Kenal atau tidak kenal secara pribadi, sosok Presiden Indonesia, Joko Widodo terbukti adalah sosok yang dicintai. Seorang pemimpin sejati. Memiliki putra dan putri yang terdidik dengan baik dan sangat berbudi pekerti. Anak-anak dari Presiden Indonesia merupakan cerminan dari orang tua mereka yang sangat sederhana. Kalau kita mau melihat baik buruknya seorang pemimpin, lihat saja hasil didikkannya, yaitu anak-anaknya. Karena semua orang bilang bahwa anak adalah cerminan orangtua. Tidak ada apel yang jatuh jauh dari pohonnya, kecuali apel yang jatuh itu ditendang oleh orang yang lewat.
Apa alasan RAKYAT BIASA membenci dia? Pendukung Prabowo sekalipun tetap diurusnya. Program apapun yang dilakukan Presiden Indonesia, diperuntukkan bagi seluruh bangsa dan negara Indonesia, tanpa tebang pilih. Jangankan pendukung Prabowo yang hanya diam, para penghujat pun tetap dia urusin.
Karena kebaikan dan kerendahan hati Presiden Indonesia, para penyinyir mulai dari Fadli Zon sampai pengangguran yang hanya terima orderan unjuk rasa pun tetap dia hormati. Menghadapi seorang Presiden Indonesia yang begitu baik dengan nyinyiran, rakyat malah melihat para penyinyir itu seperti sedang menelanjangi dirinya. Sedang mempermalukan dan menghina dirinya. Harga Diri bukan lagi sesuatu yang patut dipertanyakan pada mereka.
Banyak fitnah diviralkan atau berita tanpa data dan fakta disebarkan hanya untuk menggoncang Presiden Indonesia yang dengan jelas-jelas mengayomi rakyatnya. Ketulusan niat Presiden Indonesia dan kejujurannya yang tanpa cela dari dulu sampai sekarang adalah dua hal yang paling ditakuti oleh kaum penyinyir.
Presiden Indonesia yang tidak memiliki kecacatan karir dimasa lalu dan masa sekarang. Tidak ada alasan bagi mereka untuk membully dia. Karena itulah, cara satu-satunya untuk menggoncang seorang seperti Presiden Indonesia hanya dengan cara merubah diri mereka menjadi kaum penyinyir. Dan mereka bangga dengan bentuk barunya. Untungnya baik anak-anak maupun keluarga Presiden Indonesia adalah pribadi-pribadi yang mandiri yang tidak bisa dengan mudah dibully.
Bagi kaum penyinyir ini, agama seolah hanya pajangan belaka. Karena kalau mereka paham apa yang mereka yakini, mengejek itu hukumnya dosa dalam agama manapun, apalagi dalam agama Islam. Anehnya, mereka malah melakukan hal yang lebih parah lagi, tidak hanya mengejek tapi menfitnah juga. Jadi jika kita ingin melihat contoh orang yang munafik, tidak usah susah-susah menggali janji-janji kampanye Jokowi. Mengaca saja pada diri sendiri, apakah kita sudah melakukan apa yang kita yakini dan kita akui?
Bagi kaum penyinyir, tidak ada satu pun dari apa yang Presiden Indonesia lakukan, luput dari nyinyiran mereka. Bahkan perayaan pernikahan putri tunggalnya pun tidak luput dari nyinyiran mereka.
Lucunya, jika kaum penyinyir ini pejabat negara, fakta sudah jelas, mereka hanya sebatas pejabat negara sementara Jokowi adalah Presiden Indonesia. Dari sini saja sudah jelas, mereka nyinyir karena mereka tidak mampu menjadi orang nomor satu di Indonesia.
Kalau kaum penyinyir itu HANYA RAKYAT BIASA, mereka pun TIDAK MAMPU MENUNJUKKAN TELUJUKNYA PADA NAMA SATU ORANG YANG TERBUKTI SUDAH BERBUAT LEBIH BAIK DARI APA YANG SUDAH DAN SEDANG PRESIDEN INDONESIA LAKUKAN SEKARANG.
Silahkan nyinyir jika kalian mampu menunjukkan SATU NAMA yang terbukti sudah melakukan hal yang lebih baik dari Jokowi. Supaya nyinyirannya tidak menjadi DOSA. Kita semua kan manusia-manusia yang beragama. Apalagi yang beragama Islam. Bukankah tujuan semua ibadah yang dilakukan tidak lain dan tidak bukan hanya mengharap surga belaka? Lalu kenapa niat ibadah yang baik harus dirusak dengan cara memelihara penyakit hati?
Persaingan di dunia politik adalah hal yang wajar.
Tidakkah kita malu pada Tuhan ketika kita melihat rakyat di negara yang kita tuduhkan kafir, seperti negara-negara di Eropa yang mayoritas bukan Muslim, bisa lebih menjaga hati dan bertenggang rasa? Atau kepentingan dunia jauh lebih berharga ketibang kehidupan setelah kematian? Jawabannya “Allahualam”.
Namun saat ini Indonesia sedang dalam ujian. Dan bagi mereka yang beriman, meyakini bahwa “Gusti Allah Mboten Sare” itu benar adanya. Umat Islam sedunia menyakini bahwasanya Allah memang tidak pernah tidur. Dengan caraNya, Dia bisa membalikkan apa saja. Dan yang lebih memalukan adalah, di Indonesia, orang yang pertama mengingatkan kita, umat Muslim, bahwa Tuhan tidak tidur adalah orang yang dituduh sudah menistakan agama. Masya Allah.
Apakah mereka ini seolah sedang menantang Allah untuk membalikan kehidupannya? Karena kita tahu bahwa hidup itu milik Allah dan kehidupan ini milik manusia. Maka bijaklah.