Akhirnya, Alhamdulillah dengan izin Allah penista agama lengser dan longsor,” kata Rizieq. “Lengser dari jabatannya dan longsor ke penjara.”
Demikian pesan yang disampaikan Habib Rizieq melalui rekaman suara di acara Reuni Akbar Alumni 212 di Lapangan Monas, Sabtu lalu. Dia mengingatkan massa Aksi 212 setahun lalu sukses membuat Ahok lengser dari jabatannya dan akhirnya masuk penjara. Banyak kalangan yang mengatakan karir Ahok sudah tamat setelah kalah di Pilkada dan kemudian harus menjalani hukuman penjara selama dua tahun karena di vonis bersalah pada kasus penistaan agama bulan Mei lalu.
Hal inilah yang mengusik hati saya untuk kemudian saya tuliskan dalam secarik kertas “Benarkah Ahok sudah tamat?”. Menurut saya tidak. Bahkan banyak tanda-tanda yang mengindikasikan Ahok bakal comeback. Dan inilah sinyal-sinyal kebangkitan Ahok yang saya temukan dan anehnya justru datang dari lawan politiknya dan juga Ahok sendiri.
Pertama. Pernyataan Fahri Hamzah sesaat setelah pelantikan Gubernur baru. Kala itu Fahri setengah mengkritik soal pidato Gubernur Anies. Dia mengatakan seharusnya Gubernur Anies meniru Ahok yang hanya bicara teknis dan bukan mengulas soal pribumi dan non pribumi. Saat ditanya perihal kritikannya Fahri mengatakan bahwa Ahok perlu jalan untuk kembali.
“Ahok perlu jalan untuk kembali jangan yg kayak kalian Bikin..tambah rusak…“Orang itu nggak mungkin jelek semuanya atau baik semuanya. Pasti ada kelebihan di sela kelemahannya dan sebaliknya. Manusia normal gitu,” ujar Fahri
Hahaha…Fahri Hamzah bukanlah politisi kacangan yang tidak paham perpolitikan di Indonesia. Terbukti jauh-jauh hari, Fahri sudah memprediksi bahwa Ahok akan “kembali”. Dia ingin dianggap bahwa dialah yang membuka jalan itu. Padahal semua juga tahu, tanpa Fahri ” ngoceh-ngoceh” pun, karya-karya Ahok sudah “berteriak” meratakan jalan untuk Ahok kembali.
Kedua. Kali ini sinyal comeback Ahok muncul di acara reuni Akbar 212 di Monas. Beberapa tokoh seperti Bachtiar Nasir dan Opick ingin agar reuni ini digelar tiap tahun. Padahal kalau kita lihat reuni kemarin terlihat antiklimaks dan sudah sepi peminat. Tujuan memenjarakan Ahok juga sudah tercapai lalu untuk apa lagi reuni digelar tiap tahun? Tentu mereka berancang-ancang jika nanti Ahok kembali berpolitik setelah bebas.
Ahok memang terpenjara tetapi spiritnya tidak akan pernah padam. Dan spirit perubahan Ahok inilah yang sangat menakutkan sehingga layak untuk diantisipasi oleh lawan politiknya. Nafsu untuk menghancurkan Ahok masih amat besar. Bahkan Fahri mengatakan reuni 212 tidak semangat karena Ahok yang dia sebut “setan” sudah tidak ada.
Ketiga. Buku, Galery Kampung Ahok dan Ahok Show.
Semula saya menduga Ahok akan tersiksa meratapi nasibnya di dalam penjara. Kurus kering memikirkan waktu dua tahun untuk bisa kembali bebas. Ternyata malah saya yang kurus kering mikirin Ahok. He..he..he
Tetapi kemudian kekhawatiran itu seketika sirna saat melihat tulisan-tulisannya dan juga mendengar testimoni dari tokoh-tokoh maupun teman-teman yang berhasil mengunjunginya di Mako Brimob. Perhatikanlah tulisan surat balasan Ahok diatas, tidak ada sedikitpun kesan merana, sedih, kalut, putus asa layaknya seorang narapidana. Waktu begitu cepat berlalu. Sudah 7 bulan Ahok dipenjara, surat-surat menumpuk belum dibalas, menulis buku belum selesai, betapa padatnya aktivitas Ahok disana. Akhirnya kita mendapatkan bocoran kemana ia setelah bebas. Rupanya dia tengah menyusun kekuatan lewat strategi Buku, Galery Kampung Ahok dan Ahok Show setelah bebas nanti.
Keempat. Sinyal kembalinya Ahok datang dari film Avengers: infinity war yang akan tayang tahun depan. Menurut sang sutradara Anthony Russo dan Joe Russo, film serial avengers ini akan menampilkan semua superhero Avengers seperti Kapten America, Hulk, Iron man, Hawkeye, Thor, Ant-Man, Spiderman, dan lain-lain, mantap bukan!
Kenapa tayang tahun depan dan bukan akhir tahun ini saja? Menurut analisa saya, Superhero Avengers bersama-sama dengan Guardian of the galaxy menunggu Ahok bebas tahun depan sehingga mempunyai kekuatan yang cukup untuk bersama-sama melumpuhkan Thanos yang berusaha mengumpulkan infinity stones. Ha..ha..ha. Yang keempat ini abaikan saja karena hanyalah imajinasi liar penulis.
Terakhir, saya mau tutup tulisan ini dengan sebuah ceritera “Legenda Asal Usul Kota Belitung” yang saya buat-buat sendiri, karang-karang sendiri dan saya tulis-tulis sendiri. Namanya juga legenda, cerita ini hanya fiktif belaka. Mohon maaf jika ada kesamaan nama dan tempat.
Tersebutlah kisah Bali dan Untung, dua pemuda yang hidup di sebuah desa terpencil ditengah hutan belantara di pulau Sumatera. Diceritakan Untung amat membenci Bali karena dia iri melihat Bali amat dicintai penduduk desa karena sifatnya yang dermawan dan suka membantu warga yang sedang ditimpa musibah maupun yang membutuhkan pertolongan. Sedangkan warga desa tidak menyukai Untung karena perangainya yang sombong.
Suatu hari, desa tersebut ditimpa bencana tanah longsor yang sangat hebat yang membuat rumah Bali dan Untung sama-sama roboh dan rata dengan tanah. Karena warga desa tidak ada yang menolong, Untung memutuskan untuk meninggalkan desanya dan memilih pergi ke negeri seberang. Sementara Bali yang memang mencintai desanya, tetap tinggal disana meskipun rumahnya telah hancur dan harta bendanya habis.
Meskipun tinggal nun jauh dinegeri seberang tak lantas membuat kebenciannya terhadap Bali berkurang. Untung senang akhirnya bisa mendengar Bali jatuh miskin akibat bencana tersebut. Dia mengira Bali akan ditinggalkan warga karena tidak mampu lagi menolong sebab sudah habis harta bendanya.
Namun tidak disangka Bali telah bangkit dari keterpurukan dan memulai membangun kembali rumahnya yang roboh karena bencana longsor. Sedikit demi sedikit dengan keteguhan hati dan cinta akan desanya, dengan dibantu masyarakat, Bali mulai merancang pondasi yang lebih kuat dan kokoh agar ketika badai datang rumahnya tak lagi roboh.
Akhirnya desa itu semakin maju dan masyarakatnya makmur oleh karena semangat Bali dalam membangun desanya. Konon, untuk mengenang kesabaran dan keteguhan hati Bali dalam perseteruanya dengan Untung akhirnya warga desa menamakan desa tersebut desa Balitung yang sekarang menjadi nama kota Belitung.
Sosok Bali dalam cerita legenda diatas adalah Ahok. Dia sedang bekerja membangun “pondasi rumah” di desanya yang lebih kokoh sehingga tatkala badai datang, rumahnya tak lagi goyah apalagi roboh. Jika rumahnya sudah siap, dia akan kembali. AHOK belum habis, kawan! Dia tidak lengser apalagi longsor.
Lalu siapakah sosok Untung yang pergi ke negeri seberang ketika desanya mendapat musibah dan sampai sekarang tidak balik-balik ? Penasaran? Nantikan tulisan saya berikutnya…
Welcome back, AHOK!