Sumpah Pemuda
      • 100HariAniesSandi
  • Umum
  • Internasional
  • Politik
    • Kaleidoskop Pemerintahan Jokowi
    • Pilkada 2018
  • Ekonomi
  • Hukum
    • Kriminal
    • Laporan
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Anti Hoax
  • Lifestyle
    • Entertainment
      • Fiksi
      • Cerpen
      • Puisi
        • Humor
    • Kesehatan
    • Life & Love
    • Traveling
    • Sex Education
No Result
View All Result
Indovoices
No Result
View All Result
Home Internasional

Vanuatu CS, Kampret Versi Luar Negeri Coba Usik Indonesia

RobinbyRobin
October 2, 2018
inInternasional
Reading Time: 4 mins read
138 2
AA
0
Vanuatu CS, Kampret Versi Luar Negeri Coba Usik Indonesia
384
SHARES
1.4k
VIEWS

Bila di dalam negeri, kita mengenal istilah kampret untuk sekelompok orang yang selalu merongrong pemerintahan Indonesia dengan berbagai macam fitnah, berita hoax dan tidak senang Indonesia bisa maju di bawah kepemimpinan Jokowi. Maka di luar negeri, ada juga negara yang merasa tidak senang melihat kemajuan Indonesia.

Nama negara tersebut adalah Vanuatu, mungkin masih asing bagi telinga sebagian pembaca. Sebelum melanjutkan, akan saya ceritakan sedikit mengenai negara ini.

Republik Vanuatu adalah sebuah negara kepulauan di Samudra Pasifik bagian selatan. Terletak di sebelah timur Australia, timur laut Kaledonia Baru, barat Fiji dan selatan Kepulauan Solomon. Negara ini dahulu bernama Hebrides Baru semasa penjajahan. Vanuatu terdiri dari 83 pulau, dua di antaranya pulau Matthew dan Hunter yang juga diklaim oleh Kaledonia Baru.

Dengan jumlah penduduk kurang dari 300 ribu jiwa, luas keseluruhan Vanuatu adalah (perairan dan daratannya) sekitar 12,190 km2. Sedangkan untuk luas daratannya, bila digabung jadi satu hanya seluas sekitar 4.700 km2 lebih kecil sedikit dibandingkan dengan luas propinsi Bali. Dengan Port Villa sebagai Ibukotanya, Vanuatu tergolong sebagai salah satu negara miskin.

Memanasnya hubungan Indonesia dengan Vaniatu, terjadi karena Vanuatu selayaknya kampret, sering kali menyampaikan isu-isu yang tidak benar mengenai pelanggaran HAM. Bahkan mempertanyakan keabsahan penggabungan Papua ke Indonesia.

“Indonesia tidak akan tinggal diam bila negara kepulauan Vanuatu terus mengusik kedaulatan teritori Indonesia,” ujar Wakil Presiden RI M. Jusuf Kalla dalam sesi debat umum Sidang Majelis Umum Ke-73 PBB di Markas Besar PBB New York, Kamis 27 September 2018 waktu setempat.

Indonesia sangat menyesalkan upaya Vanuatu untuk mendukung atau bahkan yang terburuk menjadi bagian dari gerakan separatis di Papua. “Tindakan permusuhan ini tidak memiliki tempat di sistem PBB. Suatu tindakan yang jelas melanggar prinsip-prinsip PBB,” kata Wapres Jusuf Kalla.

Kalla menekankan, “Indonesia tidak akan membiarkan negara mana pun merusak integritas teritorial NKRI.” Seperti halnya negara berdaulat lainnya, Indonesia akan dengan teguh membela integritas teritorialnya.

“Saya ulangi akan dengan teguh membela integritas teritorialnya,” kata Wapres RI tersebut.

Sebelumnya, Perdana Menteri Vanuatu, Charlot Salwai menyinggung tentang Papua dalam Sidang Majelis Umum ke-73 PBB di New York, Amerika Serikat. Salwai, yang merupakan pendukung lama penentuan nasib Papua Barat, mengatakan kepada Majelis Umum PBB di New York bahwa dekolonisasi harus tetap ada dalam agenda PBB.

Pernyataan Vanuatu didukung oleh dua negara pasifik lainnya, yakni Marshall Island dan Tuvalu. Ketiga negara itu menuduh RI melakukan pelanggaran hak asasi manusia (PBB) di Papua Barat dan menyuarakan dukungan untuk separatis kelompok Papua Merdeka.

Presiden Marshall Islands Hilda Heine mengatakan pada sidang ke-73 Majelis Umum PBB bahwa Forum Kepulauan Pasifik mendukung “keterlibatan konstruktif” dengan Indonesia mengenai masalah ini.

Sedangkan Perdana Menteri Tuvalu Enele Sopoaga melanjutkan seruannya untuk pengakuan masyarakat adat.

“PBB juga harus melibatkan orang-orang Papua Barat untuk mencari solusi jangka panjang bagi perjuangan mereka,” katanya, seperti dikutip radionz.co.nz, Senin 1 Oktober 2018

Tindakan mengusik dari ketiga negara tersebut bukanlah pertama kalinya. Pada bulan Mei 2017, Indonesia juga sempat kesal dan menolak klaim tujuh negara Pasifik bahwa pertemuan Afrika, Karibia dan Pasifik (ACP) yang digelar bulan tersebut di Brussels akan membahas Papua Barat untuk menentukan nasibnya sendiri.

Bantahan Indonesia disampaikan pihak Kedutaan Besar Indonesia di Selandia Baru, Senin 15 Mei 2017. Ketujuh negara Pasifik itu adalah Vanuatu, Solomon Island, Tonga, Tuvalu, Nauru, Palau dan Marshall Island.

Lantas apa yang membuat negara-negara Pasifik tersebut semakin gencar melakukan provokasi beberapa tahun terakhir ini, seperti gencarnya provokasi kampret menjelang pilpres?.

Salah satu faktor utama adalah terkait dengan pemanasan global. John D. Sutter dari CNN, pernah menuliskan laporan panjang tentang Kepulauan Marshal di laut Pasifik. Republik Kepulauan Marshall adalah sebuah negara kepulauan yang terletak di Samudera Pasifik bagian barat.

Berbatasan dengan Nauru dan Kiribati di sebelah selatan, Mikronesia di barat, dan Pulau Wake di utara. Nauru, Kiribati dan Wake adalah negara-negara yang paling merasakan dan jelas tahu dampak dari naiknya permukaan laut. Jika suhu bumi naik 2 derajat lagi, dipastikan negara-negara itu akan tenggelam dan tidak lagi bersisa. Sementara itu, Vanuatu telah mengungsikan sebagian penduduknya dan desa-desa di pesisir direlokasikan ke tempat yang lebih tinggi.

Jadi satu-satunya cara agar dapat terus bertahan adalah mencari daratan baru, Papua dalam hal ini adalah target yang paling sesuai. Sejak bergabung dengan NKRI 1969, Papua bisa dibilang minim perhatian, bahkan pembangunan di Papua pun terkesan seadanya.

Tidak heran bila ketidakadilan tersebut menimbulkan gejolak separatisme di sana. Dengan memanfaatkan gejolak separatisme serta kekacauan di Tanah Papua ada harapan negara-negara Pasifik yang nyaris tenggelam tersebut ikut campur dalam urusan dalam negeri Papua dengan harapan dapat memetik keuntungan untuk kepentingan mereka sendiri, bila sampai Papua memisahkan diri.

Belum lagi kekayaan alam dan hasil tambang dari tanah Papua tentu sangat menggiurkan bagi negara-negara Pasifik yang miskin dan hanya mengharapkan sektor pariwisata sebagai sumber pendapatan negara mereka selama ini.

Untungnya sejak pemerintahan Jokowi, Papua mendapatkan perhatian lebih dan mengalami banyak kemajuan, pembangunan infrastruktur dilakukan di mana-mana. Gerakan separatisme walaupun masih ada namun semakin mengecil dari waktu ke waktu, karena alasan ketidakadilan dari pemerintahan pusat kepada mereka mulai terkikis oleh pembangunan yang digalakkan pemerintahan Jokowi.

Bahkan Gubernur Papua, Lukas Enembe pun berani mengklaim dukungan 3 juta suara untuk Jokowi dari Papua menjelang pilpres 2019 nanti. Hal ini menandakan semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat Papua kepada pemerintahan yang sekarang. Saya membayangkan bila bukan Jokowi presidennya, bisa jadi dukungan 3 juta suara tersebut akan tetap ada, namun berupa dukungan untuk mengadakan referendum.

Beruntunglah Indonesia kini dipimpin oleh Jokowi yang banyak memberikan perhatian kepada daerah-daerah Indonesia yang puluhan tahun terabaikan oleh pemerintahan-pemerintahan sebelumnya, yakni daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T).

Hal inilah yang membuat negara-negara Pasifik tersebut bertingkah seperti layaknya kampret dalam negeri, yang hobi melakukan fitnah dan provokasi kepada dunia internasional untuk memaksa Indonesia mengadakan referendum bagi Papua. Bahkan tidak ragu untuk terlibat dalam kegiatan separatisme di Papua seperti yang disampaikan oleh Wapres RI, Jusuf Kalla.

Trailer Negara Pasifik Terus Usik Indonesia

Previous Post

Kemenkeu Fokus Bantu Instansi Lain Dalam Penanganan Bencana Sulteng

Next Post

Go Tik Swan, Sang Pelestari Batik Dari Solo

Robin

Robin

Next Post
Go Tik Swan, Sang Pelestari Batik Dari Solo

Go Tik Swan, Sang Pelestari Batik Dari Solo

Menguak Kejanggalan Penganiayaan Terhadap Ratna Sarumpaet

Menguak Kejanggalan Penganiayaan Terhadap Ratna Sarumpaet

Leave a ReplyCancel reply

Indovoices Apps

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Indovoices.com melalui email

Join 1,249 other subscribers

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Riwayat Singkat Empu Supo (Raden Joko Supo)

Riwayat Singkat Empu Supo (Raden Joko Supo)

September 5, 2018
Bunga Lotus Dalam Kehidupan: MAKNA BUNGA LOTUS UNGU

Bunga Lotus Dalam Kehidupan: MAKNA BUNGA LOTUS UNGU

May 29, 2018
Mengenal Italia Lebih Dekat: Sekilas Tentang Pendidikan Di Italia

Mengenal Italia Lebih Dekat: Sekilas Tentang Pendidikan Di Italia

July 10, 2018
Telepon Anies Bebas Dari Hukum, Warga Ramai Minta Nomor Anies

Telepon Anies Bebas Dari Hukum, Warga Ramai Minta Nomor Anies

April 3, 2018
Sumpah Pemuda “Kami Putra dan Putri Indonesia”, bukan “Aku Pribumi”

Sumpah Pemuda “Kami Putra dan Putri Indonesia”, bukan “Aku Pribumi”

October 23, 2017
Rapat BPN

Warga Jatikarya Mempertanyakan Hasil Rapat BPN Yang Tidak Melibatkan Subyek Perkara

July 16, 2022
7 PILAR UTAMA DALAM RUMAH TANGGA

7 PILAR UTAMA DALAM RUMAH TANGGA

May 22, 2018
Sumpah Pemuda “Kami Putra dan Putri Indonesia”, bukan “Aku Pribumi”

Sumpah Pemuda “Kami Putra dan Putri Indonesia”, bukan “Aku Pribumi”

7
Rapat BPN

Warga Jatikarya Mempertanyakan Hasil Rapat BPN Yang Tidak Melibatkan Subyek Perkara

July 16, 2022
Membongkar Gurita Cikeas Di Tubuh Garuda

Membongkar Gurita Cikeas Di Tubuh Garuda

June 30, 2022
Pengadilan Harus Tegas, Jangan Biarkan Pelanggaran HAM

Pengadilan Harus Tegas, Jangan Biarkan Pelanggaran HAM

June 9, 2022
Mafia Tanah Oknum ATR/BPN Sendiri, Kejagung Wajib Usut Tuntas

Mafia Tanah Oknum ATR/BPN Sendiri, Kejagung Wajib Usut Tuntas

May 31, 2022
Gagal Bertemu Menteri Sofyan Djalil, Warga Jatikarya Rela Tiap Hari Mendatangi BPN Pusat

Gagal Bertemu Menteri Sofyan Djalil, Warga Jatikarya Rela Tiap Hari Mendatangi BPN Pusat

March 22, 2022

Eksistensi Surat Pengantar Dalam PerMA No 2 Tahun 2021 Dan PerMen ATR BPN No 19 Tahun 2021

March 15, 2022
Jangan Biarkan Jokowi Bekerja Sendirian Mempresentasikan IKN Nusantara

Jangan Biarkan Jokowi Bekerja Sendirian Mempresentasikan IKN Nusantara

March 15, 2022

Tentang

IndoVoices adalah sebuah media opini yang memberi ruang kepada para penulis untuk menuangkan ide dan pemikiran, cerita dan pengalaman secara lebih mendalam dan sistematis.

Menjadi Penulis

Indovoices.com membuka kesempatan kepada siapapun dengan latar belakang apapun untuk bergabung menjadi kontributor. Indovoices memberikan kontribusi sebesar Rp 3/view.

Bagi yang ingin bergabung menulis, kirimkan contoh artikelnya ke email [email protected]

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi halaman berikut ini.

Kanal

  • 100HariAniesSandi
  • Analisis
  • Anti Hoax
  • Budaya
  • Cerpen
  • Editorial
  • Ekonomi
  • English
  • Enterpeneurship
  • Entertainment
  • Event
  • Fiksi
  • Finansial
  • Hukum
  • Humor
  • Inovasi & Teknologi
  • Internasional
  • Kaleidoskop Pemerintahan Jokowi
  • Kebangsaan
  • Kesehatan
  • Kriminal
  • Kuliner
  • Laporan
  • Life & Love
  • Lifestyle
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
  • Marketing
  • Olahraga
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Photography/Infografis
  • Pilkada 2018
  • Politik
  • Puisi
  • Redaksi
  • Sastra
  • Sejarah
  • Startup
  • Sumpah Pemuda
  • Traveling
  • UKM
  • Umum
  • Video
  • Beranda
  • Tentang IndoVoices
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Menjadi Penulis
  • Advertising
  • Hubungi Kami

© 2018 Indovoices.com

No Result
View All Result
  • Redaksi
    • Editorial
    • Analisis
    • Liputan Khusus
    • Event
      • Sumpah Pemuda
      • 100HariAniesSandi
  • Umum
  • Internasional
  • Politik
    • Kaleidoskop Pemerintahan Jokowi
    • Pilkada 2018
  • Ekonomi
  • Hukum
    • Kriminal
    • Laporan
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Anti Hoax
  • Lifestyle
    • Entertainment
      • Fiksi
      • Cerpen
      • Puisi
    • Kesehatan
    • Life & Love
    • Traveling
    • Sex Education
  • Login
  • Sign Up
  • Cart

© 2018 Indovoices.com

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?
 

Loading Comments...