Kepemimpinan akan teruji jikalau pemimpinnya bisa menggenapi janji dan menyelesaikan masalah warganya serta membuat warganya bahagia. Slogan manis didengar dan menghangatkan hati di lontarkan oleh Gubernur Jakarta Anise-Sandi pada saat kampanye sungguh luar biasa “Damai Kotanya Bahagia Warganya”. Jurus-jurus kampanye dengan perkataan karismatik mengantarkan Anies-Sandi menjadi Gubernur Jakarta.
Slogan Damai Kotanya Bahagia Warganya di tambahkan dengan Program One Kecamatan One Centre for Entrepreneurship di singkat (Oke Oce) dan bumbu kampanye DP rumah 0% menjadi jargon handal yang dilontarkan saat kampanye Anies-Sandi. Tentu semua yang menjadi jargon dan bumbu kampanye ini adalah menjadi janji yang harus ditepati.
Sebagai Pemimpin Ibukota memang Anies-Sandi mendapatkan tugas yang berat untuk menciptakan Kota Jakarta menjadi kota teladan. Untuk menjadi kota teladan tentunya butuh strategi dan kebijaksanaan yang dilakukan oleh pemimpin. Jakarta adalah kota impian dan kota harapan banyak masyarakat, di kota ini banyak masyarakat merantau dan mengadu nasib, ingin kota Jakarta menjadi kota yang damai dan bahagia.
Belum ada seumur Jagung kepemimpinan Anise-Sandi mendapatkan keraguan dari masyarakat yang pertama adalah masalah kenaikan anggaran APBD dari Rp 68,57 Triliun membengkak menjadi 77,11 Triliun. Salah satu yang mendapat sorotan besar adalah anggaran untuk Tim Gubernur yang berjumlah 73 orang dengan anggaran Rp. 28,5 miliar padahal semula di anggarkan Rp. 2,3 miliar. Banyak orang mengatakan bahwa mengurusi Indonesia tidak perlu 73 orang, artinya untuk apa tim gubernur Jakarta 73 orang, dengan gaji yang sangat tinggi kisaran 20 juta-an per-orang setiap bulan.
Masih melekat dalam ingatan bahwa mengurus Jakarta butuh tangan-tangan yang lembut dan berwibawa, Jakarta harus dibangun dengan kesopanan dan kebersamaan. Dengan lantang pada saat debat calon Gubernur Jakarta Anies menantang Ahok untuk memimpin dengan Lembut dan berwibawa serta melibatkan masyarakat dalam membuat anggaran. Pertanyaanya adalah apakah masyarakat Jakarta dilibatkan pada saat membuat anggaran APBD Jakarta?.
Kepemimpinan bisa dilihat dari integritas dan transparansi dimana semuanya terbuka dan bisa dinilai oleh masyarakat. Pernyataan Anies-Sandi mengenai setiap RT/RW mendapat Dana 1-2 Juta setiap RT/RW tanpa ada laporan pertanggungjawaban merupakan pernyataan melukai hati rakyat dan menyembuhkan hati RT/RW. Dari pernyataan ini Nampak jelas bahwa keraguan masyarakat semakin jelas.
Masalah Jakarta adalah bukan masalah biasa pemimpin harus mengerti apa masalah pokok yang harus diselesaikan terlebih dahulu analisis masalah dibutuhkan untuk mencari masalah apa yang terlebih dahulu dikerjakan sehingga penyelesaiannya dapat dilakukan terus menerus. Ahok telah membuktikan bahwa penyelesaiannya dimulai dari internal balai kota yang jujur dan transparan, sehingga semua program berjalan sesuai dengan rancangan.
Pada saat kampanye Anies-Sandi sangat garang mengatakan bahwa membangun Jakarta bukan hanya dari Masalah Fisik saja tetapi harus membangun Sumber manusianya. Memang pernyataan Anies-Sandi sangat tajam tetapi bagaimana membangun sumber daya manusia yang jujur dan transparan kalau pertanggungjawaban dihilangkan.
Membangun sumber daya manusia bukan hanya dalam teori tetapi harus ada teladan dan praktek sehingga nyata bukan normatif yang enak didengar saja.Masalah hunian atau rumah menjadi masalah urgen di Kota Jakarta, dimana masyarkat masih banyak tinggal di gubuk, di kolong jembatan dan di bantaran sungai. Kalau bahasa Anies-Sandi tidak perlu menggusur tetapi menggeser. Bahasa ini dimainkan sedemikian rupa. Ahok telah membangun Rumah Susun (Rusun) yang layak untuk dihuni, supaya masyarkat mendapatkan hunian yang layak dengan biaya yang murah, namun itu di tentang Anies-Sandi dengan membuat DP rumah 0% kita tunggulah terobosan rumah DP 0%.
Untuk menanggulangi banjir Anies- Sandi mengatakan akan membangun sumur terowongan yang bisa menampung air untuk diolah kembali menjadi air bersih, Konsep Penyelesaian Hulu-Hilir menjadi senjata pamungkas. Anise-Sandi akan melakukan kerjasama pencegahan dengan kota , begitu lantang dia mengatakan demikian.
Ahok telah membuktikan dengan melakukan normalisasi sungai dan membersihkan serta memperbaiki gorong-gorong. Dengan pasukan orange dia telah membuat perubahan agar banjir bisa diminimalis. Tanggal 11 Desember 2017 Banjir Jakarta menjadi ujian yang pertama bagai Anies –Sandi membuktikan strateginya dalam mengatasi banjir di Jakarta.
Masyarakat Jakarta dikejutkan dengan banjir, daerah yang tidak pernah dilanda banjir menjadi banjir, banjir yang melanda Jakarta Barat,Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat, Teori penyelesaian Hulu-Hilir dan Terowongan Sumur bawah tanah hanya Manis didengar saja. Memang kalau teori Anies-Sandi tidak kalah, bukti yang kurang, seperti pepatah Adik saya potensi ada tapi belum final.
Kepemimpinan yang baik jika dibuktikan dengan kinerja yang nyata. Bukti dan bukan janji menjadi hal yang penting dalam kepemimpinan. Masyarakat telah memilih. Pemimpin jangan sesekali menyakita hati rakyatnya. Karena kepemimpinan berkarisma bukan hanya dilihat tutur kata dan kesopanan tetapi dilihat dari penggenapan semua janji yang telah di ungkap. Masyarakat Jakarta ingin damai dan bahagia diwujudkan