Kuda sejak lama telah menjadi pendamping setia kehidupan manusia, baik sebagai alat transportasi maupun pekerjaan. Hampir di setiap negara mengenal delman atau kereta sejenisnya sebagai alat transportasi, kuda dalam sirkus , pacuan kuda dan masih banyak lagi
Daging kuda juga dikomsumsi di banyak negara di dunia, termasuk Italia. Rasa dagingnya yang manis dan kandungan lemaknya yang rendah, namun kaya akan protein dan zat besi, daging kuda bisa diolah menjadi menu makanan yang lezat dan istimewa.
Dari zaman sebelum masehi, kuda juga selalu dilibatkan dalam peperangan antar manusia yang hampir tidak ada henti-hentinya. Tidak hanya di benua Eropa, tetapi di benua-benua lainnya di seluruh dunia. Dalam sebuah buku yang mengulas tentang sejarah kuda perang di dunia barat, kereta perang (bahasa latin “carrus”) yang ditarik seekor kuda pertama kali ditemukan di Mesopotamia dan dalam perang kuno selama zaman Perunggu dan zaman Besi.
Roda kereta perang ini disimpan terpisah, dan dirakit pada saat akan digunakan. Saat berperang, kereta ini bisa membawa dua prajurit, satu sebagai kusir dan yang satunya yang memegang busur dan tombak. Kereta perang mula-mula ini, sangat efektif dipergunakan di padang gurun yang luas dan terbuka sehingga para prajurit bisa bertempur berhadap-hadapan.
Kereta perang Mesir.
Sejarah juga mencatat jika kereta perang pertama banyak digunakan oleh pasukan Hyksos ketika melawan bangsa Mesir. Hyksos adalah bangsa semit (nenek moyang bangsa-bangsa di Timur tengah) yang memasuki Mesir pada akhir periode sejarah Mesir. Sekitar abad 19 SM, dengan menggunakan kereta perang, Hyksos mampu menyapu pertahanan pasukan Firaun dan berhasil menguasai Mesir. Namun setelah mengusai penggunaaan kereta perang, bangsa Mesir berhasil merebut kembali tanah air mereka di abad 17 SM.
Bangsa Romawi dan Mediterania kuno juga menggunakan kereta perang dalam pertempuran mereka. Ada kereta yang ditarik oleh dua ekor kuda dan ada juga yang di tarik oleh empat ekor kuda. Sekitar abad ke-10 penggunaan kereta perang mulai menghilang, supaya bisa bergerak lebih gesit, kereta kemudian diganti dengan menunggang kuda. Tetapi kereta kuda tetap digunakan dalam setiap perlombaaan pacuan kereta kuda, kegiatan yang sangat populer di zaman itu.
Kuda perang Romawi
Seiring berjalannya waktu, peran kuda dalam peperangan pun tergantikan oleh prajurit-prajurit khusus( infanteri) dalam pertempuran di lapangan. Kerajaan Yunani dan Romawi di masa kejayaannya memiliki juga pasukan khusus: pasukan “hoplites” Yunani, “The Macedonian phalanx” Kerajaan Makedonia, tentara kerajaan Romawi dan lain-lain. Namun pasukan berkuda tetap dibutuhkan di titik-titik tertentu seperti mengejar dan membunuh musuh dalam perjalanan.
Di Roma, sesuai dengan sistim hukum traditional kerajaan Romawi “Servio Tullio”, hanya orang-orang kaya saja yang bisa masuk militer. Karena memang dalam setiap peperangan, mereka harus mengeluarkan sendiri biaya perang yang tidak sedikit, termasuk kuda salah satu barang mewah saat itu. Sedangkan para bangsawan yang tidak bisa masuk militer, mereka membentuk kelas sosial yang lain seperti menjadi pedagang atau pengusaha.
Setelah kejatuhan Imperial Romawi dan sistim feodal mulai merajalela di benua Eropa, kuda kembali menjadi salah satu elemen penting dalam kehidupan waktu itu. Pria berkuda menenteng senjata adalah sebuah kebanggaan, simbol yang menunjukkan status sosialnya, landasan organisasinya dan hidupnya.
Ksatria berkuda.
Puncaknya terjadi sekitar abad ke-7 hingga ke-8 M ketika Carlo Magno yang berkuasa mengeluarkan sebuah peraturan: “ Jika seseorang yang bersumpah setia kepada penguasa, maka orang itu bisa menjadi tuan tanah dan para petani penggarap lahan adalah budaknya”. Sejak saat itu , banyak ksatria yang berlatih militer, berkuda dan berjanji setia melayani penguasa.
Para ksatria di abad pertengahan tidak hanya seorang pejuang, mereka juga memiliki kewajiban moral dan agama yang harus dipertahankan juga sebagai bentuk kehormatan. Para kesatria bisa saja berasal dari keluarga miskin yang membela kaum lemah dari ketidakadilan atau perlakuan semena-mena dari pada saudagar kaya saat itu.
Untuk menjadi seorang ksatria tangguh dan memiliki kemampuan khusus, mereka harus berlatih sejak usia muda. Belajar bagaimana menggunakan pedang dan mempraktekkannya di atas kuda dengan mengenakan baju besi. Mereka juga harus mempelajari prinsip-prinsip etika dan kode etik menggunakan pedang. Melewati tahapan dari seorang pengawal sampai menjadi kesatria sejati. Kemudian dikukuhkan dalam sebuah upacara penobatan dan pengambilan sumpah yang mengikat sepanjang hidup mereka.
Namun kejayaan para ksatria pun mulai redup, ketika senjata api ditemukan di akhir abad pertengahan. Dan semakin meredup ketika taktik perang baru mulai dikembangkan oleh Swiss di abad ke-16. Sebuah pelatihan para prajurit yang jauh lebih sederhana dan bisa menjangkau berbagai lapisan masyarakat. Meskipun dibeberapa posisi penting masih dipegang oleh kalangan kelas atas dan para bangsawan, taktik perang ini cukup berhasil sehingga dikuti oleh negara-negara lainnya yang terlibat perang saat itu.
Pasukan berkuda perancis tahun 1800-an.
Karena dianggap usang dilibatkan dalam peperangan, pasukan berkuda pun mulai berkurang dalam perang dunia I dan dunia II. Dan di masa damai seperti sekarang ini pasukan berkuda di setiap negara masih ada dan tetap dibutuhkan dalam tugas – tugas tertentu, seperti menjaga ketertiban umum atau sebagai petugas khusus dalam upacara kenegaraan.
Di Italia, para kuda juga masih mempunyai banyak kegiatan yang menarik setiap tahunnya: merayakan Festival Kuda Nasional, ikut serta dalam pesta rakyat ( palio ) , lomba pacuan kuda dan lain-lain. Tetapi yang paling menarik adalah kegiatan yang disponsori oleh “Gruppo Italiano Attacchi”(GIA). Organisasi yang dibentuk tahun 1974 di kota Bergamo dengan tujuan melestarikan tradisi perlombaan menarik kereta kuda traditional atau ”Attacchi ”.
“Attacchi” di kota Verona.
Salah satu kota pariwisata di Italia yang rutin setiap tahunnya menggelar acara ”Attacchi” adalah adalah kotanya “ Romeo dan Juliet ”. Tahun ini acara bertema “Sfilate di Carrozze e Balli dell’800” akan digelar tanggal 7 oktober 2018 di Sigurtà Park kota Verona. Sebuah tema yang akan membawa kita ke suasana abad -19, baik dari sisi kereta kuda, tarian maupun permainan-permainannya.
Karena berbentuk pesta rakyat, pasti banyak orang akan berpartisipasi di dalamnya. Jadi jika teman-teman akan berkunjung ke kota Verona, Venice dan sekitarnya di bulan Oktober nanti, pastikan datang ke acara ini. Karena selain unik dan menarik, acara ini juga tidak memungut biaya sama sekali. Arrivederci….
Sumber :
http://www.giovannidesio.it/articoli/cavallo%20e%20guerra/cavallo.htm
Trailer kegiatan ‘Gruppo Italiano Attacchi’ di kota Verona: