Miris memang kalau melihat kepala daerah yang memimpin DKI Jakarta saat ini. Selalu menyatakan berpihak kepada semua rakyat Jakarta, tetapi realisasinya sangat jauh dari apa yang dinyatakannya. Anies-Sandi saat kampanye terlihat begitu peduli dan dekat dengan rakyat, kini sudah menunjukkan diri mereka sebenarnya.
Anies-Sandi memang datang sebenarnya untuk menegakkan keberpihakan. Keberpihakan kepada mereka yang mendukung dan memiliki kintrak politik dengan Anies-Sandi tentunya. Itulah mengapa, Anies-Sandi memberikan akses Monas kepada FPI serta kroni-kroninya dan juga Tanah Abang kepada Lulung. Tetapi tidak mampu memenuhi kontrak politiknya dengan para buruh.
Soal tidak bisa memenuhi kontrak politik kepada buruh, Anies-Sandi menunjukkan keberpihakan mereka sebenarnya, yaitu kepada pengusaha. Anies-Sandi tidak mampu berpihak kepada buruh karena Sandi sendiri adalah seorang pengusaha. Apalagi mereka juga butuh pengusaha untuk mendukung pemerintahan mereka.
Mereka tidak peduli untuk memenuhi kontrak politik yang mereka janjikan meski harus melanggar perda. Karena mereka menyadari bahwa perda tersebut adalah produk hukum yang bisa diubah. Tetapi sayangnya, mereka tidak didukung oleh kekuatan fraksi yang dominan. Maksud hti mau mengubah perda, mereka kini mlah harus menghadapi realita rencana interpelasi yang digagas PDIP dan Nasdem.
Cukupkah kekuatan PDIP dan Nasdem untuk melakukan interpelasi?? Tentu tidak. Mereka harus galang dukungan dari yang lain. Apalagi akan terlihat aneh kalau yang menginterpelasi hanya PDIP dan Nasdem. Berhasilkah interpelasi mereka?? Kemungkinannya kecil. Anies-Sandi diinterpelasi juga akan ngeles bajaj tidak karuan. Tidak ada gunanya.
Mau dilanjutkan dengan hak angket dan pemakzulan?? Langkah panjang yang belum tentu juga berhasil. Kalau pun berhasil tidak akan banyak juga manfaatnya karena pengganti mereka juga belum tentu melebihi kemampuan mereka, malah mungkin kebih parah lagi.
Anies sendiri malah terlihat cuek dengan rencana interpelasi tersebut dan bahkan mengklaim mereka berkerja tidak untuk sebagian warga Jakarta. Anies ingin agar Jakarta bisa dirasakan oleh semua warga tanpa terkecuali. Dan sepeti biasa, pernyataan itu hanyalah sebuah retorika. Buktinya ada warga terlantar di Blai Kota.
Ya, ada puluhan warga Kapuk Poglar, Cengkareng, Jakarta Barat, terlantar sat menyambangi Balai Kota Jakarta untuk mengadukan nasibnya terkait penggusuran yang akan dilakukan pada 8 Februari 2017 mendatang oleh Polda Metro Jaya. Mereka datang sejak Pkl 07.00 menunggu Anies dan setelah lama menunggu, Pukul 14.00 hanya ditemui oleh staf Anies Idam Alfie.
Warga pun mengeluhkan sulitnya bertemu dengan Anies.
“Amat disayangkan gak bisa ketemu gubernur. Beliau punya tanggungjawab untuk memperhatikan nasib warga kota Jakarta ini,” ucap Charlie Abajili, kuasa hukum warga Kapuk Poglar dari LBH Jakarta di depan Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (26/1).
“Kami tadi mengusahakan untuk bertemu, tapi dia memang tidak mau menemui. Kata timnya sih ingin mempelajari lebih lanjut. Hanya ditemui oleh timnya Anies bernama Idam Alfie,” katanya.
Beginilah kalau orang memakai topeng saat kampanye. Mengaku ingin memastikan bahwa Jakarta dirasakan oleh semua warga, tetapi Balai Kota tertutup untuk warga mengadu. Padahal saat kampanye, Anies bisa tampil bersahaja dan dekat dengan warga. Sayang, karena sudah tidak lagi kampanye, warga menjadi sulit menemui Anies.
Wajar memang karena Anies adalah tipe pemimpin golongan priayi. Bukan tipe pemimpin rakyat yang memiliki visi kerakyatan. Bukan yang punya kesadaran diri melayani, melainkan dilayani. Dan akan semakin banyak warga yang bakalan terlntar kalau datang ke Balai Kota. Karena kini kalau mau jumpa Anies, harus jelas keberpihakannya dan juga keuntungan politiknya.
Kasihan warga Jakarta hanya dijadikan komoditas politik. Hanya dijadikan iklan kampanye. Kini, semua sudah terbuka dan terang benderang kelakuan Anies. Seperti seorang pacar yang saat susah minta terus didukung dan disokong. Setelah sukses, malah mutusin serta tidak peduli lagi. Malah menikah dengan orang lain yang ternyata selingkuhannya.
Rakyat harus sadar, bahwa orang seperti Anies akan melakukan apapun demi ambisinya jadi capres. Kalau tidak berdampak ke arah sana, maaf saja, tidak akan diladeni. Karena itu, cukuplah dia sekali jadi menteri gagal dan cukuplah dia akan jadi Gubernur gagal dan jangan sampai jadi presiden gagal dan gubernur gagal di periode kedua.
Cukuplah 5 tahun punya gubernur memalukan seperti Anies.
Salam gagal.