Akhirnya saya kembali melanjutkan serial 227 karya Ahok yang mencengangkan. Membahas 227 karya pak Ahok yang berhasil mengubah Jakarta. Kali ini kita sampai pada karya pak Ahok yang keempat yaitu: Air Mancur Menari Monas.
Sempat kecewa mendengar pemberitaan tentang kehidupan pribadinya dan berpikir untuk berhenti mendukung pak Ahok, namun nurani berkata lain. Namanya die harder tetap mendukung dalam segala situasi. Nilai-nilai yang dia tanamkan sebagai pejabat publik masih sulit untuk saya lupakan.
Semoga tulisan ini dapat menguatkan dan mengingatkan beliau. Menguatkan pak Ahok bahwa masih banyak orang yang tetap mendukung beliau, dan mengingatkan kepadanya bahwa kita tidak lupa akan karya-karyanya. Barangkali ini bisa menjadi penyemangat dalam menghadapi goncangan dalam kehidupan pribadinya.
Karya pak Ahok yang satu ini memang layak dikenang. Bayangkan, disaat sedang menderita di dalam penjara, pak Ahok masih sempat-sempatnya memikirkan kebahagiaan warga dengan turut ambil bagian menyumbang sejumlah uang untuk menghidupkan lagi air mancur di Monas. Bersama sahabatnya, pak Djarot dan mas Addie MS, pak Ahok membuat air mancur Monas menari lagi.
Bukan soal berapa uang yang ia sumbangkan, tetapi niatnya inilah yang membuat saya bangga. Terbengkalai dan tak terurus sejak 2009, kini warga bisa kembali menikmati lenggak lenggoknya air mancur menari diiringi alunan lagu lagu nasional dan lagu daerah yang diaransemen dengan ciamik oleh musisi kenamaan Addie MS.
Air mancur menari yang terletak disisi barat Monas dan menghadap ke jalan Medan Merdeka Barat ini bisa kita saksikan setiap akhir pekan sabtu dan minggu malam. Ada dua kali show setiap harinya, pertunjukan pertama pukul 19.30-20.00 WIB dan yang kedua pukul 20.30-21.00 WIB.
Kembalinya “Permata Yang Hilang” ini tentu disambut antusias warga Jakarta pecinta wisata gratis Monas. Senang rasanya melihat wajah ceria anak-anak kecil menunggu pertunjukan dimulai. Mereka duduk rapi di sekeliling kolam satu jam sebelum pertunjukan dimulai. Hal ini untuk mengantisipasi agar tak berdiri dibarisan belakang dan tidak bisa dengan jelas menyaksikan air mancur menari. Maklum saja, tribun penonton hanya ada di sisi utara kolam, sisi yang lainnya hanya jalanan cor blok yang datar datar saja.
Sebelum pertunjukan dimulai, ada sedikit kata pengantar dari pembawa acara yang menyapa pengunjung. Cukup interaktif, tak jemu-jemu MC mengingatkan pengunjung untuk tidak menginjak rumput agar tetap hijau, terawat dan indah dipandang. Tetapi saat ini ada kebijakan baru gubernur Anies rumput boleh diinjak-injak sesuka hati. Entah seperti apa nasib rumput-rumput itu sekarang…
Pak Ahok benar-benar membuat maju kotanya dan bahagia warganya. Didalam penjara saja bisa bikin bahagia warganya, apalagi jika sudah bebas nanti. Saya terlalu percaya akan banyak karya yang lebih besar lagi yang akan pak Ahok buat untuk bangsa ini saat keluar nanti. Oh ya, hari ini, 215 hari lagi pak Ahok akan bebas bersyarat jika hitung-hitungan saya tak meleset…
Akhir kata, pak Ahok sudah membuat air mancur kembali menari, tak sepantasnya kita menari diatas permasalahan yang tengah mendera keluarga beliau. Badai pasti berlalu…
Terima kasih pak Ahok, kami tidak akan lupa karya-karyamu. Kami tetap bersama pak Ahok!!
Selamat menari, air mancur Monas!!