Sebagai salah satu harapan anak-anak muda, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memang selalu jadi sorotan. Setiap kelakuan mereka akan menjadi pemberitaan karena partai ini adalah partai yang menyatakan diri sebagai partai anti korupsi dan anti intoleransi. Bagi partai baru, hal ini wajar saja diusung karena memang masih baru. Apalagi memang mereka mensyaratkan pengurus partai bukanlah mantan pengurus partai di tempat lain.
Tetapi benarkah akan benar-benar anti korupsi? Hanya waktu saja yang menjawabnya. Tetapi PSI memberikan banyak terobosan supaya mereka bisa dikontrol, salah satunya dengan mewajibkan para anggota legislatif mereka melaporkan setiap pendanaan yang diterima. Kalau masih ada yang korup mau bagaimana lagi, semua partai juga mengalami hal yang sama.
Namun, salah satu hal yang menurut saya perlu terus diperbaiki dari PSI adalah cara berkomunikasi mereka saat ditanya oleh Media. Mungkin karena memang ingin mempromosikan Tsamara Amany sebagai salah satu caleg, PSI terus menampilkan Tsamara. Tetapi sayangnya, hal tersebut akhirnya menjadi blunder. Tsamara yang masih muda secara usia dan mental melakukan kesalahan dengan membocorkan pembicaraan yang tidak harus disampaikan.
Tsamara blunder menyampaikan bahwa dalam pertemuan tersebut ada pembicaraan terkait pemenangan Pilpres. Berikut pernyataannya..
“Ya ada lah (pembahasan terkait pemenangan pilpres),” kata Tsamara kepada wartawan usai pertemuan.
“Kami tadi juga presentasi keberhasilan kami di medsos dan Pak Jokowi senang dengan hal itu. Karena Pak Jokowi sadar milenial presentasinya pada 2019 sangat besar,” kata Tsamara.
Meski memang ada, menurut saya hal tersebut tidaklah perlu dibukakan kepada media. Karena memang bukan pada tempatnya dan bukan pada waktunya. Hal yang berbeda dilakukan oleh Partai Perindo yang bertemu Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (5/3/2018). Perindo terlihat lebih matang dalam berkomunikasi.
Wajar memang kalau melihat kiprah Ketua Umum Perindo, Hary Tanoesoedibjo, yang sudah malang melintang dalam perpolitikan Indonesia. Dalam pernyataannya, Hary Tanoe tidak terjebak dengan pernyataan wartawan dan mengulangi kehebohan yang dilakukan oleh PSI.
“Jadi Beliau memberikan arahan. Saran-saran kepada kami sebagai partai baru peserta pemilu,” kata Hary Tanoe kepada wartawan, usai bertemu Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (5/3/2018).
“Beliau memberikan arahan supaya nanti dalam pelaksanaan pemilu, jurdil, jujur dan adil, tidak ada money politic. Semua yang baik tentu disampaikan oleh Beliau, untuk supaya kami ketahui,” kata Hary Tanoe.
Dan sebenarnya memang itulah yang disampaikan oleh Jokowi kepada setiap partai baru peserta Pemilu. Entah karena memang masih muda dan biasa melebaykan sesuatu, PSI menyampaikan informasi dengan cara yang berbeda. Sampai pada akhirnya orang harus memaklumkan karena memang masih anak-anak muda.
Entah bagaimana perasaan PSI disampaikan begitu, tetapi menurut saya itu bukanlah sebuah kebanggaan. Ibaratnya saat kecil kita lagi main dan ada adek kita mau ikut main kita perbolehkan tetapi jadi anak bawang. Kemudaan memang harusnya disertai kematangan karakter supaya tidak menjadi blunder lagi.
Syukurnya, ada salah satu pengurus PSI yang akhirnya sadar dan berterima kasih terhadap kritik yang disampaikan. Dan menurut saya itu adalah bukti Ahok tidak salah memilihnya. Ya, Rian Ernest menyampaikan hal tersebut di akun Twitternya.
Semoga PSI bisa berbenah. Dan biar ini jadi pelajaran dan menambah jam terbang supaya bisa lebih bijak lagi.
Salam Matang.