Dari pantai yang cantik, mercu suar, gugusan batu- batu besar, ikan ketarap sampai lada menjadi penghias di negeri yang merupakan salah satu penghasil timah terbesar di dunia.
Negeri Pulau Timah yang saat ini identik dengan cerita pahlawan- pahlawan kecil laskar pelangi yang berjuang bersama dalam suka dan duka kehidupan.
Negeri yang saat ini sudah“diketahui” dunia melalu translasi salah satu buku karya Andrea Hirata dalam berbagai versi bahasa dunia. Selama kurun waktu dari tahun 1710 hingga sekarang negeri yang disebut wangka yang dalam bahasa asli Bangka Belitung yang berarti timah, menjadi penghasil uang penopang kehidupan negeri ini.
Setelah penerbangan beberapa saat, saya pun tiba dengan selamat di Bandara H.AS. Hanandjoeddin yang awalnya bernama Bandara Udara Boeloeh Toembang. Destinasi wisata Belitung khususnya , sangat didominasi dengan wisata pantainya dan wisata sejarah. Seperti di Pantai Burung Mandi, Klenteng Dewi Kwan Im yang sudah tegak berdiri sejak tahun 1747M, Kampung Ahok dan tentunya Museum Rumah Kata Andrea Hirata yang terawat dengan rapi.
Menikmati istirahat di salah satu hotel di Belitung untuk meng-explore“next trip” di spot pantai dan kopi khas dari belitung yang masyarakat lokal menyebutnya “kopi kuli” menjadi tujuan utama saya melakukan traveling ini. Karena tentunya Belitung bukan hanya Andrea Hirata dan Ahok yang sangat dielu-elukan karena salah satu hal yang mereka lakukan memajukan pariwisata Belitung.
Ada yang menarik benak saya mengenai Kopi Kuli..hmmm aneh juga ya, kok bisa disebut kopi kuli ? Kubayangkan bibirku meneguk segelas hangat kopi Kuli, demikian namanya, karena konon itu adalah kopi para penambang timah di Belitong Timur.
SERUPUT KOPI KULI DI DAPUR RUMAH ANDREA HIRATA #BeautifulSunsetBabel
Sore hari saya tiba di Gantung, kecamatan kecil di ujung timur Pulau Belitung.
Tidak ada yang istimewa dengan Gantung, kalau bukan karena Andrea Hirata dengan film yang diangkat dari novel “ Laskar Pelangi”. Gantung tidak akan seterkenal sekarang.
Tidak ada petunjuk besar untuk menuju lokasi syuting sekolah laskar pelangi, saya sempat terlewat jauh, beruntung saya bertanya seseorang yang lewat naik motor. Dia memberitahu lokasi dan mengantarkan saya ke lokasi, padahal cukup jauh. Dipikir-pikir Baik sekali abang ini. untuk menuju ke sekolah laskar pelangi sebenarnya melewati Museum Kata Andrea Hirata, tapi saya memilih mengunjungi lokasi syuting sekolah Laskar Pelangi baru baliknya mampir ke Museum Kata.
Bangunan lama yang sekarang di jadikan Museum ini dahulunya adalah rumah keluarga Andrea Hirata, dan tempat dia dibesarkan.
Dihampir setiap ruangan dipenuhi foto – foto tokoh pemain utama Laskar Pelangi, potongan cerita – cerita Laskar Pelangi dan karya – karya sastra Andrea Hirata lainnya. Ada beberapa sampul buku Laskar Pelangi dengan versi beberapa Negara, beberapa foto tokoh – tokoh yang menginspirasi setiap karya Andre Hirata. Di ruang belakang terdapat dapur dengan gaya rumah lama melayu lengkap dengan kompor tungkunya, berfungsi juga sebagai kedai kopi kuli. Saya memesan segelas kopi untuk melepas penat sambil menikmati suasana “doeloe”.
Beberapa kali saya melamunkan beberapa penggalan cerita Laskar Pelangi seperti yang ada di film. Sudahlah lebih baik saya melanjutkan menikmati kopi kuli sambil mata ini dan mata kamera merekam tempat penuh cerita dan aktifitas hari ini.
Yes…Wisata pantai! I love pantai… i love snorkling dan i love diving
Beberapa tempat yang saya kunjungi, saya rangkum sebagai berikut :
- Pulau Lengkuas, masyarakat lokal menyebutnya dengan sebutan ini berkaitan dengan menara mercusuar L.I Enthoyen yang dibangun belanda di tahun 1882. Dengan tinggi 65 meter diatas permukaan laut, 18 lantai dan 313 anak tangga mercusuar berlapis besi yang sudah berumur hampir 200 tahun-an ini masih kokoh tegak berdiri.
- Pulau Garuda, pulau dengan batu besar berbentuk kepala garuda ini tidak bisa kita singgahi karena dasar laut yang dipenuhi karang-karang tajam yang bisa membuat kapal karam sehingganya kita hanya bisa menikmatinya dari permukaan air yang cukup dalam saja. Dan sepanjang perjalanan kita akan banyak jumpai gugusan batu granit besar menghiasi karya Sang Pencipta.
- Pulau Kepayang .
- Pulau Pasir, pulau ini hanya bisa disinggahi ketika air laut sedang surut , sehingganya gundukan pasir berbentuk pulau ini dapat terlihat dan kapalpun bisa merapat. Dipulau ini jika beruntung kita akan temukan bintang laut seukuran lebih dari 2 telapak tangan orang dewasa.
- Pulau Batu Berlayar.
- Pantai Pelabuhan Bilik Tanjung Tinggi yang merupakan spot shooting film Laskar Pelangi di tahun 2008
Negeri ini punya potensi lainnya dari mulai budaya, kuliner, dan keunikan lainnya yang bisa dibanggakan dan bukan hanya sekedar menikmati perjuangan Andrea Hirata sejak kurang lebih hampir 10 tahun yang lalu dan Ahok saja.
Negeri ini punya tradisi kuliner yang patut dibanggakan karena menyimpan makna kebersamaan “berdulang” yakni menyajikan lauk pauk dalam 1 nampan besar yang bisa disantap oleh 4 orang dan tentu menu ikan asli hasil dari laut belitung. Ikan Ketarap yang disajikan didalam sebuah gangan atau buah kelapa segar yang dikupas dan dibuang air kelapanya sehingganya bisa cukup untuk penyaji ikan ketarap ,disantap bersama kangkung dan sambal khas belitung sambal serai.
Hampir setiap tempat yang saya kunjungi di Belitung meyajikan gangan disetiap meja makannya, seperti masakan yang wajib hukumnya, hanya yang membedakannya mungkin cara dalam mengolahnya. Aku berkesempatan mencoba Gangan pertama kali di Pantai Tanjung Kelayang, dimana pantai tempat kami akan berangkat untuk hopping island Pulau Lengkuas dan pulau lainnya.
Dari awal sungguh penasaran aku dengan menu Gangan Ikan Ketarap, apalagi beberapa orang memberikan info kalau menu ini tidak ramah di kantong. Hmmm… tapi aku pikir kapan lagi ada kesempatan makan ini kalau bukan sekarang?
Kenapa Gangan Ikan Ketarap menjadi primadona? padahal sisik ikan tersebut sangatlah keras, ternyata daging ikan ketarap setelah dibuang sisiknya dan setelah diolah ternyata sangat lembut.jangandiragukan rasanya hmmmmm yummi…
Warung-warung makan berjejer di pinggir pantai dengan pemandangan asap bakaran yang mengepul. Dan aku pun memasuki salah satu warung dan langsung memilih menu Gangan Ikan Ketarap. Ternyata harga menu ikan dihitung berdasarkan beratnya didalam satuan kilogram bukan berdasarkan porsi. Aku pun langsung ke cool box untuk memilih ikan ketarap, dan kata si ibu penjual bagian terenak ikan ketarap adalah kepala-nya! Ternyata harga kepala ikan ketarap Rp 120.000,-/ kilo dan siapa sangka kalau berat kepala ikan ketarap aja bisa 1 kg.. Oh My God.
Semangkuk gangan terhidang dimeja dengan buah nanas menghias diantara potongan kepala ikan. Waaaah nanas yang dimasak adalah salah satu makanan kesukaanku! Rasanya sudah tidak sabar untuk menyantapnya. Dan ternyata benar, Gangan Kepala Ikan Ketarap ini enaaaaaak banget dan ga mengecewakan. Rasa kuah asam, segar, manis dan pedas berasal dari racikan bumbu halus bawang merah, bawang putih, kemiri, kunyit, laos, cabai dan buah nanas segar. Untuk pertama kalinya aku bisa makan kepala ikan selain ikan lele. Dan aku baru merasakan bahwa memang kepala ikan ketarap dihargai mahal karena menyimpan kenikmatan yang terpendam. Kulit kepala ikan ketarap sangat tebal seperti kikil sapi, kenyal tetapi terasa lembut saat disantap.
Memakan kepala ikan ketarap ini seperti menyeruput lelehan lemak lembut. Nikmat!
Aku bahkan sanggup menghabiskan sampai tuntas kepala, kulit, tulang hingga mata.
Selamat tinggal belitung, sampai kan salam ku kepada ikan-ikan ketarap dan hembusan angin.