Seperti biasanya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, terus tampil dengan bualan dan kibulan-kibulannya. Seperti tidak sadar bahwa dunia sekarang sudah sangat transparan dan terbuka, Gubernur Anies yang sepertinya sudah putus urat malunya dan mempertebal muka badaknya, terus saja menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataannya.
Kalau sebelumnya saya menulis bahwa dia telah menipu warga dengan mengganti kata gusur menjadi geser, maka kini Gubernur Anies membual dan mengibul di dalam acara resmi. Mungkin karena sudah jadi karakternya, Gubernur Anies seperti tidak sadar, bahwa apa yang disampaikannya adalah sebuah kebohongan.
Bagaimana tidak bohong, Gubernur Anies, dalam acara Asia Pacific Leaders Forum on Open Government 2017, di salah satu hotel di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (14/12), menyampaikan sebuah janji kosong. Apa itu?? Supaya enak dan bisa memahaminya dengan sepenuhnya saya kutip saja pemberitaannya.
“Bukan hanya datanya yang terbuka, tetapi masyarakat dapat ikut memberikan ide-ide kepada pemerintah. Sebab, diperlukan kolaborasi antara data dan informasi untuk membuat sebuah kebijakan,” kata Anies, usai menjadi pembicara sesi penutup Asia Pacific Leaders Forum on Open Government 2017, di salah satu hotel di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (14/12).
Ada yang janggal menurut anda?? Bualan Gubernur Anies ini memang membuat kita muak dan mual. Saya juga saat membacanya mengalami hal yang sama. Bukan karena kata-katanya tidak indah dan rupawan bagai bintang di langit, tetapi kenyataannya bak kubangan kerbau penuh dengan kotoran.
Bagaimana mungkin Gubernur Anies menyatakan bahwa Pemproc DKI sudah melakukan keterbukaan?? Bagaimana bisa Gubernur Anies menyatakan bahwa warga berpartisipasi?? Lah rapat-rapat Pemprov saja sudah tidak diupload ladi ke Youtube. Terus kalau ada masukan juga tidak ada realisasinya. Yang ada malah Kemendagri yang mencoretnya.
Lalu dimana kebenarannya yang disampaikan oleh Gubernur Anies?? Mungkinkah ini yang namanya kemunafikan total?? Tidak ada lagi tersisa sebuah kebenaran dan kejujuran?? Daripada terus membual dengan hal-hal yang tidak benar, maka ada baiknya, Gubernur Anies memilih untuk tidak perlu menghadiri acara-acara seperti ini. Apalagi temanya soal transparansi.
Apa yang Gubernur Anies lakukan ini sama saja kelakuan seseorang yang hadir dalam acara pria sejati dan kemudian dia menjadi pembicaranya padahal dia adalah seorang playboy yang punya banyak pacar. Lalu dengan percaya dirinya dia mengatakan bahwa dia menjamin dirinya adalah pria sejati yang setia kepada satu pasangan?? Itu namanya pembual tingkat dewa.
Malah alasan tidak membuka rapat-rapat pimpinan juga menunjukkan bahwa mereka memang tidak pernah siap atas partisipasi warga. Kalau warga akhirnya menampilkan meme karena rapat-rapatnya tidak becus ya tidak perlu ditakutkan. Apalagi dalam konteks partisipasi warga. Memberikan kritikan dan masukan melalui meme adalah hal yang wajar.
Tetapi menutup dan tidak mau mengupload video tersebut sama saja seperti sedang menutupi sesuatu. Alasan takut memecah belah adalah alasan yang aneh dalam konteks keterbukaan dan tranparansi yang dimaksudkan oleh Gubernur Anies. Padahal dalam kontek keterbukaan, tidak boleh ada alasan apapun untuk menutupi sesuatu.
Dan hal ini malah semakin mengukuhkan keyakinan saya dan banyak orang lain, bahwa Gubernur Anies hanyalah seorang pembual. Bak pinang dibelah dua dengan wakilnya yang juga seorang pembual. Akhirnya Jakarta hanya jadi negeri para pembual dan bedebah. Mempermainkan kata-kata kosong penuh kemunafikan.
Jadi, kalau mau mengundang siapakah orang yang pantas berbicara mengenai transparansi dan keterbukaan, maka Ahok adalah orangnya. Bukan hanya karena dia BTP (Bersih, Transparansi, dan Profesional), tetapi juga karena dia benar-benar menerapkannya dalam sistem birokrasi di Jakarta.
Dan yakinlah, siapa yang memilih Gubernur Anies, sikap dan karakternya tidak akan jauh dari yang dipilihnya. Tidak percaya?? Tanya saja sama Gubernur Anies yang punya teori tersebut.
Salam Pembual.