Setelah terbukti bahwa normalisasi dan betonisasi Ahok terbukti benar, sudah saatnya kini Anies-Sandi berbenah. Tidak keras kepala dan akhirnya mengorbankan warga Jakarta. Apalagi faktanya, meski ada anggaran untuk pembebasan lahan supaya normalisasi kali ciliwung bisa berlanjut dalam APBD 2018, Anies masih belum juga melakukan satu pun pembebasan lahan.
Pembebasan lahan memang menjadi syarat mutlak proses normalisasi. Dalam beberapa kesempatan sebenarnya hal ini sudah diuungkapkan kepada Anies, tetapi karena Anies sudah kemakan ucap soal gusur menggusur, kini masalah normalisasi jadi dipertaruhkan. Gengsi seorang Anies membuat normalisasi benar-benar terhambat.
Bahkan saat itu, Anies dengan sangat entengnya menyebutkan solusi untuk melakukan normalisasi tidak perlu pakai alat berat. Kalau alat berat tidak bisa masuk, maka manusianya yang masuk ke dalam untuk melakukan pengerukan. Dan itu dibuktikan Anies dengan ikutan mengeruk lumpur. Berikut pernyataannya saat itu..
“Tapi pengerukan tak bisa dilanjutkan karena ada bangunan yang berdiri di atas turap,” ujar Anies kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, siang tadi.
“Kalau begitu ya harus diteruskan meski pakai orang. Kalau alatnya nggak bisa masuk ya orangnya yang jalan. Jangan alat nggak bisa masuk terus berhenti. Jadi harus diteruskan sampai tuntas,” tegas Anies.
Dan hasilnya adalah pengerukan tidak ada manfaatnya. Pengerukan memakai tenaga manusia di saat sedang kejar-kejaran dengan siklus hujan tinggi yang berpotensi banjir kiriman adalah sebuah tindakan tidak masuk akal. Anies yang terlalu gengsi melakukan relokasi yang sering dinegasikan sebagai penggusuran oleh lwan Ahok, kini harus mengalami sendiri banjir kiriman yang tidak bisa dikendalikan.
Sebagai manusia, kita sudah diberkahi akal, karya, dan karsa untuk bisa mengendalikan alam. Kalau tidak bisa, maka sebagai manusia kita sudah gagal memanfaatkan keistimewaan dari Tuhan sebagai mahkluk mulia tersebut. Bukannya menaklukan alam dan menguasainya, ini malah tidak berdaya menghadapinya. Sangat miris.
Lalu setelah mengalami banjir ini, apakah Anies masih bersikeras untuk tidak melakukan relokasi?? Apakah Anies tega membiarkan Jakarta banjir karena sungai meluap disebabkan kebebalannya??
Kalau mau jujur, Anies sebenarnya tidak perlu gengsi melakukan relokasi, apalagi tanpa dia melakukan normalisasi warga juga terpaksa direlokasi karena banjir. Mereka tetap juga tidak bisa tenang hidup dalam pengungsian karena bencana. Lalu mengapa tidak merelokasi mereka dengan memberikan tempat yang lebih layak??
Kini saatnya rendahkan semua gengsi dan ego dan buktikan memang mengutamakan kepentingan banyak orang daripada diri sendiri. Karena bagaimana pun juga anda adalah Gubernur DKI Jakarta.
Salam Segerakan Normalisasi.