Jalan hidup penuh lika liku. Setiap pilihan dalam hidup selalu memberikan konsekuensi dan jalan yang sesuai dengan pilihan-pilihan tersebut. Sama seperti ketika kita ingin pergi ke sebuah tempat atau tujuan, maka kita selalu diminta memilih melalui jalur dan jalan mana. Setiap pilihan akan melalui kondisi dan situasi jalan yang berbeda. Sampai atau tidaknya ke tujuan tergantung lagi dari diri kita sendiri.
Dalam sebuah buku yang pernah saya baca, ada sebuah kisah yang lebih kurang seperti ini. Dalam sebuah perburuan, seorang serigala mengejar kelinci sebagai buruannya, tetapi dalam perburuannya tersebut, serigala melihat ada ayam hutan, dia tergoda dan berhenti sejenak. Ayam lari tanpa sempat dikejar oleh Serigala, kelinci yang dikejar pun semakin jauh.
Serigala kembali berusaha mengejar dan saat sudah mulai dekat, dia tergoda lagi dan berusaha mengejar anak rusa. Sayang, anak rusa gesit dan berhasil lari dari kejaran serigala. Sadar dia sudah gagal mengejar anak rusa, serigala berusaha kembali mengejar kelinci, sayangnya kelinci sudah menghilang dan tidak lagi bisa dikejarnya.
Seperti serigala tadi, hidup kita pun penuh godaan. Sering sekali godaan itu membuat kita akhirnya tidak fokus dan gagal mengejar apa yang menjadi impian kita sebenarnya. Hal ini pun sebenarnya terjdi dalam hidup saya. Saat memutuskan menjadi seorang penulis media online fulltime, saya sempat ingin putar arah dan berhenti. Hal ini tidak lepas dari kondisi salah satu media opini tempat saya bergantung hidup yang oleng.
Saya sempat mencoba untuk melamar pekerjaan lain salah satunya menjadi aktivis di Amnesty Internasional Indonesia. Dan ternyata saya tidak dipanggil unhtuk tes. Saya coba bertahan tetapi kondisi media opini tersebut masih oleng. Saya pun khawatir tingkt dewa dan hanya pasrah saja.
Dalam kondisi pasrah dan berserah tersebut, akhirnya ada seorang teman yang minta saya mengelola satu media opini baru dengan harapan media ini akan menjadi sebuah media opini besar dan mampu bersaing dengan media online besar semodel detik.com. Sayangnya, modal tidak kuat dan belum bisa menggaji saya full.
Dalam kondisi terdesak, saya pun akhirnya menerima tawaran tersebut dan akhirnya mengelola media opini tersebut. Ya, media opininya adalah Indovoices (IV) ini. Dalam kondisi pas-pasan saya mengelola dan masih berharap media opini tempat saya bergantung hidup tadi pulih. Tetapi kondisi tidak kunjung membaik. Dalam keadaan seperti ini saya kembali lagi pasrah dan berserah.
Saya jalani saja kondisi ini sambil terus menulis dan meningkatkan relasi dalam rangka mencari investor untuk IV. Tetapi investor yang kami cari adalah orang yang mau berikan bantuan modal selama 3 bulan trial tanpa perlu memikirkan dulu bagi-bagi hasil dan hal lainnya. Maklum, saya termasuk hijau dalam hal mengelola media opini. Kalau pengalaman menulis sudah lama, tetapi mengelola sungguh sangat berbeda.
Singkat cerita, akhirnya saya dan teman saya terus menjalankan Indovoices dengan bantuan dan dana seadanya. Saya pun dapat jaminan dan akhirnya full menggerakan IV. Full disini bukan berarti saya meninggalkan media opini awal tempat saya memulai karir sebagai penulis media opini fulltime, tetapi akan lebih fokus mengelola IV. Kalau sudah tidak oleng lagi, pasti sekali-sekali akan menulis disana.
Lalu apa maksud dan pesan saya dalam tulisan ini?? Saya hanya mau mengatakan bahwa menjadi penulis opini full time itu sangatlah mungkin. Mungkin tidak bisa sekaya orang lain, tetapi bisa melakukan pekerjaan sesuai dengan kesukaan dan kepuasan batin pasti puas rasanya. Saya sudah buktikan bisa jadi penulis media opini fulltime dengan pendapatan yang cukup.
Kalau anda punya minat dan kesukaan menulis opini ringan seperti saya, maka saya tantang anda untuk serius menggelutinya. Memang tidak mudah dan penuh resiko. Tetapi bukankah semua perkerjaan tidak mudah dan penuh resiko?? Kecuali PNS kali yah. Hehehe..
Hitungan jadi penulis media opini itu harus mampu mencari viewer di atas 800an ribu per bulannya. Itu kalau tinggal di daerah dengan UMR 2 jutaan. Tetapi kalau tinggal di daerah yang UMRnya 3 jutaan, maka viewer minimal adalah 1 jutan. Hal ini sangat mungkin dilakukan dan saya sering mendapatkannya saat media opini tersebut tidak oleng.
Bagaimana bisa dapat seperti itu?? Rahasianya adalah Sharing and Connecting. Ini adalah slogan awal tempat saya memuli karir sebagai penuli media online. Ya, ini adalah slogan Kompasiana yang selama ini masih saya terapkan. Share tulisan anda dan connect dengan para pembaca anda dalam kolom komentar. Dua kunci saya berhasil bergantung hidup sebagai penulis di media opini.
Anda tertarik?? Siapkan mental dan fisik. Mental harus siap karena pekerjaan seperti ini bukanlah pekerjaan yang bisa dibanggakan kepada orang tua dan juga wanita yang sedang engkau kejar. Fisik harus siap karena pekerjannya berat dan asupan makanan dibatasi dengan pendapatan. Tetapi kalau mampu bertahan dan konsisten menjalaninya, maka anda bisa saja dipercaya mengelola sebuah media opini atau media online baru.
Jangan terkejut, jika suatu saat nanti akan ada orang yang datangi anda dan memberikan tawaran mengelola media yang mau dibuatnya dengan bayaran sampai 20 juta. Mau mencobanya?? Sekali lagi siapkan mental dan fisik anda.
Salam Penulis.