Urusan relasi di media sosial ini sangatlah unik. Jika tidak berhati-hati, maka siap-siaplah kita akan terkena serangan untuk dikeluarkan dari suatu media sosial atau setidaknya diblokir oleh seseorang. Kalau di dunia nyata jika bertetangga kita yang harus menyingkir kalau tidak suka dengan seseorang, maka di media sosial kita bisa putus relasi hanya dengan diblokir.
Jujur saja, saya sendiri sudah beberapa kali kena blokir dan juga memblokir. Yang diblokir tentu saja adalah orang-orang yang sudah beberapa kali berdebat tetapi ngeyel, bahkan ada tulisan-tulisan yang mengandung SARA dan ancam-mengancam. Kalau itu tidak ada, biasanya sih saya ladeni berdebat.
Yang menjadi media sosial paling sering saya berdiskusi maupun berdebat adalah di media sosial twitter. Kalau di twitter maka kita akan dengan mudah berdiskusi dan berjumpa dengan tokoh publik baik dari pemerintahan, artis, wartawan, maupun dari kalangan pengusaha. Akun twitter sepertinya menjadi akun resmi pribadi para tokoh publik tersebut.
Meski banyak juga akun robot dan akun anonim, twitter memang menjadi tempat enak untuk bersosialisasi. Kita bisa dengan mudah bertemu dengan banyak orang dan kita juga dengan mudah bisa berkomunikasi langsung dengan tokoh-tokoh publik. Yang paling sering saya lihat menjadikan twitter adalah jalur komunikasi dan saling jawab adalah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Fenomena kehidupan masyarakat sekarang khususnya di media sosial terpecah menjadi dua. Polarisasi yang sebenarnya sama saja dengan membedakan siapa yang baik dan siapa yang jahat. Seperti kenyataan dalam dunia yang dalam mitologi Cina akan selalu ada yin dan yang. Siapa yang benar dan salah tergantung lagi doktrin apa yang diikuti.
Sehingga tidak heran kalau kita akhirnya mendengar ada yang namanya Kaum Sumbu Pendek dan Panjang, lalu ada kaum bumi datar dan bumi bulat, lalu ada juga kaum onta dan cebong. Semua saling klaim dan saling menyindir. Saya sendiri kalau ditanya pastilah masuk dalam kubu Sumbu Panjang, bumi bulat, dan akhirnya masuk dalam cebongers. Hahaha..
Bahkan gara-gara perbedaan ini muncul sebuah cuitan yang menyebutkan onta lebih mulia daripada cebong seperti berikut ini..
Masih mulia Onta dari pada Cebong, sampai Allah Ta’ala abadikan dalam Al Quran
Hebat bukan?? Comot satu ayat dan langsung menyimpulkan maksudnya onta adalah yang paling mulia. Padahal, kalau seseorang memahaminya dengan tepat, itu adalah sebuah pengibaratan. Sama kayak kalau kita menyebutkan bahwa burung pipit di udara dipelihara Tuhan, bukan berarti burung pipit lebih mulia dari yang lain. Kenapa contohnya onta yah karena disana onta yang banyak ada.
Tetapi namanya juga kaum onta yang bangga dengan keontaannya, ayat dicomot hanya demi mengklaim mulainya keontaan mereka. Padahal kalau orang maksudkan dia onta yah jelas karena gambarannya orang-orang yang merasa paling benar agamanya padahal masih gersang dan bergurun pasir pemahamannya.
Nah, uniknya, orang-orang yang kadang kita pikir bijak dan baik dari setiap penampilannya yang ada, malah sekarang juga sudah mulai terkontaminasi virus sumbu pendek. Hal ini saya temukan dari seorang pakar kata-kata yang terkenal di acara Indonesia Lawak Klub (ILK) Kang Maman.
Kang Maman yang dalam akun twitternya terkesan membela Indra Jaya Piliang (IJP), saya tanggapi dengan pertanyaan sederhana. Herannya pertanyaan sya itu malah dengan emosi dibalas kang Maman dan berakhir dengan saya kena blokir.
kenapa pada belain @IndraJPiliang yah?? Kalau yang lain kagak dibela juga??
Dan beginilah balasan Kang Maman sebelum saya kena blokir..
Dan akhirnya saya pun kena blokir…
Sayang sekali rasanya kalau orang yang sepertinya sih seorang penggiat literasi akhirnya malah terkena virus kaum sumbu pendek. Saya tidak tahu apakah pertanyaan saya menyinggung perasaan Kang Maman, tetapi menurut saya tidak perlu segitunya kalau memang pertanyaan saya bahwa Kang Maman membela seperti menyindir. Kalau merasa membela yah membela saja.
Ini malah ngamuk-ngamuk dan langsung blokir. Jadi teringan seperti Jonru yang terkenal dengan suka blokirnya. Kalah debat, langsung orang tersebut diblokir. Padahal, saya bukannya mengikuti Kang Maman dan hanya dapat dari retweet seseorang. Tidak diblokir pun saya juga tidak tahu apa yang ditulisnya di timelinenya.
Tetapi ya sudahlah, namanya juga sudah terkontaminasi kaum sumbu pendek. Kalau mau ditelusuri dan ditanya lagi apa alasannya memblokir, maka sudah pasti dia ingin timelinenya tidak dikotori orang-orang seperti saya. Selamat bergabung di kaum sumbu pendek Kang Maman.
Salam Dari Sumbu Panjang.