Masalah pembangunan di Jakarta menjadi salah satu fokus utama yang menjadi perhatian pemerintahan Anies-Sandi. Bahkan, menurut pengakuan Gubernur Anies Baswedan, alasan utama dirinya mendatangi pembangunan underpass mampang untuk merasakan sendiri kemacetan ekstrem yang terjadi di daerah Mampang.
Dalam analisanya ternyata status perkembangan pembangunan underpass mampang dan 5 proyek infrastruktur lainnya yang sedang dikerjakan oleh Pemprov DKI, diprediksi akan terlambat. Ada satu yang diperkirakan siap Desember 2017, yaitu Fly Over Pancoran. Sedangkan yang lain tidak akan selesai tepat waktu.
Dalam telusurannya, ditemukanlah beberapa masalah yang menjadi penghambat terlambatnya proyek ini. Ada pemasangan kabel listrik belum beres, ada pipa gas, pipa air, dan beberapa masalah lainnya. Hal ini tentu saja akan mengakibatkan masalah lain karena proyek ini menggunakan anggaran single year.
Tidak berhenti disitu, ternyata ada masalah lain yang ditemukan oleh Gubernur Anies terkait amdal lalin, analisis mengenai dampak lingkungan lalu lintas. Menurut Gubernur Anies, hal ini menjadi perhatiannya karena kok bisa terbit IMB tetapi tanpa amdal lalin.
Dari beberapa penjelasan di atas, maka saya kembali kagum atas kemampuan Gubernur Anies dalam hal mencari-cari kesalahan. Dia memang paling ahli dalam mencari setiap kesalahan yang ada di dalam pemerintahan, apalagi kalau ini tidak berkaitan dengan program dan proyek yang diinisiasi dan dilakukannya sendiri. Contoh dalam hal pameran buku di Frankfurt dan juga kekeliruan anggaran 23,3 triliun.
Itulah mengapa tidak heran kalau awal-awal ini dia akan banyak membuka-bukakan kekurangan-kekurangan yang ada di Pemprov DKI. Apakah ada solusi?? Tentu ada. Tetapi bukan dari dirinya tetapi dari orang lain. Karena dari awal, Gubernur Anies sudah menyatakan bahwa kepemimpinannya adalah sebuah gerakan bersama. Jadi jangan berharap ada ide muncul dari dirinya karena dia mengharapkan gerakan bersama.
Lalu apa sih sebenarnya yang menjadi masalah dalam lambatnya pengerjaan 6 proyek ini?? Jawabannya menurut saya cuman satu. Ya, ini semua GARA-GARA AHOK! Kalaulah seandainya Ahok bisa selesaikan semua proyek ini, maka bisa dipastikan Gubernur Anies tidak akan kewalahan dan ketiban sial seperti ini. Kini, Gubernur Anies harus mengerjakan proyek yang seharusnya bisa diselesaikan Ahok.
Bayangkan saja, Ahok bukannya menyelesaikan proyek ini, tetapi malah asyik cuti mengikuti Pilkada. Meski diatur oleh Undang-undang, tetap saja Ahok cuti dan tidak mengawasi proyek yang menjadi tanggung jawabnya. Parahnya, setelah Pilkada, Ahok hanya kerja sebentar dan akhirnya malah masuk penjara. Ini jelas-jelas sudah lepas tanggung jawab.
Sebagai Gubernur pada saat itu, Ahok harusnya lebih banyak kerja dibandingkan kampanye, sudah itu sibuk dalam persidangan, kemudian sekarang malah asyik-asyikan istirahat di penjara dan berolahraga setiap hari. Pada akhirnya, proyek tidak selesai seperti yang ditargetkan. Padahal, masalah-masalah tadi harus Ahok sebagai Gubernur yang memberikan disposisi dan juga penyelesaian masalah.
Seandainya saja Ahok bisa berkerja tanpa ada gangguan, maka dia akan pasang badan untuk semua yang ada dan bahkan siap dipenjarakan jika resiko pembangunan yang memacetkan tersebut tidak selesai. Sayang, dia tidak bisa lakukan hal tersebut dan kini malah harus dihambat untuk menyelesaikan semua proyek yang sdang dikebutnya.
Dan yang ketiban sial siapa lagi kalau bukan Anies Baswedan yang dipilih karena seorang muslim. Yah inilah namanya kena getahnya. Makan nangka enak-enakan tidak tahunya baju malah kena getah. Ikut membiarkan politik SARA menyerang Ahok, dan akhirnya Ahok tidak bisa menyelesaikan semua proyek yang ditargetkan siap tahun ini.
Jangan ragukan apakah memang akan selesai proyek-proyek ini. Karena memang Ahok adalah orang yang gil dalam berkerja. Jangan juga ragukan Ahok dalam memutuskan hal-hal yang bersiko, karena dia adalah orang yang siap pasang badan akan hal tersebut. Tetapi saat Ahok tidak leluasa berkerja, jangan salahkan kalau Anies kena getahnya.
Inilah yang namanya sebab akibat dan karma. Jangan pikir mengurus Ibukota itu mudah. Sekarang rasakan kesulitannya. Jangan pula bermimpi kalau membangun infrastruktur di Jakarta tidak menyebabkan kemacetan yang ekstrem, karena inilah Jakarta. Pembangunan yang menyebabkan kemacetan ekstrem memang harus terjadi demi mencegah kemacetan total.
Lalu mampukah Gubernur Anies menyelesaikannya?? Paling juga nanti minta waktu untuk terus mengkaji. Dasar tukang retorika!
Salam Ahok.