Setelah diramal bakal menjadi presiden penyelamat bangsa oleh mbah Amien Rais, gubernur rasa presiden, Anies Baswedan tidak mampu lagi menahan hasratnya untuk maju menjadi capres pada pilpres 2019 nanti.
Lihat saja sekarang, dimana-mana Anies selalu saja bicara persoalan kebangsaan untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa betapa dia begitu peduli dan menguasai permasalahan bangsa.
Jabatan presiden ini memang sudah diidam-idamkan oleh Anies sejak tahun 4 tahun lalu tepatnya saat Anies mengikuti konvensi calon presiden dari partai Demokrat tahun 2014 silam. Tetapi saat itu dia kalah dan akhirnya memilih bergabung menjadi tim sukses Jokowi.
Rupannya jalan untuk menjadi presiden semakin terbuka dengan kemenangan di Pilkada DKI Jakarta lalu, meski untuk itu dia harus mengkhianati hati nuraninya sendiri : bergabung dengan Prabowo, kompetitor Jokowi yang dia serang abis saat menjadi tim sukses Jokowi. Inilah hebatnya Anies, bisa menjadi siapa saja demi ambisinya.
Sadar bahwa dirinya tak memiliki modal logistik yang cukup kuat, maka satu-satunya cara adalah dengan terus menggunakan panggung Jakarta untuk menaikkan popularitas dan elektabilitasnya. Terus beretorika disetiap kesempatan dan ngarep ada partai yang meliriknya menjadi capres.
Dan nyatanya cara ini cukup membuahkan hasil, Anies sukses mendapat gelar “Gubernur Rasa Presiden” setelah kunjungan foto-foto ke Turki dan Maroko.
Gubernur rasa presiden yang memiliki rekor dua kali dihalang-halangi paspampres-pertama paspampres Jokowi dan yang kedua paspampres Erdogan- ini kembali mendapat panggung membangun personal brandingnya pada acara Indonesia Leaders Forum dengan tema ‘Sejarah Pergerakan Islam dan Masa Depan Bangsa’ hari Kamis kemarin.
Dan seperti biasa, Anies panjang lebar bicara soal keadilan, senjatanya saat memenangi pilkada dki lalu.
Motivasinya jelas, mengincar pencapresan. Apalagi memang sampai saat parpol-parpol oposisi belum menentukan koalisi dan siapa calon penantang Joko Widodo.
Namun ada yang menarik disini karena disadari atau tidak, ketika Anies menjelaskam bahwa persoalan terbesar bangsa Indonesia saat ini adalah adanya ketimpangan diberbagai daerah dan tidak meratanya keadilan sosial, maka secara tidak langsung dia malah mengkampanyekan presiden Jokowi.
“Ketimpangan-ketimpangan yang merata di berbagai sektor menjadi masalah terbesar bangsa kita”
“Republik ini tidak didirikan untuk minoritas, tidak didirikan untuk mayoritas, tapi didirikan untuk setiap anak bangsa Indonesia”.
“Para pendiri Republik ini sadar bahwa mayoritas secara kategori agama adalah umat islam. Tetapi para pendiri republik ini tidak pernah mengatakan antara mayoritas dan minoritas”.
“Semangat dari awal pendirian negara ini adalah umat islam hadir berperan untuk seluruh bangsa Indonesia, bukan hanya untuk umat Islam saja”.
Anies Baswedan-tribunnews.com
Demikian penjelasan Anies ketika disodorkan pertanyaan oleh Bachtiar Nasir, apa persoalan terbesar bangsa ini.
Apa yang gubernur Anies katakan sudah tepat menurut saya. Dan kalau bicara soal keadilan, berarti Jokowilah yang dibutuhkan bagsa ini lima tahun kedepan.
Berapa banyak daerah yang sejak 72 tahun Indonesia merdeka terisolir sekarang sudah memiliki jalan beraspal.
Berapa banyak daerah yang sulit dijangkau sekarang bahkan sudah memiliki bandara.
Berapa banyak desa gelap gulita puluhan tahun sekarang menikmati listrik 24 jam sehari 7 hari dalam seminggu.
Berapa titik daerah perbatasan termarjinalkan sekarang bisa berbangga lintas batasnya berdiri megah.
Berapa hektar lahan kering nan gersang tak termanfaatkan sekarang menjadi sumber penghasilan penduduk sebab irigasi sudah lancar dengan terbangunnya waduk.
Berapa banyak daerah miskin yang sekarang justru berkembang pesat sektor pariwisatanya lewat tangan dingin Jokowi menarik investor dan memperbaiki akses infrastruktur.
Berapa puluh daerah yang sudah menjadi “Bali baru” di Indonesia dan sekarang menjadi sasaran wisatawan asing.
Berapa hektar hutan terbakar sia-sia sekarang sudah dimanfaatkan masyarakat dan mendapat sertifikat pemanfaatan lahan pula.
Seberapa pesat pembangunan di Papua, saudara kita yang bertahun-tahun diabaikan dan ingin merdeka, sekarang justru damai dalam rangkulan pemerintah era Jokowi.
Dan sederet proyek mangkrak puluhan tahun yang mampu diselesaikan oleh Jokowi hanya dalam kurun waktu kurang dari 4 tahun.
Lalu mengapa Anies mengatakan bahwa masih ada ketimpangan dan keadilan sosial di negeri ini? Jawabannya jelas, karena memang semua belum tuntas. Itu artinya Jokowi harus dua periode.
Harus diakui, ditangan Jokowilah keadilan sosial menemukam jalannya. Ditangannya, negara kita berada di jalur yang benar menuju masa keemasaan dan kejayaanya.
Terimakasih, pak Anies! bapak sudah tepat mengkampanyekan keadilan, mengkampanyekan Jokowi.
Terakhir, Boleh-boleh saja Anies gubernur rasa presiden. Tetapi ingat, Jokowi adalah presiden rasa dua periode!
Selamat Jokowi dua periode!