Pernyataan demi pernyataan wagub Sandiaga selalu saja mengajak saya untuk kembali ingat Ahok.
Membuat saya semakin tidak sabar menanti Ahok bebas. Jika tidak ada aral yang melintang, saya prediksi Ahok akan bebas pada tujuh belas Agustus nanti yang artinya saya masih harus menunggu sekitar 191 hari lagi untuk melihat Ahok bebas bersyarat.
Bukan apa apa, sudah capek rasanya saya harus bolak-balik ke Mako Brimob menemui Ahok hanya untuk memberitahu dia bahwa programnya mau dipakai oleh gubernur Anies dan wagub Sandiaga.
Di tahanan tentu dia tidak bisa melihat siaran televisi dan tidak boleh menggunakan handphone, sehingga mau tak mau sayalah yang harus kesana menyampaikan hal ini. Mengapa hal ini harus saya sampaikan, karena saya tahu persis, Ahok di musim banjir seperti ini tidak bakalan bisa tidur nyenyak. Ahok pasti kepikiran warga yang kebanjiran.
Sehingga saya berharap kunjungan saya ke Mako Brimob nanti setidaknya akan membuat dia tenang dan bangga mendengar kabar program relokasi warga yang ia gagas bersama Jokowi akan dilanjutkan oleh pemerintah DKI Jakarta saat ini. Karena memang itulah satu-satunya cara agar sungai bisa dinormalisasi dalam rangka mengatasi bencana banjir Jakarta.
Hal ini diutarakan oleh Wagub Sandiaga saat meninjau lokasi banjir di Gang Arus Cawang, Jakarta Timur. Wagub Sandiaga yang kali ini tidak memakai celana legging, menawarkan relokasi untuk warga agar tidak terus menerus kebanjiran tatkala hujan datang.
Menurut wagub Sandiaga, RELOKASI atau yang biasa disebut dengan istilah PENGGUSURAN-Jika yang melakukan Ahok–adalah satu-satunya cara agar normalisasi sungai bisa dilakukan. Nah kan!!
Berbanding terbalik dengan pendapat gubernur Anies yang mengatakan bahwa penggusuran tidak perlu dilakukan karena masih ada cara lain yakni penggeseran, kali ini pak wagub Sandiaga malah sepakat dengan Ahok soal relokasi warga…
Saya memaklumi ketidaksamaan persepsi gubernur Anies dan wagub Sandiaga kali ini karena memang tim sinkronisasinya sudah bubar. Sehingga wajar jika pendapat mereka mengenai relokasi ini juga sudah tidak sinkron lagi.
Terlepas relokasi ini jadi atau tidak, yang pasti tidak mungkin dilakukan relokasi dalam waktu dekat. Disamping saat ini banjir sudah kadung melanda, lokasi pemindahan pun juga belum jelas. Lha mau dipindah kemana warga sebanyak itu sementara rusun baru dalam tahap groundbreaking, entah kapan siap huni…
Lagipula rusun tersebut juga tidak akan diberikan untuk disewa warga seperti yang Ahok lakukan. Gubernur Anies dan wagub Sandiaga mau menjualnya untuk orang kaya dengan DP 0 rupiah dan cicilan disubsidi. Sehingga relokasi yang ditawarkan Sandiaga saya duga tidak akan terjadi…
Perhatikan pernyataan Sandiaga yang berhuruf tebal berikut ini :
“Kalau misalnya mereka sudah sepakat ikut program pemerintah, kita siapkan anggaran yang kita eksekusi, untuk mereka ditata, dipindahkan ke tempat tinggal yang tidak punya risiko untuk setiap kali ada kiriman air dari dari Bogor,” jelas Sandiaga-liputan6.com
“Kalau misalnya mereka sudah sepakat ikut program pemerintah”. Loh, Pemerintah yang mana? Bukankah relokasi adalah program pemerintah gubernur Ahok. Gubernur Anies tidak pernah mencanangkan program relokasi warga”
“dipindahkan ke tempat tinggal yang tidak punya risiko untuk setiap kali ada kiriman air dari dari Bogor. Dimana ada tempat tinggal yang tidak punya resiko banjir itu? Sangat tidak jelas tawaran wagub Sandiaga. Wajar jika sebagian warga menolak keras dan enggan pindah…
Padahal pak wagub Sandiaga mengaku sudah beberapa kali ke lokasi Gang Arus ini untuk merayu warga agar bersedia pindah. Sandi meyakinkan warga bahwa akan ada proyek normalisasi di kawasan tersebut agar bebas banjir. Tetapi karena tidak ada kejelasan, ya ogah lah!
Ah…hujan pula, jadi malas gerak, besok ajalah ke Mako Brimobnya…
Selamat menantikan relokasi apak wagub Sandiaga!!