Sudah setahun sejak kebodohan pertama dilakukan dengan mengklaim bahwa peserta yang hadir dalam aksi 212 ada sekitar 7 juta orang. Kini, dengan kebodohan yang dipelihara selama setahun dan bertumbuh tanpa batasannya, aksi reuni 212 diklaim melebih 7,5 juta orang. Kalau orang berilmu pasti akan tertawa mendengar pernyataan ini, tetapi orang yang bodoh dan nalarnya sudah digadaikan demo agama yang sudah dipolitikan, maka akan bangga.
Jangan heran, kalau banyak pemuda yang hadir dalam acara tersebut adalah orang-orang yang sudah dibodohi oleh agama politik. Dalam aksi 212 dan reuni 212 sangatlah jelas kita melihat bahwa yang sedang diperjuangkan tersebut bukanlah agama, melainkan politik. Dan hari ini, kenyataan itu kembali terbukti.
Dalam reuni 212, yang seharusnya jadi ajang (katanya) keagamaan, malah jadi ajang politik. Mulai dari Rizieq Shihab, Anies Baswedan, Amien Rais, Fadli Zon, dan Fahri Hamzah menyatakan kalimat-kalimat politiknya. Semua menyerang Jokowi, dan juga menyerang Ahok yang sudah berhasil mereka penjarakan.
Para pemuda yang sepertinya sudah dengan sangat baikdibodohi oleh para politisi dan juga pemuka agam politisi, akhirnya hanya jadi sebuah korban pembodohan politik. Mereka tampil gagah seperti sedang membela agama, tetapi ternyata hanya dijadikan pion untuk melanggengkan ambisi politik seseorang. Sedihnya, mereka yang berpanas-panasan, yang menikmati kekayaan adalah si pemodal.
Mereka senang karena dapat makan gratis, mungkin juga uang jalan dan bahkan cireng dan snack-snack gratis, tetapi setelah pulang dari acara, mereka tetaplah jadi bodoh dan semakin bodoh. Karena mereka tetap saja kembali kepada kehidupan mereka tanpa masa depan, sedangkan yang memodalin hidup dalam kelimpahan.
Miris memang kalau hal seperti ini terus terjadi. Pembodohan yang kalau dibiarkan hanya akan membuat semakin banyak garis kemiskinan. Dan kalau ini terus mereka pelihara, maka akan menjadi bom waktu menghancurkan Indonesia. Dan ini bukanlah masalah Presiden Jokowi seorang, ini adalah masalah kita bersama.
Klaim peserta melebihi 7,5 juta adalah sebuah klaim yang sangat bodoh dan menggelikan. Sudah pernah dibahas saat aksi pertama bahwa jumlah 7 juta saja tidak masuk akal, kini mereka memakai lagi jumlah yang lebih besar. Apa mungkin dihitung juga kutu yang ada di otak mereka yah?? Menghitung peserta kayak hitung kampret di dalam Gua yang gelap. Asal sebut angka saja.
Mendengar pernyataan tersebut, mereka seharusnya malu. Jualan mereka jelas sudah tidak laku. Yang hadir paling banter juga puluhan ribu. Kalau pun mau dilebih-lebihkan, tidak sampailah juga seperempat juta. Tetapi kalau hitungannya mau ngawur-ngawuran, saya pun bisa aja bilang yang hadir cuman ratusan. Mau dihitung ratusan saja??
Memang semakin hari semakin aneh saja kaum 212 ini. Mengklaim diri Islam dan yang lain musuh Islam, terus menganggap diri punya konsep negara yang paling benar, padahal kalau lihat negara yang lain sudah mulai terbuka. Ini jelas-jelas hanyalah aksi membuat kita menjadi bodoh dan menyebarkan kebodohan. Karena semakin banyak orang bodoh, maka semakin laku jualan politiknya.
Karena itu, mari kita semakin giat memerangi kebodohan. Karena dalam agama apapun tidak pernah ada diajarkan untuk menjadi bodoh supaya semakin beriman. Semua harus pintar dan cerdas, supaya beriman dalam pemahaman yang benar. Kalau beragama membuatmu jadi bodoh, maka pasti sedihnya Sang Penciptamu yang memberikan otak kepadamu.
Jadi, kalau menurut pandangan anda, berapa kira-kira jumlah peserta yang hadir?? Anggap saja ini tes kewarasan. Hehehe..
Salam Waras.