Menjalin komunikasi dengan semua Partai Politik memang selayaknya dilakukan oleh PDI Perjuangan yang sudah memastikan diri mendukung Jokowi untuk melanjutkan kepemimpinannya di Pilpres 2019. Karena itu, saat Ketua Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meminta waktu bertemu, maka dengan tangan terbuka PDIP menyambutnya. Tetapi keterbukaan PDIP untuk membuka komunikasi dengan Demokrat ini malah dijadikan promosi oleh Demokrat agar AHY dilirik jadi cawapres Jokowi.
Keinginan AHY berkomunikasi dan keterbukaan PDIP memang jadi kesempatan yang harus benar-benar dimanfaatkan oleh Demokrat menaikkan elektabilitas AHY. Apalagi dalam sebuah survei ditemukan fakta menarik, bahwa para pemilih Demokrat lebih banyak yang menginginkan Jokowi sebagai capres. Akankah Demokrat menjadikan Jokowi sebagai capres mereka? Syaratnya pasti harus AHY jadi cawapres.
Sadar bahwa momen ini akan dimanfaatkan oleh AHY dan Demokrat, Megawati dengan pengalamannya meresponi dengan sangat tepat. Ketika AHY yang dimajukan sebagai representasi klan Yudhoyono, maka yang diutus adalah Prananda Prabowo sebagai sesama anak. Apalagi Megawati pun pasti menginginkan anaknya selain Puan juga bisa terangkat.
Adalah Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Nurhayati Assegaf yang terlihat senang dengan terbukanya komunikasi dengan PDIP ini. Nurhayati juga bersyukur, dari tawaran PDIP tersebut untuk kemungkinan menyandingkan Jokowi dan AHY sebagai capres dan cawapres. Terlebih rekam jejak AHY juga dinilainya sudah cukup membanggakan.
“Kalau AHY dipercaya sebagai cawapres Pak Jokowi, tentu kami semua ikut mendukung. Namun yang jelas AHY-nya sendiri. Makanya saya menghargai karena Bu Mega sebagai Ketua Umum PDIP sudah mengutus Pak Hasto dan Prananda Prabowo untuk komunikasi dengan AHY,” katanya.
AHY jadi cawapres Jokowi memang kini akan menjadi kampanye Demokrat untuk menaikkan elektabilitas mereka. Bukti bahwa nama SBY kini sudah semakin sulit dijual untuk mendapatkan suara, kecuali mungkin di Pacitan kampung halamannya. Tingginya elektabilitas Jokowi dan kepuasan akan kinerja Jokowi membuat beberapa partai mengharapkan dapat limpahan suara.
Jadi, jangan heran kalau kita akan semakin sering mendengar berita bahwa AHY akan jadi cawapres Jokowi. Tetapi belum tentu itu benar adanya, karena bisa saja hal ini dilakukan untuk menarik minat kubu sebelah. Karena AHY mungkin saja bisa berpasangan dengan siapapun demi naikkan elektabilitasnya. Karena target AHY bukanlah tahun 2019, melainkan 2024. Karena tahun 2019 masih akan menjadi tahunnya Jokowi.
Demokrat ngarep AHY jadi cawapres Jokowi? Jangan terlalu berharap deh.
Salam Ngarep.