Impor beras belakangan ini menjadi isu untuk menembak Presiden Jokowi dalam hal kesediaan pangan dan juga ekonomi. Publik banyak mempertanyakan kebijakan ini karena sebelumnya ada pemberitaan bahwa kita sedang surplus persediaan beras. Dan isu semakin ramai karena menyeret-nyeret nama Jusuf Kalla.
Isu impor ini memang sudah jadi keputusan untuk dilakukan, meski begitu, kebijakan impor ini dilakukan dengan sangat ketat. Perusahaan yang tidak sanggup memenuhi keinginan pemerintah pada akhirnya mundur. Dalam hasil tender yang dilakukan Perum Bulog, didapatkan hasil bahwa kuota impor tidak sampai 500 ribu ton. Alasannya karena ada perusahaan tidak bisa menyanggupi beras harus masuk tanggal 28 Januari.
Ketatnya peraturan ini karena memang impor beras tidak boleh mengganggu panen raya yang kemungkinan akan terjadi mulai dari Februari sampai Maret. Dengan panen raya tersebut diharapkan stok beras akan kembali normal. Impor hanyalah jadi penjaga stabilitas harga beras.
Munculnya kebijakan impor beras ini memang menjadi sebuah peristiwa yang harus disikapi oleh Presiden Jokowi dengan tepat. Saya menduga, ada sebuah permainan yang mungkin saja dilakukan untuk menjebak Presiden Jokowi. Data beras surplus harusnya tidak berbanding terbalik dengan kenyataan di lapangan.
Pak Jokowi harus mewaspadai kinerja para menteri dengan baik supaya tidak kecolongan dengan isu-isu sensitif. Apalagi menteri-menteri yang kemungkinan besar berafiliasi dengan para musuh politik. Isu beras surplus dan akhirnya melakukan impor adalah sebuah isu yang menunjukkan adanya ketidaksinkronan data.
Dan hal ini kemungkinan bisa saja terjadi lebih sering dalam tahun politik. Mengamankan Airlangga dan memasukkan Idrus sepertinya adalah salah satu strategi Presiden Jokowi mengamankan posisi menteri. Mengganti Airlangga belum tentu memberikan jaminan bebas dari kepentingan lawan politik.
Selain mengamankan Airlangga, Presiden Jokowi dengan cerdik membuat sebuah terobosan dengan menjadikan Teten Masduki sebagai komandan staf khusus. Fungsinya apalagi kalau bukan sebagai kontrol isu yang berkembang dan kroscek setiap perkembangan yang ada di kementerian.
Presiden Jokowi sepertinya sangat membutuhkan kehadiran Teten sebagai orang paling dipercaya. Jokowi sudah menyebutkan bahwa alasan menjadikan Teten komandan atau koordinator staf khusus adalah supaya selalu bisa dekat dengan dirinya setiap hari. Apakah memang begitu?? Kenyataannya tidak. Teten tidak selalu ada dalam setiap kegiatan Presiden Jokowi.
Lalu apa maksudnya dekat setiap hari?? Itu adalah sebuah kode yang mengatakan sebuah kedekatan dan kepercayaan. Dan Teten adalah kunci Presiden Jokowi untuk bisa aman dalam tahun politik ini. Aman dalam serangan para menteri yang terafiliasi lawan politik dan aman tentu saja dari serangan faksi KPK yang juga terafiliasi lawan politik.
Teten punya pengalaman mumpuni dalam hal ini. Karena itu, jangan heran nantinya kalau Teten akan menjadi salah satu penasehat yang paling didengar oleh Presiden Jokowi. Apalagi Teten ini termasuk orang yang independen tidak terikat partai samahalnya seperti Mensesneg Pratikno.
Selamat menempuh tahun politik Pak Dhe. Ingat untuk terus waspada. Karena menteri pun bisa jadi ganjalan di tahun politik ini.
Salam dua periode.