Dimana ada gula disitu ada semut. Dimana ada program atau proyek pakai APBD disitu para garong berkumpul. Dan itu tidak peduli apakah acaranya bersifat umum, sekuler maupun keagamaan. Para garong selalu mengintai mencari celah mendapatkan keuntungan. Apalagi namanya APBD sangat menggiurkan untuk diolah.
Hal ini tentu saja perlu didukung juga dengan sikap kepala daerah yang bisa konkalikong dan tidak terlalu tegas dalam hal penggunaan dana APBD. Kalau orangnya tegas dan sedikit-sedikit harus LPJ, sudah bisa diapstikan tidak ada yang berani mengerjakan program dan proyek tersebut. Soalnya bakal tidak dapat apa-apa. Kalau pun dapat hanyalah sewajarnya.
Nah, karena itulah saat kader Gerindra begitu bersemangatnya ingin mengurusi Natal bersama dan direncanakan di Monas, antena penuh kecurigaan saya langsung menangkap sinya keanehan. Bukannya suudzon, tetapi kalau melihat kader Gerindra semangat mengurusi sesuatu, rasanya sangatlah mustahil kalau bukan karena ada dananya. Apalagi dananya ini akan besar karena akan diadakan di Monas.
Itulah mengapa kader Gerindra yang juga adalah Ketua DPP Gerindra Bidang Agama Katolik, Haposan Paulus Batubara, terlihat hadir dan mengusulkan acara Natal akan diadakan di Monas. Bukannya organisasi umum seperti PGI atau yang lainnya, malahan yang datang adalah kadernya Gerindra beserta dedengkot Gerindra, Hasyim.
Mengenai sumber dana perayaan Natal ini, Gubernur Anies Baswedan sudah memastikan bahwa dana sepenuhnya berasal dari APBD. Mengenai berapa total biayanya belum bisa dipastikan oleh Gubernur Anies. Namun yang pasti, Natal di Monas alan diadakan tanggal 5 Januari berdasarkan pernyataan Kepala Badan Pengelola Keuangan Aset Daerah (BPAD) DKI Jakarta, Michael Rolandi.
Terus bagaimana mengestimasi jumlah dana yang dibutuhkan?? Gampang saja. Kalau Monas pada saat dipakai reuni 212 bisa menampung 7,5 juta orang, maka dana tinggal dikalikan saja 20 – 25 ribu per pax konsumsi. Didapatkan hasilnya antara 150 miliar – 187,5 miliar. Kebesaran dananya?? Ahh, bagi Jakarta ini mah uang kecil.
Tetapi apa iya benar segitu akan datang orang natalan?? Tentu tidak. Bukan hanya karena jumlah umat nasrani di DKI dan sekitarnya tidak sampai segitu, tetapi juga karena sudah ada seruan dari PGI terkait aksi natal di Monas ini. Apakah ampuh? Bisa iya bisa tidak. Tetapi mungkin saja natal ini akan tetap ramai. Mengapa?? Karena akan ada momennya PGI pun akhirnya luluh. Alasannya apalagilah kalau bukan …..
Tetapi terlepas apapun itu, yang pasti acara natal akan dibiayai oleh APBD dan acara akan tetap dilakukan di Monas. Mengapa harus tetap di Monas?? Karena tidak mungkinlah Gubernur Anies sudah mengatakan Monas untuk semua agama tetapi tidak direalisasikan dengan Natal di Monas. Dan hal ini menjadi sangat penting demi sebuah pencitraan.
Pencitraan Gubernur Anies sebagai sosok toleran menjadi sangat penting saat ini. Hanya mengandalkan alumni 212 tidak akan mungkin bisa membuat Gubernur Anies punya suara di tingkat nasional. Padahal, dia ngebet bisa nyapres sejak 2014. Kalau 2019 gagal nyapres lagi, mau dibawa kemana muka badaknya.
Jadi, masih yakin kalau mereka ini benar-benar mau natalan?? Mereka ini mah maunya nyadap APBD DKI. Jangan marah yah Kristen Gerindra.
Salam Natal.