Hebat benar meman Anies-Sandi ini mengalihkan isu-isu besar untuk menenggelamkan sebuah isu penting yang sangat berbahaya dan sarat kepentingan. Ketika semua orang fokus pada anggaran dan TGUPP, Anies-Sandi bermain di tempat lain dan ini menurut saya sangatlah parah.
Mengapa parah? Karena ada rencana dan ini sudah dilakukan komunikasi, bahwa PT ISS Indonesia akan menjadi mitra Pemprov DKI dalam hal menangani 93.000 pekerja harian lepas (PHL) yang ada di lingkungan Pemprov DKI. Dan ini sudah didiskusikan antara ISS dan Sandiaga Uno.
Dan tahukah ini arahannya kemana?? Beginilah sangkutpautnya semua…
Dalam sebuah kesempatan saat terdengar isu mulai tidak sigapnya PPSU dan mulai berkurangnya jumlah personil PPSU, Gubernur Anies dengan sangat percaya diri mengatakan bahwa Jumlah petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum PPSU tetap dan bahkan gajinya akan ditingkatkan menjadi Rp3,8 juta per bulan.
Dalam pemikiran saya yang awam dan kolot ini, kalau gaji PPSU dinaikkan menjadi Rp. 3,8 Juta per bulan tetapi menjadi pekerja outsourcing di bawah PT ISS, itu sama saja dengan tidak naik gaji. Kalau menjadi pegawai outsourcing, gaji jelas akan dipotong untuk perusahaan outsourcing tersebut. Entah apalah potongan-potongannya.
Hal ini bukan sebuah kecurigaan tanpa dasar, kakak saya sudah bertahun-tahun jadi pegawa outsourcing. Gajinya dipotong oleh perusahaan Outsourcing tersebut. Ujung-ujungnya sih memang masih UMR, tetapi kalau tanpa outsourcing pasti gajinya akan semakin tinggi.
PHL di Jakarta dijadikan pegawai oursourcing adalah sebuah kemunduran. Karena di era Ahok, mereka ini tidak dijadikan pegawai outsourcing dan jaminan hidup layaknya dijamin oleh Pemprov bukan oleh perusahaan penyedia jasa outsourcing. Apalagi, menjadikan mereka pegawai outsourcing itu sama saja dengan menyamakan PHL Negeri dengan swasta.
Padahal masalah outsourcing ini sudah jadi masalah di dalam dunia perburuhan. Buruh sudah menolak sistem ini karena terjadi salah penerapan. Bayangkan saja, demi menghindari tanggung jawabnya terhadap nasib dan masa depan pekerja, banyak perusahaan akhirnya mengoutsourcingkan pekerjaan yang tidak masuk kategori bisa outsourcing.
Ketika para buruh ingin peraturan outsourcing dihapuskan, kini malah Anies-Sandi ingin menerapkan sistem outsourcing kepada para PHL. Apakah ini namanya mensejahterakan?? Kalau memang ingin mensejahterakan, seharusnya Pemprov mengelola PHL dengan baik dan berikan jaminan hidup layak. Ini malah dijadikan pegawai outsourcing.
Anies-Sandi memang semakin memperlihatkan bentuk asli mereka. Jika dulu berkampanye kepada rakyat miskin bahwa mereka berpihak kepada si miskin, kini semua sudah semakin nyata keberpihakan mereka. Mereka kini tidak lagi berpihak kepada yang miskin karena memang hanya dijadikan komoditas politik. Nyatanya mereka berpihak kepada pengembang dan perusahaan penyedia jasa seperti PT ISS ini.
Kasihannya kalau kita melihat sekarang kondisi Jakarta. Daging dari KJP terancam hilang gara-gara PMD ditarik. Kini, nasib PHL akan menjadi pegawai outsourcing yang gajinya tidak naik karena akan kena potong perusahaan outsourcing, Beginilah kalau memilih pemimpin tukang tipu. Mengaku beriman, ternyata hanya sebuah kemasan supaya tipu-tipunya laku.
Ya sudahlah.. Terimalah nasibmu PHL Jakarta. Kalau mau demo jangan lupa ajak saya.
Salam Outsourcing.