Namanya juga demo pesanan, jadi kalau bergerak ya berdasarkan orang yang memesan. Kalau tidak ada yang memesan, maka tidak akan pernah ada demo pesanan tersebut. Dan itulah yang semakin memperjelas kebusukan para pendemo nomer togel yang bergerak bukan demi membela agama, melainkan membela kepentingan yang memesan.
Dan saat ada kehebohan dari tindakan Presiden Amerika Serikat yang memindahkan kedutaan besar Amerika Serikat ke Yerusalem sebagai tanda pengakuan Yerusalem adalah Ibulota Israel, tanda-tanda demo 212 tidak ada terlihat. Bahkan flyer-flyer penuh dengan angka 212 kemudian tagline Bela Islam, dll tidak ada yang nampak. Apakah mereka tidak peduli dengan konlfik Israel dan Palestina??
Kesenyapan para pendemo 212 ini pun menjadi sebuah pembenaran atas semua dugaan bahwa ini hanyalah demo pesanan dan ini hanyalah sebuah gerakan politik. Solidaritas membela Islam itu hanyalah sebuah tagline busuk penuh kemunafikan. Padahal yang dibela adalah kepentingan politik para pemodal. Bagaimana tidak, dana untuk kegiatan itu saja dananya miliaran rupiah.
Menanggapi hal tersebut seorang pengamat sosial politik ekonomi keagamaan yang juga adalah pendiri, komisaris utama grup penerbit Mizan, Abdilah Toha, mengenukakan pendapatnya.
Abdillah Toha @AT_AbdillahToha
Untuk menghujat Ahok, diturunkan ratusan ribu manusia. Untuk mendukung Palestina, tampaknya tak akan ada sholat subuh bersama di Monas.
Mengapa gerakan ini tidak akan muncul?? Apakah karena memang Palestina bukanlah jadi agenda politik mereka?? Bukankah kalau setiap demo orang-orang ini suka bawa bendera Palestina?? Lalu mengapa sekarang mereka terlihat tidak peduli?? Apakah karena para pendemonya adalah seorang yang pro dengan tindakan Amerika Serikat ini??
Kalaulah para pendemo senyap, kemana para penggerak lain?? Mengapa tidak bersuara?? Seperti Amien Rais, Eggy Sudjana, dll. Apakah mereka juga tidak akan bersuara kalau tidak ada uang untuk bersuara?? Kalau begini maka bisa dipastikan bahwa ini hanyalah sebuah gerakan politik bukan agama.
Jadi, kalau ada ke depan demo-demo seperti ini, maka tidak usah sungkan membantah dan menghardik para penjual agama ini. Lah menentang mereka bukan sedang menentang agama kok, malah kita sedang melawan lawan politik Jokowi dan juga Ahok serta para pembela kepentingan rakyat lainnya. Tidak usah takut dengan ancaman mereka, lah mereka saja mempermainkan agama, apa iya bisa menjamin sorga bagi kita??
Lalu siapakah yang benar-benar berjuang demi kemanusiaan dan juga demi Palestinta?? Presiden Jokowi pastinya. Dan kita bisa melihat apa yang kini sedang diperjuangkannya. Bahkan dia akan menghadiri sendiri KTT Luar Biasa OKI akibat keputusan kontroversial Trump ini.
Kini kita berharap kepada Presiden Jokowi untuk menunjukkan sikap tegasnya terhadap sikap Trump ini. Sebagai sikap politik luar negeri Indonesia yang selalu mengedepankan diskusi, diplomasi dan demokrasi. Sikap Trump apapun alasannya, tidak bisa dibenarkan.
Jadi, silahkan lihat mana yang tulus dan mana yang bulus. Mana yang pesanan dan mana yang memang sebuah gerakan. Semoga saja dengan ini, mata hari kita dicelikkan dan hati NKRI kita diteguhkan. Bahwa musuh kita bersama bukanlah karena kita berbeda SARA, melainkan karena para pemodal yang ingin menikmati kekayaan Indonesia dengan serakahnya tanpa mengedepankan keadilan sosial.
Masih percaya 212 bela agama?? Bela pemodal kali…
Salam Pemodal.