Indovoices.com – Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) bekerjasama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menggelar Pendidikan dan Kepelatihan untuk para Pelatih tingkat Nasional bertempat di Belleza Hotel, Permata hijau, Jakarta 26 – 29 Desember 2018.
Kegiatan yang diikuti oleh 59 peserta yang berasal dari para pelatih muda dari 32 propinsi ini dibuka oleh Asdep Tenor Kemenpora Dr. Herman Chaniago (26/11). Selain jajaran pengurus PBTI, hadir dalam acara pembukaan pejabat Kemenpora, pejabat dari KONI, dan pengurus PBTI,
Dalam arahannnya ketika membuka diklat, Dr. Herman Chaniago menegaskan bahwa program diklat kepelatihan ini merupakan program rutin yang diharapkan memberikan manfaat bagi para pelatih, khususnya para pelatih muda untuk meningkatkan kapasitas ilmu kepelatihannnya. DIklat kali ini memang sengaja difokuskan kepada para pelatih muda. Tujuannya agar para pelatih ini lebih kreatif dan inovatif untuk terus melahirkan atlet potensial dimasa yang akan datang.
Dalam kesempatan lain, Ketua Umum PBTI Letjen TNI (Purn) Marciano Norman mengatakan bahwa Diklat Kepelatihan Tingkat Nasional kali ini memang khusus diperuntukkan untuk para pelatih muda yang menangani pelatda junior. PPLP, mkaupun PPLD di daerah. Menurut Bapak Marciano Norman, hal tersebut ditekankan agar nantinya para pelatih muda ini dapat menerapkan metode dan strategi pelatihan keopada para atlet di daerah. Dan yang terpenting semua bekal pengetahuan ini nantinya dapat dijadikan sebagfai bagian penting dari program pembinaan di daerah masing-masing.
“Apabila satu pelatih dapat menciptakan satu atlet berprestasi saja, maka jika ada minimal 59 pelatih yang mengikuti diklat kali ini dapat menciptakan 59 atlet berprestasi, tentu saja akan menjadi lumbung atlet bagi taekwondo Indonesia, sehingga tim pelatnas akan lebih mudah dalam mendapatkan atlet yang potensial.” Ujar Marciano.
Ditambahkan Ketua Umum PBTI, tantangan mendapatkan atlet potensial memang sangat diharapkan oleh PBTI. Melalui upaya yang dilakukan oleh para pelatih, diharapkan berbagai tantangan tersebut dapat diatasi dengan menghadirkan para atlet hasil pembinaan yang terprogram dengan system dan strategi pembinaan yang baik. Tantangan kedepan ada Sea Games, Pra Olimpiade, Olimpiade Tokyo, dan PON 2020 Papua.
“Saya ingin melihat berbagai rangkaian event itu, diisi dengan pertandingan-pertandingan yang dipenuhi atlet potensial Indonesia hasil pembinaan para pelatih, yang nantinya para atlet potensial itu akan memberikan kontribusi bagi timnas taekwondo Indonesia”. Terang Marciano
Materi dan narasumber yang disuguhkan dalam diklat kali ini terdiri dari :
– Kebijakan pemerintah dalam memfasilitasi olahraga prestasi, yang disampaikan oleh Deputi IV Kemenpora Prof. Dr. Mulyana
– Kebijakan dan Program PBTI, yang disampaikan oleh Kabid Binpres, Rahmi Kurnia, SE
– Olympism, yang disampaikan oleh Dr. Rossy
– Penyiapan Nutrisi dan Pengaturan Berat Badan yang disampaikan oleh Dr. Mansur Jauhari, M.Si
– Anatomi dan Fisiologi yang disampaikan oleh Eko Juli Fitrianto, S.Or, M.Kes AIFO
– Tes dan Pengukuran, yang disampaikan oleh Dr. Fachmy Fachrezzy, MPd
– Teknik kepelatihan khusus Poomsae yang disampaikan oleh pelatih poomsae Mr. Shin Seung Jung dan Ina Febriana Sari
– Teknik kepelatihan khusus Kyorugiyang disampaikan oleh pelatih nasional Kyorugi Mr. Sun Jae Lee dan Taufik Krisna
– Penyusunan periodesasi program latihan yang disampaikan oleh Dr. Fachmy Fachrezzy, MPd
– Recouvery Sport Massage, yang disampaikan oleh Jamuddin, SOr
– Rule of Competititon Kyorugi & Poomsae, yang disampaikan oleh GM. Tb. Indra Mulia
Sumber : Taekwondo Indonesia News