Buaian elektabilitas tinggi dan kepuasan publik yang tinggi sudah tidak lagi bisa dijadikan sebuah acuan untuk memenangkan sebuah Pilkada maupun Pilpres. Karena pada kenyataannya, banyak hal dan faktor yang menjadi penentu kemenangan seseorang dalam sebuah pilihan. Apalagi kalau sudah menyangkut politik identitas dan SARA. Ditambah sekarang isu hoaks juga dimainkan.
Itulah mengapa, saat beberapa lembaga survei mengunggulkan Presiden Jokowi dengan angka yang jauh unggul dibandingkan calon lainnya, maka respon yang harus dilakukan adalah tetap hati-hati dan jangan terbuai. Kita sudah belajar dari pengalaman pahit kalahnya Ahok meski punya tingkat elektabilitas dan kepuasan publik yang tinggi. Faktor non teknis ternyata menjadi penentu.
Lalu kita akan membantah, Jokowi tidak sama dengan Ahok. Mereka tidak akan bisa menggunakan isu SARA untuk menjungkalkan Presiden Jokowi. Wah, itu salah besar. SARA yang digunakan kepada AHok tidak akan sama digunakan kepada Presiden Jokowi. SARA itu tidak harus melulu sebuah fakta, hal yang hoaks saja bisa jadi kebenran kalau diulang-ulang terus menerus.
Dan sebenarnya, hal ini sudah terus dilakukan oleh Presiden Jokowi yang dengan sangat apiknya tampil bersama para ulama dan kegiatan-kegiatan keagamaan. Tetapi ternyata usaha itu tetap juga tidak menghilangkan image Presiden Jokowi yang kurang religius. Dalam tulisan saya sebelumnya, hal ini sudah menjadi kode keras saat Wapres Jusuf Kalla menyebutkn bahwa cawapres ideal Presiden Jokowi adalah tokoh religius.
Politik Identitas dan SARA inilah yang nantinya akan dimainkan. Bayangkan saja Presiden Jokowi yang sudah sereligius ini dan seorang Haji saja masih kurang dianggap kurang religius. Selain itu, tentu isu lain juga akan dimainkan. Dan untuk diketahui, isu ekonomi akan menjadi tantangan Presiden Jokowi.
Sepanjang sejarah, isu ekonomi adalah isu yang selalu menjadi tantangan lenggang atau berhentinya kepemimpinan seorang Presiden di Indonesia. Kini, masalah itu akan dihadapi oleh Presiden Jokowi. Dan parahnya, yang menyebabkan hal-hal seperti ini adalah para bawahannya yang selalu mengatakan keadaan perekonomian bagus tetapi kenyataannya sebaliknya.
Itulah mengapa beberapa kali, Presiden Jokowi tampil di mall dan pusat perbelanjaan untuk menggiatkan lagi perekonomian. Terakhir bahkan dia juga turut mengajak Presiden Korea Selatan ke sebuah mall. Berhasilkah?? Ternyata belum juga berhasil dan Presiden Jokowi terpaksa mengharapkan hibah dari Jepang.
Parahnya, Presiden Jokowi sangat rentan kena hantam seperti Ahok karena para ring 2nya tidak memainkan peran mereka dengan baik, malah sepertinya menjadi penyumbat informasi penting untuk bisa masuk ke telinga Presiden Jokowi. Para ring 2 inilah yang sepertinya punya kepentingan besar Presiden Jokowi menang demi jatah kekuasaan bagi mereka tanpa sadar itu akan menjadi bumerang.
Ahok jujur saja kalah bukan karena Ahoknya, melainkan karena para ring 2nya yang terlalu banyak bermain dua kaki. Dan kalau mau jujur, orang-orang yang dulu mendukung Ahok kini lagi menikmati hasil begal APBD yang mereka buat. Salah satu yang paling nampak jelas adalah Ketua DPRD DKI.
Itulah mengapa saya harus bilang bahwa buaian elektabilitas hanya akan membuat Presiden Jokowi bernasib sama dengan Ahok. Tetapi ada satu hal yang harus terus kita kerjakan di lapangan maupun dalam tulisan. Menceritakan apa yang sudah dilakukan, dan memberikan sekali lagi mimpi dan harapan untuk apa rakyat harus memilih Presiden Jokowi kedua kalinya. Karena itulah, Indovoices menyediakan rubrik khusus kaleidoskop Jokowi JK 2017.
Setelah itu selesai, nanti akan dibuat lagi sebuah lomba tulisan dengan tema, “Mengapa Harus Jokowi??”. Seperti yang sudah pernah saya sampaikan Indovoices pasti akan menjadi garda terdepan untuk mendukung dan mengkampanyekan Presiden Jokowi. Karena itu, mulai tahun 2018, kita akan buat banyak tulisan mengenai harapan dan mimpi ke depan seandainya Presiden Jokowi mau kita jadikan Presiden dua periode.
Semoga nanti bisa dapat donatur untuk menjadikan ini lomba tulisan lagi dan sekalian dibukukan yang nantinya kita sebarkan dan hadiahkan kepada orang lain. Kalau ada pembaca yang mendukung juga boleh. Hehehe.. Mari bersiaplah dan jangan terbuai dengan elektabilitas, karena sejak Ahok kalah, lawan kita semakin kuat dan kita harus terus waspada.
Mau Indonesia terus baik?? Mari suarakan pilih Jokowi.
Salam Elektabilitas.