Ada-ada saja memang kerjaan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Sebagai pakar kata-kata dan pencitraan, Anies memang piawai memainkan setiap pernyataannya seolah-olah apa yang dilakukannya bermakna, padahal hanyalah sebuah kiasan tanpa makna. Lihat saja bagaimana dia menyebutkan bahwa rumah DP 0 Rupiah sudah ditepati hanya dengan groundbreaking.
Beberapa aksi pencitraan lain dilakukan. Mengatakan peduli becak dan akan meresmikan tetapi sampai sekarang tidak juga direvisi perdanya. Ada juga mengatakan penataan Tanah Abang ada dasar hukumnya tetapi setelah jalan 1,5 bulan baru ada instruksi Gubernur. Bagaimana bisa kebijakan sudah dilakukan baru dibuat instruksinya. Aneh.
Tidak berhenti dalam aksi pencitraan yang sudah-sudah, Anies kembali lagi melakukan pencitraan. Kali ini soal Kesetaraan bagi para penyandang disabilitas. Anies berencana membuat huruf braille dalam kartu nama para pejabat Pemprov DKI.
“Kami minta para pemilik kartu nama (pejabat) Pemprov (DKI) harus menggunakan huruf braille, sehingga kalau kami memperhatikan yang penyandang disabilitas, maka mereka yang tanpa disabilitas akan juga mendapatkan manfaatnya,” ujar Anies.
“Kita ingin pastikan bahwa Jakarta untuk semuanya bukan untuk sebagian,” kata Anies.
Apakah ini memang sebuah kebutuhan mendasar untuk mewujudkan Kesetaraan?? Bukankah seharusnya selain terobosan kartu nama tersebut ada terobosan bermakna lainnya?? Misalnya fasilitas mereka di ruang publik diperhatikan dan dijaga. Bukan sebaliknya, hak mereka dilanggar karena kepentingan satu golongan saja.
Misalnya seperti gambar ini..
Terlihat jelas bagaimana fasilitas disabilitas direbut oleh para PKL dengan difasilitasi oleh Anies-Sandi. Apakah ini yang namanya keseteraan bagi penyandang disabilitas?!
Kalau Anies memang ingin kesetaraan jangan soal-soal yang sepele. Sesuatu yang besar dan bermanfaat bagi mereka. Apalah arti ada huruf braille di kartu nama tetapi SKPD susah ditemui?? Karena hal yang paling esensi adalah para pejabat terkhususnya lagi Anies-Sandi bisa ditemui kalau warga ada keluhan. Kartu nama ada huruf braille tetapi disentuh aja tidak bisa, untuk apa Kesetaraan tersebut??
Anies memang Gubernur paling pintar dalam merangkai sebuah aksi sepele menjadi sebuah terobosan yang mengangkat Kesetaraan bagi para penyandang disabilitas. Kartu nama ada huruf braille, entah ilmu dari mana ide tersebut berasal. Sebuah terobosan kesetaraan yang paling menggelikan.
Hal ini sekali lagi membuktikan bahwa Jakarta hanya untuk keberpihakan bukan keadilan sosial.
Salam Disabilitas.