Ada-ada saja memang kelakuan para pendukung ormas radikal dan ekstrimis yang ingin menggantikan Pancasila dan mendirikan negara Khilafah. Setelah kemarin aksi menolak PKI dengan ikut membawa isu Perppu Ormas, kini mereka kembali melakukan aksi tetapi membonceng nama gerakan buruh.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqba, caleg gagal PKS, kembali memimpin organisasinya melakukan aksi demonstrasi. Said Iqbal mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla dalam peringatan Hari Upah Layak Sedunia. Said Iqbal menuding Jokowi-JK gagal menyejahterakan buruh. Tudingan yang tidak jelas dasarnya.
Buruh mana yang tidak sejahtera?? Bukankah sudah diupah dengan ketentuan UMR?? Kalau ada yang belum digaji sesuai UMR tinggal lapor saja. Kalau ternyata perusahaannya belum sanggup, mungkin lebih baik tidak usah lagi melamar ke perusahaan-perusahaan yang masih belum bisa menggaji UMR. Karena jujur saja, banyak juga perusahaan kecil yang memang dalam negoisasinya mengatakan belum sanggup bayar UMR.
Tetapi kalau perusahaan besar dengan pabrik-pabrik menengah ke atas pastinya harus sudah menggaji dengan UMR. Belum sejahtera?? Bukankah ada KIP dan KIS?? Lalu ada program rumah murah untuk buruh?? Jangan bilang belum sejahtera karena tidak bisa berfoya-foya. Itu sudah soal gaya hidup.
Atau mau protes tidak sejahtera karena tidak bisa memiliki isteri 3 seperti yang baru-baru ini dipromosikan seorang ustadz?? Kalau mau punya isteri 3 yah ikutin saja jejak langkah “kesuksesan” sang Ustdz. Jangan jadi buruh. Klau buruh yang belajar mencukupkan diri saja dengan yang ada. Daripada nantinya malah nyolong. Hidup puas dan cukup lebih bagus.
Nah, dalam kesempatan berdemo, sang pemimpin, Said Iqbal memang sempat menyinggung permasalahan Perppu Ormas. Entah apa hubungannya dengan aksi Hari Upah Layak Sedunia, tetapi kita jadi maklum saja karena yang berdemo ini adalah organisasi buruh yang dipimpin caleg gagal PKS.
Kalau yang memimpin orang PKS atau Gerindra saat demo, jangan heran kalau isu Perppu Ormas selalu dibwa-bawa. Lah waktu aksi 299 saja, yang menerima peserta aksi adalah fraksi Gerindra, PKS, dan PAN. Istilahnya mereka yang berdemo, mereka juga yang menerima dan memperjuangkannya di DPR. Dagelan tidak lucu dan terlalu nampak dibuat-buat.
Bukan sekali ini aja si Said ini buat heboh dengan aksi aneh begini. Kemarin juga dia adalah orang yang menggerakkan demo buruh yang akhirnya membakar karangan bunga untuk Ahok yang sempat heboh itu. Said ini sepertinya spesialis menggerakkan armada ormas buruhnya untuk mengkritik pemerintahan Presiden Jokowi dan sekarang ikut menitipkan memperjuangkan pembatalan Perppu Ormas.
PKS dan HTI mah memang saudara kembar. Lahir dari ideologi yang sama tetapi memilih jalan yang berbeda. Kalau HTI memilih jalan terang benderang, PKS memilih jalan kamuflase. Karena itu, ketika HTI dibubarkan, gerakan mereka tidak putus karena masih ada PKS yang masih bertahan dengan bungkusan partai politik.
Padahal kalau mau ditelusuri, PKS itu yah sama saja dengan HTI. Kalau mau pakai ilmu bodohnya para pendemo anti PKI yang menuduh yang tidak anti PKI adalah PKI, maka hal yang sama bisa saja kita sematkan kepada mereka. Yang menolak Perppu Ormas adalah mereka yang setuju dengan ormas-ormas penentang ideologi Pancasila dan NKRI.
Jadi, tidak heran kalau caleg PKS gagal ini dalam demonya juga menyerukan penolakkan Perppu Ormas yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan kegerakan buruh. Nyambung atau tidaknya nomor dua, yang penting pesan sponsor disampaikan. Padahal mau bagaimana pun usahanya, Perppu Ormas sudah harga mati dan tidak akan bisa ditolak.
Apa iya ormas seperti HTI dibiarkan beraktivitas setelah mereka berkoar-koar mau menggantikan negara ini menjadi negara Islam?? Pemerintahan bodoh yang seperti itu. Sama seperti orang sudah tahu kalau kita tidak tahan godaan dunia ini tetapi setiap malam malah datang ke Alexis?? Itu bukan bodoh lagi tetapi sudah modusnya aja.
Jadi, kalau pemerintah sekarang dengan tegas menerbitkan Perppu Ormas, maka tidak lain dan bukan karena memang ingin menjaga NKRI dan Pancasila. Yang menolak?? Seperti kata Bu Susi, Tenggelamkan saja..