Membaca berbagai berita miris tentang pengorbanan “emak-emak” sejak dari Ratna Sarumpaet, yang harus merasakan pahitnya, akibat telah menciptakan berita bohong tentang wajahnya yang bonyok akibat di keroyok beberapa orang pria berbadan tegap.
Kasihan sekali menyaksikan video, ketika Ratna mengacungkan 2 jarinya, sambil melihat sekeliling, dengan berharap akan muncul sosok orang yang diperjuangkannya mati matian. Tetapi kekecewaan demi kekecewaan, terpaksa terus di telannya, Karena sang ”Malaikat Penolong” tak kunjung datang menolong.
Masih kurang lengkap penderitaan yang dialami nenek ini, ternyata masih dikata katain sebagai nenek lampir dan sama sekali tidak diakui, bahwa dirinya adalah bagian dari skenario berskala nasional.
Tidak terbayangkan betapa dalamnya penderitaan lahir batin yang dialami oleh nenek yang bernama Ratna Sarumpaet ini, berserta seluruh keluarga besarnya. Secara pribadi, saya sangat kasihan, karena hanya dijadikan tumbal. Padahal, dulu Ratna adalah sosok yang dikagumi dan dihargai
Dari Emak-Emak Mengancam Tuhan, Hingga Pepes Emak-Emak
Belakangan ini nama komunitas “emak-emak” mendadak melambung tinggi, bagaikan kembang api yang ditembakan pada waktu menyambut New Year Eve. Tapi sayangnya melambung dalam konteks yang berbau negatif, yakni hoaks. Berawal dari wajah bonyok akibat “dikeroyok” laki-laki tidak dikenal, hingga ribut mengenai “Pepes Emak Emak“. Kalau selama ini kita hanya menikmati pepes udang, pepes ikan patin, ataupun pepes ikan teri, tapi belakangan ini pembendaharaan kosa kata kita bertambah satu lagi, yakni ada “pepes emak-emak“. Kondisi ini masih di perparah lagi dengan menjadi viralnya puisi yang konon isinya “doa mengancam Tuhan.”
Membaca berita miris ini, sebagai kepala keluarga dan sekaligus seorang suami tentu saja saya menjadi lebih waspada untuk sesering mungkin memberikan khotbah kepada istri tercinta. Agar jangan pernah ikutan meneruskan pesan yang diterima, baik yang diterima dengan senang hati maupun yang masuk ke dalam ponsel dengan cara paksa rela.
Produsen dan Pengedar Hoaks Sama Sama Dihukum
Nah hati-hati dan selalu mawas diri, untuk meminimalkan protes adalah cara terbaik untuk menghindari pecah rasa antara diri kita dan teman-teman di dunia maya maupun di dunia lainnya. Jangan lupa, dengan ikut menyebarkan hoaks atau me-reproduksi hoaks berarti kita ikut menyebar luaskan berita bohong yang dapat merugikan orang banyak. Daripada ikut latah meributkan masalah pepes emak-emak, maupun doa mengancam Tuhan, alangkah baiknya kita kawal keluarga kita. Kalau perlu nyinyir setiap hari ingatkan anak istri kita, agar jangan pernah mau dijadikan tumbal untuk kepentingan orang lain. Always be your self!
Daripada menghabiskan waktu untuk hal-hal tidak berguna dan membahayakan diri sendiri, serta keluarga, alangkah baiknya bila kaum wanita fokus pada tugas utamanya, yakni mengurus rumah tangga.
Tjiptadinata Effendi