Kejadian berturut-turut penyerangan tokoh agama seperti sedang mengisyaratkan sebuah skenario. Model serangan yang sama seperti sedang memberikan pesan bahwa ini bukanlah sesuatu yang disengaja. Skenario yang disusun adalah skenario yang aman karena celah kecil bernama “orang gila”.
Usaha-usaha seperti ini tidak akan dilakukan dan tidak akan pernah terjadi jika bukan mendekati dimulainya pesta demokrasi bernama Pemilu. Dan hal ini tidak akan dilakukan jika bukan lawannya sangat berat dan kepemimpinannya sudah mulai membuat para serigala dan buaya kelaparan tidak mendapat jarahan mereka.
Hal ini sebenarnya sudah dilakukan pada Ahok. Dan skenario mereka berhasil karena Ahok memang tipikal orang yang blak-blakan dan sering mudah terjebak dengan pancingan-pancingan lawan. Karena itu tidak heran, saat dia ditantang, dengan mudahnya terjebak dengan tantangan tersebut. Ujungnya Ahok berakhir di penjara.
Strategi menjatuhkan Jokowi juga sedang dilakukan. Karena Jokowi berbeda tipikalnya, maka strategi dan skenarionya juga dibuat berbeda. Yang dipancing dan diobok-obok adalah rakyat Indonesia. Kalau Jokowi bisa bertahan dan tidak terjebak, bagaimana dengan rakyat Indonesia?? Bisa dan sangat mungkin terpancing.
Ya, skenario adu domba banyak dikemukakan oleh para elit dan tokoh yang melihat bahwa kejadian penyerangan kepada tokoh agama adalah sebuah skenario adu domba. benarkah seperti itu?? Bisa ya dan bisa tidak. Iya, kalau melihat kejadiannya tidak begitu berbeda kondisi orang yang menyerang dan diserang. Tidak, kalau kita berpikir itu adalah orang gila beneran.
Sekarang pertanyaan pentingnya apakah itu benar-benar orang gila?? Sayangnya dengan logika apapaun, tidak ada yang bisa kita terima penjelasannya bahwa orang gila ini melakukan kegilaannya tanpa sengaja. Penyerangan Kyai di Jabar salah satunya. Menyerang saat sholat subuh. Itu orang gila yang kerajinan namanya.
Karena itu, bisa dikatakan dengan mudah bahwa skenario adu domba adalah kemungkinan masuk akal menyikapi kejadian beruntun tersebut. Dan apalagi tujuannya selain menurunkan kredibilitas dan kepercayaan publik kepada pemerintah. Dan hal ini memang sudah bisa diprediksi. Karena memang strategi inilah yang lagi mungkin dilakukan saat isu lain gagal.
lalu mampukah Jokowi melewati masa-masa genting karena jebakan serangan orang gila kepada tokoh agama?? Efektif strategi Jokowi mengumpulkan para pemuka agama untuk mengantisipasi isu adu domba agama ini?? Semua kembali kepada aksi senyap Jokowi. Harus hati-hati dan melangkah dengan tepat. Tidak terjebak dengan aksi ini dan membuat pernyataan blunder.
Bagi Jokowi, ini sebenarnya bisa jadi jebakan yang membuat bangsa ini kembali bersatu terhadap serangan kaum bergaya orba. Bergaya adu domba dan menimbulkan keresahan. Bersatu, karena sebenarnya kelompok inilah yang membuat Indonesia tidak akan pernah bisa maju. Demi merebut dan menikmati kekayaan alam Indonesia sendiri mereka rela melakukan apa saja.
Karena itu, mari kita tetap mendukung Jokowi dan memberikan keyakinan kepada setiap orang bahwa kita punya musuh yang sama, yaitu kaum kapitalis dalam bentuk new orba. Siapa mereka bukanlah yang terutama, tetapi persatuan dan klesatuan kita sebagai anak bangsa sangat dibutuhkan.
Mari bantu Jokowi lepas dari jebakan ini. Jangan mau diadu domba oleh mereka kaum kapitalis dan kaum mabok agama.
salam Orang Gila.