Permasalahan PKI memang selalu saja hadir di saat pemimpin sipil memimpin. Seperti ada sebuah benang merah antara pemerintahan sipil dengan munculnya isu PKI. Kini, masalah PKI kembali hangat tentu saja karena saat ini Indonesia dipimpin oleh Presiden sipil atau biasa dipanggil sebagai Presiden Rakyat, Presiden Jokowi.
Ya, Presiden Jokowi yang berasal dari lapisan masyarakat bawah memang menjadi fenomenal dan dikenal sebagai Presiden merakyat karena kehidupannya yang jauh sekali dari kehidupan priayi dan kehidupan elit. Presiden Jokowi selalu saja bisa hadir dan dekat dengan rakyat.
Gaya kepemimpinan ini memang sudah dilakukan Presiden Jokowi mulai dari dia menjadi Walikoa di Solo. Gaya blusukkan dan berjumpa dengan rakyat di pasar dan dimana saja terus dilakukannya meski sudah jadi Presiden. Yang jadi repot pada akhirnya adalah para paspampres yang harus mengahadang dan melindungi Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi sangat mirip dengan Presiden Soekarno yang juga dekat dengan rakyat. Dan sama juga seperti Presiden Soekarno yang digulingkan karena isu PKI, Presiden Jokowi juga akan berusaha digulingkan dengan menggunakan isu PKI. Isu yang sayangnya sudah tidak laku lagi.
Nah, dalam perkembangannya saat ini, Presiden Jokowi sering diserang dengan isu pro PKI dan bahkan diduga memiliki orang tua seorang PKI. Yang menyerang siapa lagi kalau bukan para lawan Presiden Jokowi. Diantaranya adalah kaum intoleran, FPI, yang keberadannya sedang terancam karena terbitnya Perppu Ormas.
Dalam setiap demo dan orasinya ada hal yang menggelitik dan menjadi sebuah pertanyaan yang sangat telak kepada FPI yang suka demo mengenai PKI. Pertanyaan menohoknya adalah dari mana FPI selalu saja dapat bendera PKI?? Apakah mereka membelinya?? Atau mereka membuatnya sendiri??
Karena akan sangat aneh kalau FPI menyebut bendera itu dapat dari seseorang. Karena kalau FPI dapatnya dari seseorang, sudah bisa dipastikan orang tersebut akan digebuk dan dikeroyok habis-habisan oleh FPI. Karena itu, hal yang paling masuk akal adalah dengan membuatnya. Kalau membeli pasti juga hancur tuh tempat yang buat bendera PKI.
Hal ini sebenarnya sudah bisa menandakan bahwa isu PKI itu hanyalah isu buatan saja dari orang-orang yang ingin pemerintahan ini jatuh. Karena tanpa isu PKI, mereka sangat kesulitan mencari isu lain untuk menjatuhkan kredibilitas pemerintahan Jokowi. Membuat Presiden Jokowi anti Islam sangat kesulitan karena ada PKB, PPP, dan PAN yang masuk koalisi pemerintah.
Kebodohan yang dilakukan oleh FPI ini hanya bisa terjadi kalau orang itu bodoh atau sudah biasa membodohi diri sendiri dan orang lain. Pada akhirnya jadilah bodoh akut dan bodoh yang dihidupi. Bahkan karena sudah begitu melekat kebodohan itu, orang itu merasa dirinya sudah pintar.
Kelakuan FPI ini sama seperti Babi yang meski sudah dipakaikan baju sebagus apapun dan mahkota seindah apapun akan kembali kepada kubangan dan kebiasaannya. Seperti itulah FPI, meski sudah diajarin juga kepintaran dan bahkan punya smartphone, tetap saja bodoh yang dilakukan.
Kalau sudah begini, maka kita hanya bisa tertawa saja dan menyaksikan betapa mereka menjadi orang yang sibuk sendiri. Sibuk buat isu PKI, lalu buat bendera PKI, membakarnya, dan bahkan teriak-teriak anti PKI. Mereka ini sama seperti tukang bakso teriak bakso, dan tukang cilok terik cilok. Mereka yang teriak, merek yang jual, mereka juga yang makan.
Memang benar kata orang, setiap anak harus diajarin betul-betul supaya kelak tidak menjadi seperti FPI. Atau kalau pun sudah sekolah tinggi-tinggi tidak usah bergaul dengan FPI. Karena seorang yang katanya bergelar Doktor dari luar negeri seperti Anies Baswedan saja menjadi bodoh, apalagi kita yang cuman S1.
Jadi, kalau FPI kembali menyuarakan dan berdemo ada FPI dan aksi membakar bendera tersebut, maka yakinlah itu hanyalah kerjaan mereka saja. Begitu juga kerjaan Kivlan Zen dan juga ormas anti PKI yang dibentuknya. Semua dari mereka untuk mereka dan oleh mereka. Bukan kita yang tidak pernah bisa termakan lagi isu PKI yang jadi propaganda orde baru.
Semoga kita semua semakin waras dan tidak terpengaruh oleh kebodohan FPI. Ingat kebodohan itu menular.
Salam Bodoh.