Perjuangan Presiden Jokowi tidak akan pernah habis-habisnya untuk mensejahterakan rakyat Indonesia di luar Pulau Jawa. Presiden Jokowi yang maju menjadi capres 2014 memang digadang-gadang akan melakukan banyak perubahan bagi Indonesia. Salah satunya adalah saat Presiden Jokowi menjanjikan pembangunan dari pinggir Indonesia.
Janji tersebut dibuktikannya dengan memperbaiki pos-pos perbatasan dan juga jalan-jalan di perbatasan Indonesia. Presiden Jokowi juga membangun daerah-daerah di luar Pulau Jawa dengan sangat massif. Ada pelabuhan yang dibangun, jalan, bandara, dan juga bendungan. Semua kini menikmati kue APBN dengan sangat adil.
Presiden Jokowi memang ingin supaya semua bisa merasakan hal yang sama. Itulah mengapa Presiden Jokowi terus mengusahakan pembangunan di luar Pulau Jawa. Bahkan Presiden Jokowi melakukan terobosan dengan program BBM 1 harga di seluruh Indonesia. Masyarakat Papus yang harga BBM bisa sampai puluhan ribu per liter kini bisa tersenyum dengan terobosan ini.
Presiden Jokowi memang sangat fokus dalam memperhatikan Papua. Presiden Jokowi sadar bahwa tnpa melakukan perhatian dan pembangunan di Papua, maka akan sangat sulit menghentikan gerakan separatis dan juga sinisme terhadap pemerintahan pusat. Jika sebelumnya banyak yang berjanji akan membangun Papua tetapi hanya janji kosong, maka kini Presiden Jokowi menunjukkan bahwa Papua benar-benar dibangun.
Yang terbaru adalah Presiden Jokowi memastikan bahwa masyarakat Papua akan mendapatkan jatah 10 persen saham Freeport dari 51 persen divestasi yang didapatkan. Bayangkan berapa banyak uang yang akan didapatkan oleh masyarakat Papua. Dan pembagiannya saham 10 persen tersebut benar-benar mencerminkan keadilan.
Ya, dalam pembicaraan yang dilakukan oleh Menteri ESDM Iganasius Jonan, Gubernur Papua Lukas Enembe, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, Bupati Puncak Jaya Willem Wandik dan Staf Khusus Presiden soal Papua Lenis Kogoya, disepakati bahwa yang akan menerima saham tersebut adalah Kabupaten Puncak Jaya dan Mimika, serta masyarakat adat.
Munculnya jatah kepada masyarakat adat ini juga akan menjamin bahwa jatah saham freeport 10 persen akan sampai langsung kepada masyarakat di bawah tanpa takut adanya korupsi yang selama ini jadi momok di Papua. Banyak pembangunan gagal karena uang dikorupsi oleh para pejabatnya. Dengan ketentuan langsung dapat bagian masyarakat adat, maka tidak perlu lagi tidak ada yang dapat jatah.
Dapat 10 persen saham freeport adalah yang pertama dalam sejarah Papua dan ini hanya akan terjadi dalam kepemimpinan Presiden Jokowi. Masyarakat Papua yang dari dulu tidak mendapatkan jatah yang adil dari investasi freeport di tanah Papua kini mulai mendapatkan keadilan. Papua tidak lagi boleh hanya jadi lahan eksploitasi tetapi tidak menikmati hasil dari bumu Papua.
Hal ini tentu saja menjadi sebuah pencapaian yang luar biasa di era Presiden Jokowi. Ketika para lawan politik sibuk mengkritik Presiden Jokowi tidak tanya nama ikan tetapi kondisi rakyat, Presiden Jokowi malah sudah berbuat dengan janjikan 10 persen saham freeport. Ketika Presiden Jokowi dinilai tidak peduli kasus HAM, malah Presiden Jokowi sedang membangun Papua yang HAMnya banyak tidak diberikan.
Presiden Jokowi bukanlah pemimpin yang suka berdebat dan adu-adu pernyataan, tetapi dia adalah pemimpin yang suka berkerja. Dan hasil pencapaiannya itulah yang akan membungkam semua kritik dan sinisme yang disampaikan kepadanya.Jadi, ketika lawan politiknya sibuk berdemo dan naikkan elektabilitas capres abadi, Presiden Jokowi terus berkerja melayani rakyat Indonesia.
Benar kata orang bijak, teladan lebih kuat berbicara daripada perkataan. Dan Presiden Jokowi sudah sangat tepat dengan lebih memilih berkerja daripada meladeni bacot-bacot model Fadli Zon dan Fahri Hamzah. Kini, para lawan politik akan semakin sulit menjatuhkan Presiden Jokowi. Mau pakai isu mencla mencle gagal, diktator gagal, pro cina dan asing gagal, pro PKI juga gagal, anti Islam juga gagal. Mau isu apa lagi??
Presiden Jokowi memang sulit dibendung dan sulit dikendalikan. Dia tidak perlu pakai cara-cara politik busuk demi meraih kekuasaan. Dia hanya perlu melakukan strategi tepat untuk menyerang dan saat yang tepat untuk bertahan. Apalagi strategi lawan politiknya akan sama dengan cara yang dipakai saat menjatuhkan Ahok. Mereka akan gunakan isu anti Islam dan demo besar-besaran.
Karena memang benar kata Ahok, orang kalau sudah kalah bersaing, yang diandalkan hanya soal SARA saja lagi. Karena kalau berkompetisi menggunakan kapabilitas dan kemampuan, maka tidak akan bisa menang. Bayangkan saja kalau nanti yang bertarung adalah Prabowo dan Jokowi lagi?? Apa iya mau bertarung sehat?? Sudah pasti kalah Prabowo.
Karena itulah, saya mengajak kita untuk terus bersatu dan bersama-sama mewaraskan yang lain. Supaya kita tidak lagi kembali ke masa kegelapan, dimana kebodohan dan ketidakwarasan menguasai, tetapi kecerdasan dan kewarasan yang memimpin. Mari bergabung di Indovoices dan jadikan Jokowi dua periode.
Salam Dua Periode.