Posisi Partai Gerindra saat ini memang serba sulit. Jika sebelumnya berhasil menggaet banyak partai untuk mengusung Prabowo dengan nama Koalisi Merah Putih (KMP), kini mereka menjadi sangat susah mencari partai untuk berkoalisi. PKS yang katanya sahabat setia saja sampai saat ini masih sangat mungkin berpaling. Apalagi kalau cawapres bukan kader mereka.
Kegalauan Gerindra mencari partai pendukung semakin besar karena ternyata PAN yang juga berusaha dijadikan koalisi menginginkan posisi cawapres juga. Sempat memang terdengar kalau PAN akan ikhlas soal posisi cawapres Prabowo. Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Ferry Juliantono, yang menyatakannya kepada wartawan. Tetapi pernyataan itu langsung dibantah oleh PAN.
“Pernyataan Ferry yang menyatakan PAN ikhlas jika cawapres Prabowo dari PKS itu tidak benar. Ferry sebaiknya berhati-hati dan menahan diri jika menilai partai politik lain,” kata Ketua DPP PAN Viva Yoga Mauladi dalam keterangannya, Rabu (2/5/2018).
“PAN akan memutuskan pasangan calon presiden atau cawapres di Rakernas PAN yang akan diselenggarakan setelah pilkada 23 Juni 2018 usai,” sebutnya.
Pernyataan Viva ini tentu saja akan membuat Gerindra semakin tidak tentu arah. Desakan dari PKS yang meminta segera ditetapkan cawapres Prabowo sebelum bulan puasa menimbulkan permasalahan. Gerindra menjadi bingung karena PAN sendiri akan menentukan siapa capres atau cawapres pada tanggal 23 Juni. Gerindra pun berada dalam persimpangan.
Persimpangan memilih siapa yang akan menjadi cawapres Prabowo. Kalau mengejar koalisi dengan PKS, maka Gerindra bisa saja segera menetapkan pilihan cawapres dari kader PKS. Tetapi kalau menunggu dukungan dari PAN, maka Gerindra bisa saja kehilangan dukungan dari PKS. Kalau begini, Gerindra bisa saja gagal menggaet salah satu dari partai yang berpeluang berkoalisi dengan mereka.
Ini berarti Gerindra terancam akan membuat Prabowo menjadi capres jomblo. Karena itu, pilihan terbaik adalah Prabowo menunggu PAN daripada menunggu PKS. Karena kalau posisi PKS sebenarnya sudah sangat tidak menguntungkan. Bisa dikatakan, yang masih sangat mungkin bisa berkoalisi dengan PKS selain Gerindra adalah Demokrat.
Oposisi memang serba salah. Mau berkoalisi hanya tinggal terbatas bertiga saja. Sangat sulit rasanya partai lain akan masuk dalam koalisi ini. Demokrat hampir mustahil, yang paling mungkin adalah PKB. Itu pun kalau dapat posisi cawapres. Miris rasanya melihat Prabowo yang dulu perkasa didukung banyak partai, kini hanya jadi capres gagal tidak laku.
Salam Tidak Laku.