Sebelum ilmu kedokteran dikenal di dunia, sesungguhnya manusia sudah memiliki cara-cara alami untuk mengatasi gangguan kesehatan yang terjadi pada dirinya ataupun keluarganya. Salah satu buktinya, di Indonesia, sejak zaman dulu, masyarakat Indonesia sudah mengenal ”Ilmu Kerokan”. Siapa yang pertama kali menemukan metoda kerokan ini, tidak ada tercatat dalam sejarah. Tehnik ini diajari secara turun temurun, tanpa harus menggunakan peralatan modern, melainkan cukup dengan sekeping uang logam dan minyak Namun seiring dengan kemajuan zaman, lama kelamaan generasi muda, tidak lagi tertarik untuk mempelajari metoda kerokan ini. Akibatnya, di era mileneal ini hampir rata-rata generasi muda sudah tidak lagi tahu, bagaimana caranya menerapkan metoda kerokan ini secara benar dan bermanfaat.
Nah, lain negeri lain pula tradisi dan tata cara pengobatan alami. Antara lain di negeri yang disebut sebagai ”The roof of the world” atau negara puncak dunia, karena terletak di pegunungan Himalaya, yakni Tibet, memiliki metoda pengobatan tradisional yang kelak dikenal dengan nama ”Reiki”. Belakangan ini, para terapis muda, lebih senang mempopulerkan istilah “Bioenergi”, dengan alasan, tidak akan memicu timbulnya multi tafsir, sebagaimana kata ”reiki”
Kata ”Reiki” Berasal dari Kosa Kata Bahasa Jepang
Kata Reiki berasal dari bahasa Jepang. “Rei” artinya alam semesta, sedangkan “Ki” artinya energy. Jadi Reiki dapat dikatakan sebuah tehnik terapi diri dengan memanfaatkan energi. Reiki sama sekali tidak ada hubungannya dengan mistik, mantera, tahayul, jin dan sebagainya. Tehnik ini juga bukan ajaran dari agama tertentu dan juga bukan sempalan dari suatu aliran agama. Sehingga dapat dipelajari oleh siapapun, tanpa menciderai atau mendistorsi agama yang di-imaninya. Bahwa ada yang mencampur adukan reiki dengan sesuatu yang lain, misalnya dihubungkan dengan memanggil roh, malaikat, jin dan sebagainya, maka berarti apa yang diajarkan bukanlah termasuk kategori reiki.
Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan, telah mengantisipasi agar masyarakat tidak dirugikan atau menjadi bingung, mana yang reiki dan mana yang bukan. Maka sesuai dengan SK/MenKes/1076/VII/2003, atas inisiatif dari KemenKes, dihimpunlah seluruh pimpinan yayasan dan perhimpunan yang menamakan dirinya reiki. Disepakati untuk membentuk Asosiasi Reiki Seluruh Indonesia atau disingkat ARSI. Yang bertugas mengayomi dan menapis, mana yang layak disebut reiki, mana yang tidak. Kini kata ARSI sudah disesuaikan dengan aturan pemerintah, menjadi ”PRI” atau Perkumpulan Reiki Indonesia.
Kembali Kepada Reiki
Reiki mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1995 dan kemudian berkembang begitu luar biasa, sehingga pada tahun 2004 tercatat ada 53 lembaga reiki yang tumbuh dan berkembang diseluruh tanah air. Sayangnya, hanya sebagian yang terdaftar di ARSI dan selebihnya berjalan sendiri-sendiri.
Di dunia ada 3 aliran reiki:
- Reiki Tibetan – berasal dari Tibet
- Reiki Usui – yang dikembangkan oleh Mikao Usui di Jepang
- Western Reiki – yang mengkombinasikan reiki dengan tradisi barat.
Pengetahuan dasar tentang Reiki:
Reiki adalah tehnik terapi diri yang bersifat alami dan merupakan tehnik penyembuhan yang bersifat holistic (menyeluruh). Jadi manfaat reiki, tidak hanya untuk kebugaran tubuh fisik,tetapi di awali dengan penyembuhan pikiran dan batin (jiwa). Atau dalam kata lain reiki adalah tehnik terapi mind, body and soul.
Kerangka tehnik ini adalah:
- Meditasi
- Terapi diri
- Terapi orang lain.
Meditasi adalah tehnik untuk mencapai ketenangan batin, serta mendekatkan diri kepada Tuhan, sesuai dengan ajaran iman masing-masing. Dalam kata lain, meditasi adalah cara untuk berdamai dengan diri sendiri. Karena kalau orang belum bisa berdamai dengan dirinya, mustahil ia akan berhasil membantu menerapi dirinya dan orang lain.
Terapi Diri Sendiri (Self Healing/Self Care)– Dengan memanfaatkan energy alam melalui tehnik reiki, maka setiap orang memiliki kemampuan untuk bisa menerapi diri sendiri. Sehingga sejak sedini mungkin, sudah mengantisipasi agar gangguan kesehatan yang dialaminya, segera bisa dipulihkan.
Terapi orang Lain– Sebagai makhluk sosial, maka sudah sewajarnya kita menerapkan hidup berbagi (Life is to share). Karena semakin banyak kita mempraktekkan tehnik reiki ini untuk membantu menerapi orang lain, maka kita akan mendapatkan manfaat ganda, yaitu menolong orang dan sekaligus meningkatkan kemampuan diri .
Reiki bisa dipelajari oleh Siapa Saja
Reiki bisa dipelajari oleh siapapun. Aman dan dipastikan tidak aka nada efek samping yang negatif. Orang tidak perlu menguasi ilmu anatomi manusia, untuk menerapkan reiki dalam hidupnya. Modalnya adalah niat yang baik dan menerapkan dengan baik, sesuai dengan jalur dan tata karma yang dituntut.
Dalam mengamalkan ilmunya, seorang Praktisi Reiki, tidak harus menyentuh pasiennya. Bahkan untuk bagian-bagian tubuh yang sensitif, dilarang menyentuh. Hal ini sudah menjadi tradisi di dalam ilmu reiki dan bagi yang melanggar, akan dikeluarkan dari organisasi.
Siapa Saya yang Sudah Mempelajarinya
Selama kurun waktu 15 tahun kami berkeliling di lebih dari 120 kota dan desa di tanah air, sudah ratusan ribu orang yang telah mempelajari, mempraktekkan dan mengamalkan ilmunya di masyarakat. Di antaranya ada ribuan para medis yang juga ikut belajar. Pada tahun 2004, kami pernah diundang untuk menyelenggarakan lokakarya di gedung Departement Kesehatan R.I. yang berlokasi di Kuningan. Di lantai VII salah satu ruangan. Lokakarya diselenggarkan dengan diikuti oleh 21 orang dokter dan staf Menkes.
Salah seorang Menteri (pada waktu itu) yang ikut menerapkan dan mendukung pengembangan reiki di Indonesia adalah bapak Brigjen.Pol. Taufik Effendi yang waktu itu, sebagai MenPan.
Reiki Sarana Hidup Berbagi
Reiki adalah salah satu cara, dimana setiap orang dapat menerapkan hidup berbagi dan sekaligus menjadi sarana untuk merekatkan celah-celah yang ada, karena beda suku, agama dan latar belakang sosial. Sekali orang belajar dan memiliki kemampuan reiki, maka sudah dapat dimanfaatkanuntuk diri sendiri dan orang lain.
Tulisan ini sama sekali tidak merupakan iklan ataupun bagian dari promosi, karena itu sejak awal, saya tidak menuliskan nama nama yayasan yang terlibat dalam pengembangan reiki di tanah air. Sehingga setiap orang yang merasa tertarik atau terpanggil, dapat dengan bebas memilih, kepada siapa ia ingin belajar reiki.
Penyakit Apa Saja Yang Bisa Disembuhkan Dengan Metoda Reiki?
Tentu akan sangat naif, bila dikatakan bahwa “Reiki dapat menyembuhkan semua penyakit”, karena sebagaimana metoda pengobatan modern seperti ilmu kedokteran, memiliki kelebihan, tetapi tetap saja ada keterbatasannya, maka begitu juga dengan tehknik reiki ini.
Secara umum tehnik ini paling ampuh menyembuhkan gangguan yang disebabkan karena faktor gangguan mental, seperti stress dan depresi serta menghadirkan ketenangan dalam jiwa. Walaupun pada praktiknya, tidak terhitung orang yang sudah mendapatkan kesembuhan melalui metoda reiki atau bioenergy ini.
Orang yang sudah mempelajari reiki disebut Praktisi Reiki, dapat memanfaatkan tehnik ini, bukan hanya bagi diri sendiri, tapi juga bagi orang lain.
Tjiptadinata Effendi
Ketua Umum Perkumpulan Reiki Indonesia