Benar memang pada akhirnya apa yang dikatan oleh Ahok. Orang yang tidak paham benar dengan problematika di Jakarta akan kesulitan untuk mengatasi dan melakukan solusi untuk membenahi Jakarta. Kalau hanya modal retorika dan ucapan mengambang tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah. Apalagi mengandalkan pasukan langit.
Ya, Belum ada seminggu, Gubernur dan Wakil Gubernur baru Jakarta, Anies Baswedan serta Sandiaga Uno terlihat begitu kewalahan dan tidak benar-benar punya konsep dan penguasaan masalah di Jakarta. Terlalu bergantung dengan tim sinkronisasi dan tim ahlinya, malah membuat mereka seperti tidak paham apa yang sebenarnya terjadi dan harus menjadi solusi di Jakarta.
Saat Jakarta mengalami banjir seperti saat ini, mereka bukannya punya solusi, malah menunggu solusi dari orang lain. Padahal, jarak antara kemenangan di Pilkada Jakarta sampai pelantikan ada jarak 5 bulan. Bahkan Anies sempat jalan kemana-mana untuk mencari solusi di Jakarta. Tetapi saat ditanya, malah plongak plongo seperti tidak tahu apa yang mau dilakukan.
Lebih parah lagi, Gubernur Anies malah menampilkan foto sok keren dari belakang menghadap CCTV di Jakarta Smart City karya Ahok yang disebutnya tidak membangun sebuah sistem. Dan pada akhirnya tetap juga tidak punya solusi lain selain mengeruk sungai. Terobosan dan gagasan nihil karen toh memang itu saja solusinya. Buat sumur resapan?? Ide konyol. Malah kemarin menyalahkan kebun teh yang ada sejak jaman Belanda.
Menariknya seorang netizen mengunggah untuk memperlihatkan perbedaan mencolok AHok dan kedua pasangan ini. Berikut videonya dan semoga kita bisa menyaksikannya dengan pemahaman dan perenungan yang benar.
Perbandingan Jaman Ahok dengan Jaman Now…. *PS: Kalo yg Quota nya pas-pas an, tolong jangan di play yah video ini. pic.twitter.com/nVosff5ymZ
— kemal.arsjad (@kemalarsjad) October 21, 2017
Sangat jelas sekali bukan perbedaannya?? Terlihat bagaimana seorang Ahok bisa dengan sangat lihai dan tahu benar sebenarnya apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan banjir di Jakarta. Tetapi ketika pasangan Anies-Sandi ditanya, menjawabnya pun terbata-bata dan malah menantikan solusi dari orang lain.
Kalau pemimpin tidak punya solusi seperti ini, bagaimana dia bisa mengeksekusi terobosan yang harus dilakukan. Malah yang ada bisa saja ditipu oleh bawahannya dengan solusi tidak masuk akal. Demi keluar anggaran tetapi sebenarnya tidak juga menyelesaikan masalah. Tetapi kalau Ahok, dia tahu apa masalah dan penyelesaiannya dan tinggal perintah anak buah melakukan solusinya.
Itulah pada akhirnya tidak aneh kalau Sandiaga punya keinginan menemui Ahok untuk membicarakan masalah Jakarta. Karena siapa lagi yang akan mereka temui untuk memecahkan masalah di Jakarta selain Ahok?? Mau ketemu dengan Prabowo membahas masalah ini?? Nanti malah teriak bocor.. bocor.. tanpa arah..
Beginilah realitanya. Semua sesuai dengan prediksi yang sudah dikemukakan oleh para pengamat politik kelas nasional bahkan kelas Indovoices seperti saya ini. Bayangkan saja hanya sebuah mujizat dan keajaiban saja yang membuat pasangan ini bisa mengatasi masalah Jakarta. Yang ada cuman buat kehebohan dan koar-koar tidak jelas.
Inilah akibat kalau memilih pemimpin bukan karena kemampuan tetapi karena agamanya. Kalau pemimpin dipilih karena agama dan bukan karena kemampuan maka yang ada malah pernyataan seperti yang dihebohkan Sandiaga terkait bantuan pasukan langit. Sudah tahu tidak mampu tetapi memaksakan diri menjadi seorang kepala daerah yah jadinya begini.
Sangat menyedihkan memang pada akhirnya kita harus menerima sepasang pemimpin yang tidak kompeten dalam hal kepemimpinan dan juga dalam hal memikirkan solusi untuk setiap permasalahan kota. Dan apalagi kalau ternyata mereka akan bertanya kepada orang yang mereka kalahkan karena isu SARA.
Biarlah ini menjadi sebuah pelajaran berharga bagi kita semua. Sebagai sebuah contoh akibat buruk memilih pemimpin karena agama, bukan karena kemampuannya. Ke depan kalau nanti ada pemilihan kepala daerah dan juga pemilihan Presiden, pilihlah bukan karena SARA, tetapi karena kemampuannya.
Dan lihatlah bagaimana kalau kita memilih pemimpin yang punya kemampuan seperti Jokowi dan Ahok. Pembangunan nyata kita lihat, pelayanan juga diperbaiki dengan sangat canggih, dan anggaran juga berhasil diamankan. Semua bukan karena agama KTP mereka, tetapi karena kemampuan dan akhlak mereka yang memberikan dirinya mengabdi bagi negeri.
Semoga saja ke depan kita sebagai negara bisa semakin maju dalam berpikir. Supaya ke depan kita tidak lagi dipecah belah dalam isu SARA dan bersama-sama maju sebagai bangsa. Pilih pemimpin karena agamanya?? No Way!!
Salam Memimpin Karena Mampu.