Saya sudah berkali-kali menyebutkan bahwa Rizieq Shihab tidak akan berani pulang kalau belum ada penetapan SP3 atau setidaknya dana besar untuk menggalang massa melumpuhkan bandara Internasional Soekarno Hatta. Karena tanpa itu, Rizieq sama saja menyerahkan dirinya masuk penjara, padahal dia memiliki kebebasan di Arab Saudi. Kebebasan yang bahkan dinikmatinya dengan jalan-jalan ke Turki.
Para pendukungnya yang terus saja meminta Rizieq pulang seperti sudah mati nalarnya dan seperti sudah sulit untuk bisa memahami kedua alasan ini. Pendukung yang saya maksud pastinya bukanlah gerombolan 212, melainkan FPI yang memakai nama 212. Ya, gerombolan FPI yang memang adalah basis massa utama Rizieq memakai nama Persaudaraan Alumni 212.
Mereka inilah yang bersikeras dan meyakini secara bersama-sama bahwa Rizieq akan pulang hari ini. Bahkan keyakinan mereka ditunjukkan dengan sebuah tiket kepulangan bernama Rizieq Shihab. Saya tentu saja tidak percaya, karena sampai tiket itu muncul, Presiden bahkan Kapolri tidak ada memberikan komentar. Hanya dari level Kapolda Metro yang memang punya kewenangan menahan Rizieq.
Pada akhirnya kuasa hukum Rizieq, Kapitra dan juga dari Presidium Alumni 212 mengurungkan niat untuk melakukan penjemputan Rizieq. Bahkan panitia penyambutan pun tidak ada menggerakkan massa untuk menyambut Rizieq. Malah yang tidak dapat informasi apapun dan hanya bermodalkan tiket, yang sudah dibantah Eggy sebagai Ketua panitia, ngotot datangi bandara.
Akhirnya mereka pun hanya dapat meringis malu dan kecewa karena Rizieq ternyata memang batal pulang. Kengototan dan keyakinan mereka akhirnya membuat mereka menjadi kumpulan orang yang sulit menerima kenyataan dan move on bahwa Rizieq lagi menikmati kebebasan di Arab Saudi sana.
Wajar memang FPI mendesak Rizieq untuk pulang. Karena dana mereka semakin seret dan pemakai jasa mereka sudah jarang dan bahkan tidak ada. Mlah sepertinya sudah diambil oleh presidium 212 yang merebut lahan perkerjaan mereka. Tetapi sayangnya, Rizieq malah mengatakan bahwa kepulangan hanyalah berdasarkn keinginannya.
“Karena harus menunggu bisyarah sehingga pulang di waktu yang tepat dan saya akan tetap istikharah mohon petunjuk Allah SWT agar dapat bisyarah dan bisa. Jika seluruhnya sudah dapat keputusannya, maka saya sendiri yang akan mengumumkan kepada Umat Islam di Indonesia tentang kepulangan saya insyallah,” tutur Rizieq.
Menyedihkan memang kalau melihat kelakuan mereka ini. Bahkan mereka pun sudah menyiapkan Pajero warna putih berpelat nomor B 1 FPI. Tetapi semuanya sia-sia. Keyakinan dan kengototan mereka tidak membuahkan apapun, karena sudah sejak awal mereka berpijak pada keyakinan dan kengototan yang salah.
Silahkan pulang FPI. Tidurlah nyenyak hari ini. Lupakanlah kejadian memalukan sekali lagi yang terjdi hari ini. Karena tidak semua keyakinan dan kengototan kita membuahkan hasil kalau Tuhan tidak menghendaki.
Salam Pedih.